WEJANGAN LAKU HAKIKAT HIDUP: No.1
ADOH TANPA WINANGEN.
Dengan Tema: GALILAH RASA YANG MELIPUTI SELURUH TUBUHMU.
KARENA DI DALAM TUBUHMU. ADA FIRMAN TUHAN YANG BISA MENJAMIN HIDUP MATIMU DAN
DAPAT MENJAMIN DUNIA AKHERATMU ;
Oleh: Wong Edan Bagu.
ANTARA BENAR DAN SALAH, MAU ATAU TIDAK.. Luurr?!!.
Ketika sebuah persepsi menempel di kepala kita, itulah
pilihan yang sudah kita ambil. Repotnya, tidak selamanya keputusan kita ini
berdasarkan kenyataan yang ada. Apalagi jika ditambah dengan pengalaman kita
sebelumnya dalam berhubungan dengan orang tersebut. Sekali menipu, selamanya
penipu demikian jalannya otak kita. Sekali jahat, selamanya kamu jahat ! Sekali
berbohong, dua tiga kali akan terjadi lagi. Parahnya, tindakan negatif terhadap
pribadi kita ternyata lebih dalam pengaruhnya terhadap persepsi yang sudah kita
bangun. Ketika kita mempunyai pilihan untuk melanjutkan hubungan tersebut atau
tidak maka dengan mudah kita dapat mengambil keputusan. Sebaliknya jika tidak
ada pilihan, maka terpaksa kita hidup dengan persepsi yang belum tentu benar.
Contohnya ? Apa lagi jika bukan pekerjaan kita ?
Delapan jam sehari kita tidur, dan delapan jam sehari
juga kita berada di tempat kerja kita. Setiap hari kita berbicara dengan rekan
kerja kita, dipanggil atasan kita, dan memerintah bawahan kita. Sebagian dari
mereka kita sukai karena ramah, ringan tangan, dan lucu. Lebih dari separuhnya
kita benci karena mereka sok tau, tukang perintah, dan suka menjegal ! Kadang,
dengan senang hati kita berbicara dengan mereka dan lebih sering kita
berkomunikasi karena membutuhkan mereka. Semuanya telah kita cap sebagai
“teman”, “lawan”, dan “tidak jelas.”
“Lawan” adalah rekan kerja yang harus kita singkirkan dan
jauhi. Masalahnya jika lawan kita tersebut adalah atasan kita maka tidak ada
sesuatu yang dapat kita lakukan….wah…gawat dong! Iya…nek satu level sih
gampang….gak usah dianggap dan ditanggapi. Pokok’e ojok ganggu aku dan aku gak
bakalan ganggu kamu. Sak karep-karepmu dewe ! Tapi ini bos kita….wah…mau gimana
lagi ? Bukan aku yang bisa menyingkirkan dia, tetapi dia yang bisa
menyingkirkan diriku ini. Parahnya…..hak untuk memiliki persepsi ini bukan
hanya hak saya seorang, atasan kita juga bisa membentuk persepsinya sendiri.
Dan pilihan untuk berpresepsi negatif atau positif terhadap diriku menentukan
karier pekerjaanku. Apakah yang harus saya lakukan ? Berikan saya jalan keluar
pak WEB ? Tolonglah….diriku yang sedang dilanda kekalutan ini….akan kuberikan
apa saja….(sungguh??? Everything ? Semuanya….??? Segalaaanya) . . .
(wakakakakak….. Edan Tenan)
Jawaban singkatnya adalah ganti persepsi negatif bos anda
menjadi positif. Hah ? Boro-boro ? Wong aku aja gak iso merubah persepsi
negatif terhadap bosku, kok malahan disuruh merubah persepsi atasanku tentang
diriku ? Wes…wes….mari…mari….gak usah dilanjutno….gak masuk akal blas pak WEB!!
Dasar Wong Edan Bagu… sejare dewe….wek
Iya….memang betul berbicara itu mudah dibandingkan dengan
bertindak. Dan tidak mudah untuk merubah persepsi kita mengenai seseorang.
Lebih susah lagi merubah persepsi seseorang tentang diri kita. Tetapi jika kita
tahu rahasianya bahwa persepsi itu adalah sebuah dugaan yang tidak berdasarkan
fakta maka kita bisa membuatnya menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Jika
pesepsi bos kamu itu raja telat, maka buatlah daftar absen anda lima menit
lebih pagi dan lima menit lebih lama waktu pulang. Jangan lupa, tunjukkan muka
culun anda kepadanya (alias ngatok!) setiap masuk dan keluar kerja. Lakukan
dengan disiplin dan teratur ! Dengan cara ini anda menunjukkan bahwa persepsi
atasan anda salah. Jika ada satu persepsi yang salah, maka si bos pelan – pelan
akan membuka selubung persepsinya mengenai diri anda. Begitu satu persepsi
terpatahkan, maka persepsi negatif lainnya akan mulai dipertanyakan dalam otak
si bos. Bener nggak ? Betul atau nggak yaa omongannya si A tentang kamu ? Masa
sih dia seperti itu ? Padahal tak liat dengan mata kepalaku sendiri nggak
seperti yang diomongkan ? Hmm….mungkin saya perlu membuktikan beberapa hal
lagi….
Nah inilah kelemahan sebuah persepsi. Memang persepsi itu
lemah karena tidak berdasarkan kenyataan. Begitu kenyataan yang terjadi
bertentangan dengan persepsi yang ada, maka yang menang adalah yang kelihatan !
Permasalahannya adalah kebanyakan orang melupakan unsur waktu dan kepribadian.
Ada atasan yang bisa merubah persepsinya secara mendadak dan ada juga pimpinan
yang memerlukan bukti, bukti, bukti, dan bukti lebih lanjut. Kemudian, dari
sisi kita sendiri sering menyerah karena tidak ada perubahan yang signifikan.
Padahal kenyataan yang ada adalah terlalu sering kita berhenti lebih cepat.
Sebuah buku yang pernah saya baca mengatakan bahwa :
Di awal pekerjaan, kita begitu bersemangat dan
menggebu-gebu
Di pertengahan, kita mulai kelelahan dan meragukan
pekerjaan kita
Di titik 90% perjalanan kita mengalami dilema dahsyat
mengenai berhenti mencoba dan berusaha
Berpikir Positif atau positive thinking
Jikalau Om Thomas Alfa Edison berhenti memecahkan lampu
yang ke 9.998 maka kita tidak akan bisa menikmati terangnya malam hari. Hanya
kurang 1 lampu lagi dia berhasil ! Sungguh sayang bukan ? Masalah sebenarnya
yang kita hadapi dengan persepsi adalah mau atau tidak terus mencoba ? Toh
tidak ada lampu yang harus kita pecahkan !
Terlalu sering kita berusaha untuk merubah apa yang tidak
dapat kita rubah dan terlalu jarang kita merubah apa yang dapat kita rubah,
yaitu diri kita ! Saya yakin perubahan itu tidak dimulai dari orang lain
melainkan dari diri kita terlebih dulu. Begitu kita merubah persepsi kita, maka
sikap kita dengan sendirinya akan berubah. Perubahan diri kita pada akhirnya
akan merubah persepsi orang mengenai kita dan ujung-ujungnya merubah sikap
mereka terhadap diri kita ! Ingatlah, persepsi hanyala sebuah pilihan. Pilihan
untuk berpikir positif atau berpikir negatif…. Hayooo… He he he . . . Edan
Tenan… Monggo di pikir ya Lurr…. Semoga Bermanfa’at dan Berkah…. Salam Rahayu
kanti Teguh Slamet Selalu
Ttd: Wong Edan Bagu
Pengembara Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://wongedanbagu.blogspot.com
Post a Comment