TUJUH (7) KEBIASAAN MANUSIA YANG SANGAT EFEKTIF:

Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan

Kebiasaan 1 : Jadilah Proaktif.
Bersikap proaktif adalah lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif artinya
bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri (di masa lalu, di masa sekarang, maupun di masa
mendatang), dan membuat pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai
ketimbang pada suasana hati atau keadaan. Orang-orang proaktif adalah pelaku-pelaku
perubahan dan memilih untuk tidak menjadi korban, untuk tidak bersikap reaktif, untuk tidak
menyalahkan orang lain. Mereka lakukan ini dengan mengembangkan serta menggunakan
keempat karunia manusia yang unik – kesadaran diri, hati nurani, daya imajinasi, dan
kehendak bebas – dan dengan menggunakan Pendekatan Dari Dalam Ke Luar untuk
menciptakan perubahan. Mereka bertekad menjadi daya pendorong kreatif dalam hidup
mereka sendiri, yang adalah keputusan paling mendasar yang bisa diambil setiap orang.

Kebiasaan 2 : Merujuk pada Tujuan Akhir.
Segalanya diciptakan dua kali – pertama secara mental, kedua secara fisik. Individu,
keluarga, tim, dan organisasi, membentuk masa depannya masing-masing dengan terlebih
dulu menciptakan visi serta tujuan setiap proyek secara mental. Mereka bukan menjalani
kehidupannya hari demi hari tanpa tujuan-tujuan yang jelas dalam benak mereka. Secara
mental mereka identifikasikan prinsip-prinsip, nilai-nilai, hubungan-hubungan, dan tujuantujuan
yang paling penting bagi mereka sendiri dan membuat komitmen terhadap diri sendiri
untuk melaksanakannya. Suatu pernyataan misi adalah bentuk tertinggi dari penciptaan
secara mental, yang dapat disusun oleh seorang individu, keluarga, atau organisasi.
Pernyataaan misi ini adalah keputusan utama, karena melandasi keputusan-keputusan
lainnya. Menciptakan budaya kesamaan misi, visi, dan nilai-nilai, adalah inti dari
kepemimpinan.

Kebiasaan 3 : Dahulukan yang Utama.
Mendahulukan yang utama adalah penciptaan kedua secara fisik. Mendahulukan yang utama
artinya mengorganisasikan dan melaksanakan, apa-apa yang telah diciptakan secara mental
(tujuan Anda, visi Anda, nilai-nilai Anda, dan prioritas-prioritas Anda). Hal-hal sekunder
tidak didahulukan. Hal-hal utama tidak dikebelakangkan. Individu dan organisasi
memfokuskan perhatiannya pada apa yang paling penting, entah mendesak entah tidak.
Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang utama.

Kebiasaan 4 : Berpikir Menang/Menang.
Berpikir menang/menang adalah cara berpikir yang berusaha mencapai keuntungan bersama,
dan didasarkan pada sikap saling menghormati dalam semua interaksi. Berpikir
menang/menang adalah didasarkan pada kelimpahan – “kue” yang selamanya cukup,
peluang, kekayaan, dan sumber-sumber daya yang berlimpah – ketimbang pada kelangkaan
serta persaingan. Berpikir menang/menang artinya tidak berpikir egois (menang/kalah) atau
berpikir seperti martir (kalah/menang). Dalam kehidupan bekerja maupun keluarga, para
anggotanya berpikir secara saling tergantung – dengan istilah “kita”, bukannya “aku”.
Berpikir menang/menang mendorong penyelesaian konflik dan membantu masing-masing
individu untuk mencari solusi-solusi yang sama-sama menguntungkan. Berpikir
menang/menang artinya berbagi informasi, kekuasaan, pengakuan, dan imbalan.

Kebiasaan 5 : Berusaha untuk Memahami Terlebih dulu, Baru Dipahami.
Kalau kita mendengarkan dengan seksama, untuk memahami orang lain, ketimbang untuk
menanggapinya, kita memulai komunikasi sejati dan membangun hubungan. Kalau orang lain
merasa dipahami, mereka merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri, sehingga
peluang untuk berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan mudah.
Berusaha memahami ini menuntut kemurahan; berusaha dipahami menuntut keberanian.
Keefektifan terletak dalam keseimbangan di antara keduanya.

Kebiasaan 6 : Wujudkan Sinergi.
Sinergi adalah soal menghasilkan alternatif ketiga – bukan caraku, bukan caramu, melainkan
cara ketiga yang lebih baik ketimbang cara kita masing-masing. Memanfaatkan perbedaanperbedaan
yang ada dalam mengatasi masalah, memanfaatkan peluang. Tim-tim serta
keluarga-keluarga yang sinergis memanfaatkan kekuatan masing-masing individu sehingga
secara keseluruhannya lebih besar seperti ini mengenyampingkan sikap saling merugikan (1
+ 1 = 1/2). Mereka tidak puas dengan kompromi (1 + 1 = 1 ½), atau sekedar kerjasama (1 + 1
= 2). Melainkan, mereka kejar kerjasama yang kreatif (1 + 1 = 3 atau lebih).

Kebiasaan 7 : Mengasah Gergaji.
Mengasah gergaji adalah soal memperbaharui diri terus-menerus dalam keempat bidang
kehidupan dasar: fisik, sosial/emosional, mental, dan rohaniah. Kebiasaan inilah yang
meningkatkan kapasitas kita utnuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan efektif lainnya. Bagi
sebuah organisasi, Kebiasaan 7 menggalakkan visi, pembaharuan, perbaikan terus-menerus,
kewaspadaan terhadap kelelahan atau kemerosotan moral, dan memposisikan organisasinya
di jalan pertumbuhan yang baru. Bagi sebuah keluarga, Kebiasaan 7 meningkatkan
keefektifan lewat kegiatan-kegiatan pribadi maupun keluarga secara berkala, seperti
membentuk tradisi-tradisi yang merangsang semangat pembaharuan keluarga.

Rekening Bank Emosional;
Rekening Bank Emosional mencerminkan tingkat kepercayaan dalam suatu hubungan.
Seperti rekening keuangan di Bank, kita memasukkan simpanan ke atau melakukan penarikan
dari rekening ini. Perbuatan-perbuatan seperti berusaha untuk memahami terlebih dulu, sikap
murah hati, menepati janji, dan bersikap setia walaupun orang yang bersangkutan tidak hadir,
meningkatkan saldo kepercayaan. Tidak murah hati, melanggar janji, dan bergosip tentang
seseorang yang tidak hadir, mengurangi atau bahkan menghapuskan kepercayaan dalam suatu
hubungan.

Paradigma;
Paradigma adalah cara masing-masing orang memandang dunia, yang belum tentu cocok
dengan kenyataan. Paradigma adalah petanya, bukan wilayahnya. Paradigam adalah lensa
kita, lewat mana kita lihat segalanya, yang terbentuk oleh cara kita dibesarkan, pengalaman,
serta pilihan-pilihan kita selama ini. Semoga Bermanfa’at.... Salam Rahayu kanti Teguh Slamet Berkah Selalu.
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan

http://webdjakatolos.blogspot.com