WAHYU MAKUTOROMO:
WAHYU MAKUTOROMO:
(Kisah ini tidak dikomersilkan, kisah ini di abadikan
untuk melestarikan kisah budaya bangsa, disunting ulang oleh Hidayat
11-10-2008; disadur dari arsip pustaka Jurusan Pedalangan ISI Surakarta, dan
didukung oleh PT. Karya Niaga Bersama). Dan di Abadikan sebagai Agenda.
Oleh:
Wong Edan Bagu (Djaka Tolos)
Putera Rama Tanah Pasundan
Jakarta Sabtu 15 Nov 2014
Cerita ini adalah cerita masa pewayangan yang
dilatarbelakangi bencana/malapetaka yang terus menerus terjadi di Negeri
Astina, untuk mengatasi malapetaka tersebut hanya bisa diobati dengan Wahyu
yang bernama Wahyu Makutoromo yang berisi Hastabrata, yaitu wahyu yang
diperoleh dari wangsit Begawan Kesawasidi di Pertapaan Kutarungggu, yang akan
diberikan kepada seseorang yang berhak menerimanya, dan bukan muridnya sendiri.
Cerita ini padat dengan tauladan kasih sayang yang bisa mewujudkan perdamaian
dunia (memayu hayuning bawana) dan melibatkan hampir semua tokoh pewayangan
populair.
Berikut cuplikanya:
Karena malapetaka yang berkepanjangan yang melanda Kerajaan
Astina maka Duryudana menggelar sidang bersama Durna, Sengkuni, Karna,
Kartamarma. Durna dan Sengkuni mempunyai perbedaan pandangan tentang bencana
yang terjadi. Karna menengahi persoalan ini dalam pendapatnya bahwa bencana ini
terjadi karena cobaan dewata. Karena Karna telah mendengar akan turunnya Wahyu
Makutoromo akan bisa mengobati malapetaka yang melanda, maka berangkatlah Karna
mencari wahyu tsb ke Kutarunggu diiringi para Kurawa dibawah pimpinan Haryo
Sengkuni.
Sementara itu di pertapaan Kutarunggu Begawan Kesawasidi
bersama Anoman, Gajah Situbanda, Naga Kuwara, Garuda Mahambira dan Yasendra
Jahjalwreka. Mereka membicarakan intisari pengetahuan yang disebut Makutarama,
yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan cinta kasih dan perdamaian dunia. Kesawasidi
dan para muridnya tengah memikirka kira-kira siapa orang yang berhak menerima
Wahyu Makutoromo.
Setelah tiba di pertapaan Kutarunggu Karna bermaksud
menemui Begawan Kesawasidi dan meminta wahyu Makutoromo, belum sempat bertemu
para kurawa di hadang Anoman dan kawan-kawan dan terjadilah perkelahian. Karena
marah dan emosi bercampur tersinggung Karna melepaskan senjata andalan bernama
Wijayandhanu untuk menyingkirkan murid-murid Kesawasidi. Oleh Hanoman/Anoman
yang kesohor kesaktian dan tidak bisa mati maka senjata Karna di tangkap dan
diserahkan kepada Begawan Kesawasidi. Karena kehilangan senjata andalannya
Karna lemas tak berdaya dan depressi kemudian dibawa pergi bersama Bala Kurawa.
Dilain waktu ditengah hutan Rombongan Arjuna yang
diiringi Semar, Petruk, Bagong tengah berjalan menuju pertapaan Kutarunggu
juga. Ditengah sebuah hutan rombongan ini dihadang rombongan raksasa para
prajurit Wibisana dari pertapaan Candramanik tetapi akhirnya raksasa itu bisa
dikalahkan. Setelah sampai di Kutarunggu Arjuna di hadang oleh murid-murid
Begawan Kesawasidi. Karena melihat teman-temannya tak berdaya maka Anoman
bergegas menghadapi Ksatria Madukara namun di tengahi Semar. Akhirnya Anoman
bersedia membawa Arjuna menghadap Begawan. Pertemuan Arjuna dan Begawan
membicarakan tentang intisari pengetahuan yang disebut Hastabrata yaitu
pengertian yang dibangun dari 8 konsep meliputi perwatakan : Api, Air, Bumi,
Angin, Samudra, Bintang, Rembulan , Matahari. Menurut Begawan , Wahyu
Makutoromo ini bisa untuk mengobati malapetaka yang terjadi dan bisa mewujudkan
perdamaian dunia. Dengan mantap Arjuna mendapatkan petuah dari Kesawasidi.
Kemudian pendeta itu menitipkan panah Wijayandanu kepada Arjuna agar diserahkan
lagi kepada Karna . Arjuna kemudian pamit pergi ke Astina dan Kesawasidi
berubah jadi Kresna.
Sementara itu di Padepokan Madukoro, para isteri gelisah
semenjak di tinggal pergi Arjuna. Sembadra sebagai istri terkasih Arjuna pergi
dari Madukara dengan menyamar sebagai seorang laki-laki bernama Bambang
Sintawaka. Diperjalanan Sintawakan dihadang oleh Para Kurawa dan diajak
bergabung mencari Arjuna yang dikabarkan sudah memperoleh Wahyu Makutoromo.
Di Negara Amarta para petinggi meliputi Prabu Puntadewa,
Bima, Nakula, Sadewa menerima kunjungan Kresna dan mewartakan bahwa Arjuna
tengah berada di Kutarunggu selanjutnya Bima di perintahkan pergi ke sana.
Ditengah perjalanan Bima berjumpa dengan Arwah Penasaran yaitu Arwah Kumbakarna
sang Ksatria Agung pembela tanah airnya, yang mati tidak sempurna dan tinggal
di pepohonan hutan, kepenasaran ini terjadi ketika Kumbakarna sebagai Adik
Rahwana/Dasamuka yang gara-gara mencuri Dewi Shinta istri Shree Rama gugur
dalam perang melawan Anoman dalam kisah (Anoman Obong- Ramayana, akan
diartikelkan berikutnya) Ketidak sempurnaan arwah harus menempuh jalan
kesempurnaan dengan pengabdian kepada orang yang masih hidup dan terjadilah
perkelahian , akhirnya Arwah Kumbokarno masuk ketubuh/mengikut ketubuh Bima
atau nama lainya :Werkudara, Brotoseno, Jagalabilawa, dll.
Didaerah yang lain para kurawa dan Sintawaka bertemu
Arjuna dan terjadi perkelahian, karena Arjuna lebih sakti maka Sintawaka di
rubah wujud aslinya sebagai Dewi Sembadra dan serta merta Arjuna memberikan
Pusaka Wijayandanu kepada Karna dan seketika itu Karna merasa bersyukur dan
senang pusakanya telah kembali kemudian lupa tugasnya untuk mendapatkan wahyu.
Akhirnya Arjuna berkumpul kembali bersama istri , anak dan saudaranya dan
bersyukur kepada Tuhan atas kesuksesan mendapatkan Wahyu Makutoromo, dan
menghentikan malapetaka di Negeri Astina.
(Kisah ini tidak dikomersilkan, kisah ini di abadikan untuk
melestarikan kisah budaya bangsa, disunting ulang oleh Hidayat 11-10-2008;
disadur dari arsip pustaka Jurusan Pedalangan ISI Surakarta, dan didukung oleh
PT. Karya Niaga Bersama). Dan di Abadikan sebagai Agenda Oleh: Wong Edan Bagu
(Djaka Tolos)
Semoga; Artikel
ini... Dapat bermanfaat bagi kita semuanya. Sebagai wawasan dan tambahan pengalaman.
Salam kasih damai nan bahagia selalu kanti Teguh Rahayu Slamet Berkah Selalu dari saya untukmu sekalian yang terberkahi
Allah Ta’ala. Amiin dan Terima kasih.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment