WEJANGAN LAKU HAKIKAT HIDUP: No.4 dan No.5
WEJANGAN LAKU HAKIKAT HIDUP: No.4
ADOH TANPA WINANGEN.
Dengan Tema: GALILAH RASA YANG MELIPUTI SELURUH TUBUHMU.
KARENA DI DALAM TUBUHMU. ADA FIRMAN TUHAN YANG BISA MENJAMIN HIDUP MATIMU DAN
DAPAT MENJAMIN DUNIA AKHERATMU ;
Oleh: Wong Edan Bagu.
PERBEDAAN KEBUDAYAAN DAN PERADABAN MENURUT PARA AHLI:
Kebudayaan dan peradaban adalah dua kata yang sampai
sekarang masih menjadi perdebatan di kalangan ahli. Pendapat pertama menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan dalam penggunaan istilah “kebudayaan” dan “peradaban”.
Sementara itu pendapat kedua menyatakan bahwa ada perbedaan terminologis antara
“kebudayaan” dan “peradaban”. Tulisan ini secara ringkas mencoba untuk
memberikan sedikit bahan untuk menjelaskan pandangan yang kedua tentang
“kebudayaan” dan “peradaban” sebagai istilah yang memiliki perbedaan secara
terminologis.
Ada beberapa ahli yang memberikan titik tekan berbeda
untuk menjelaskan konsep tentang kebudayaan dan peradaban. Ahli-ahli tersebut
antara lain Albion Small, Alfred Weber, dan Spengler. Bagi Albion Small
peradaban adalah kemampuan manusia dalam mengendalikan dorongan dasar
kemanusiaannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sementara itu, kebudayaan
mengacu pada kemampuan manusia dalam mengendalikan alam melalui ilmu
pengetahuan dan teknologi. Menurut Small, peradaban berhubungan dengan suatu
perbaikan yang bersifat kualitatif dan menyangkut kondisi batin manusia,
sedangkan kebudayaan mengacu pada sesuatu yang bersifat material, faktual,
relevan, dan konkret.
Namun demikian, berbeda dengan pandangan Small, Alfred
Weber justru memberikan pendapat yang berbeda. Menurut Alfred Weber, peradaban
mengacu pada pengetahuan praktis dan intelektual, serta sekumpulan cara yang
bersifat teknisyang digunakan untuk mengendalikanalam. Sedangkan kebudayaan
terdiri atas serangkaian nilai, prinsip normatif, dan ide yang bersifat unik.
Aspek peradaban lebih bersifat kumulatif dan lebih siap untuk disebar, lebih
rentan terhadap penilaian dan lebih berkembang daripada aspek kebudayaan.
Peradaban bersifat impersonal dan objektif, sedangkan kebudyaan lebih bersifat
personal, subjektif, dan unik.
Selain pandangan Small dan Weber yang cenderung bersifat
pada pemilihan istilah, ada pandangan yang lebih khas yang dikemukakan oleh
Spengler. Menurut pendapat saya, pendapat Spengler lebih mudah dicerna dan
dipahami. Pendapat ini senada dengan pendapat Theodorson yang menjelaskan
keterkaitan antara peradaban dan kebudayaan. Peradaban adalah kebudayaan yang
telah mencapai taraf tinggi atau kompleks. Spengler menyatakan bahwa peradaban
adalah tingkat kebudayaan ketika telah mencapai taraf tinggi dan kompleks.
Lebih lanjut lagi Spengler menyatakan bahwa peradaban adalah tingkat kebudayaan
ketika tidak lagi memiliki aspek produktif, beku dan mengkristal. Sedangkan
kebudayaan mengacu pada sesuatu yang hidup dan kreatif. Kebudayaan adalah
sebagai sesuatu yang “sedang menjadi” (it becomes), sedangkan peradaban adalah
sebagai sesuatu yang “sudah selesai” (it has been). Contoh dari peradaban
adalah bangunan-bangunan monumental seperti Borobudur, Piramida, Tembok Besar
Cina, serta berbagai hal monumental lain. Sementara itu contoh dari kebudayaan
antara lain makanan dan minuman, pakaian, dan berbagai hal yang masih memiliki
kecenderungan untuk terus berkembang.
He he he . . . Edan Tenan… Semoga Bermanfa’at dan
Berkah…. Salam Rahayu kanti Teguh Slamet Selalu
Ttd: Wong Edan Bagu
Pengembara Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://wongedanbagu.blogspot.com
WEJANGAN LAKU HAKIKAT HIDUP: No.5
ADOH TANPA WINANGEN.
Dengan Tema: GALILAH RASA YANG MELIPUTI SELURUH TUBUHMU.
KARENA DI DALAM TUBUHMU. ADA FIRMAN TUHAN YANG BISA MENJAMIN HIDUP MATIMU DAN
DAPAT MENJAMIN DUNIA AKHERATMU ;
Oleh: Wong Edan Bagu.
CARA MEMBACA YANG BAIK:
Membaca ? Banyak orang gemar membaca. Tapi, apakah cara
mereka sudah benar ? Oleh karena itu, saya menulis artikel ini yang bertopik “
Cara Membaca Yang Baik ”, yang saya dapat dari beragam sumber secara, lisan,
maupun tidak lisan. Berikut ini adalah cara-cara membaca yang baik.
1. Pastikan posisi membaca anda benar. Jarak buku bacaan
dengan mata kita kurang lebih 30 cm.
2. Konsentrasi .Kebanyakan kita menganggap bahwa
konsentrasi adalah pekerjaan berat dan sangat sulit dilakukan. Kita memiliki
suatu keyakinan bahwa hal tersebut susah untuk dilakukan. Padahal kalau kita
menyenangi sesuatu, katakanlah menonton konser musik band favorit kita atau
film di bioskop, maka kita akan dapat berkonsentrasi menikmati pertunjukan yang
berlangsung lebih dari dua jam. Kita ternyata dapat berkonsentrasi cukup lama
jika kita melakukan sesuatu yang kita senangi. Inilah pola pikir pertama yang
harus kita kembangkan untuk belajar berkonsentrasi.
3. Berikan coretan atau tulisan di bagian-bagian buku
yang kosong.Jika anda menulisnya di kertas, maka kertas itu bisa hilang. Jika
anda menulis di buku yang anda baca, maka tulisan anda akan terekam seterusnya.
Benak akan mencatatnya dalam-dalam, karena sesuatu yang anda tulis akan
diperlakukan oleh otak bawah sadar sebagai “penting” atau perintah untuk
memperhatikan hal yang anda tulis. Itulah kenapa, jika anda terus
mengulang-ulang menulis: “Aku Cinta Padamu” lama-lama anda tidak bisa tidak
akan mencintai diri sendiri dan dunia.
4. Catatlah coret-coretan anda di buku anda. Hal ini bertujuan
agar setiap anda membuka buku catatan anda anda akan ingat apa yang anda baca.
5. Baca kembali bacaan anda untuk memperkuat daya ingat
anda.
Membaca memanglah mudah dan menyenangkan. Selain untuk
menambah pengetahuan, membaca bisa menjadi hiburan. Di saat anda sedang bosan
ataupun sedih, anda bisa membaca buku, sehingga pikiran anda kembali segar…. He
he he . . . Edan Tenan… Semoga Bermanfa’at dan Berkah…. Salam Rahayu kanti
Teguh Slamet Selalu
Ttd: Wong Edan Bagu
Pengembara Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://wongedanbagu.blogspot.com
Post a Comment