TINGKATAN-TINGKATAN ILMU: Bagian.2
TINGKATAN-TINGKATAN ILMU: Sambungan dari Bagian.1
Oleh: Wong Edan Bagu.
(PRTP)
Cirebon tgl 09-10-2003
Oleh karena itu lalu ada pendapat bila Allah dan Umat itu
dua (Allah,Umat), ada yang mengatakan Allah dan Umat itu satu (Esa); Datnya
sama, geraknya sama, Hakikatnya sama, karena semua sama-sama yang menguasai dan
yang dikuasai, lalu diartiikan satu Dat Allah. umpama Siti itu bisa merubah
diri apa saja, Dat Siti sama geraknya dengan Siti, tetapi Siti sulit untuk
menyebut badannya sendiri, seolah-olah bertanya kepada diri sendiri “dari mana
asalnya ini?”. Jadi keterangan kepercayaan Wihdatul Wujud asal dari satu DAT
bisa menjelma apa saja.
Mempelajari Pelajaran (Wedaran Wirid – Jawanya) Bab Sifat
20 itu memang sulit, karena yang diterangkan tentanng mengenai Allah (Tuhan),
jadi memang sebenarnya para leluhur dizaman dahulu memikirkan tentang yang
sangat sulit, karena memikirkan kalau salah menerima bisa membahayakan hidupnya
sendiri dan masyarakat umum.
Almarhum Mahatma Gandhi (India) sangat memuji kepada
kepribadian Nabi Muhammad SAW, karena satu tujuan yaitu menyembah kepada Satu
Allah, kalau dilihat kepercayaannya, Mahatma Gandhi itu pujangga Budha, dan
Nabu Muhammad penyebar Agama Islam. Kalau difikir tujuan Mahatma Gandhi tentang
Tuhan (Allah) adalah satu, hanya beda nama tetapi tujuan sama.
Pujangga Islam Syeh M. Abdul pernah berteman dengan
pujangga Kristen Graaf leo Tolstoy, dan berpendapat Nabi Muhammad SAW tidak
beda dengan Mahatma Gandhi. Menurut surat-surat M. Abdul dan Tolstoy sama-sama
mempercayai agamanya masing-masing. Adanya hubungan tadi hanya menyatukan tekat
yang dikatakan MONOTHISME, artinya menentukan Allah itu Satu utuh (Esa). dari
contoh-contoh itu lalu jelas Kitab Allah itu bahwa walaupun beda namanya tetapi
sama tujuannya, yaitu menetapkan Allah itu satu (Monothisme). Beda keterangan
yang terdapat pada kitab-kitab tadi yaitu :
• Agama Islam; Allah – Sifat 20;
• Agama Kristen; Trimurti – Tuhan Rama;
• Agama Budha; Tuhan Trimurti sang Budha.
Semua itu hanya sebagai pedoman, artinya untuk contoh
jalannya ilmu pengetahuan, lalu ada pendapat yang berbeda-beda, itu dapat dari
turun temurun, Allah mengutus para Nabi, penganutnya sama-sama meyakini ajaran
Nabi Musa pada zaman itu, dan sampai sekarang tetap tidak setuju dengan
pendapat lain, karena dihati yakin terhadap ajaran Nabi Musa yang dianggap
benar;
• Ajaran Nabi
musa yang utuh terdapat 10 (sepuluh) ajaran, dan pada zaman dahulu masyarakat
belum seperti sekarang kemajuannya, turun temurun penganutnya sama-sama
membenarkan ajaran Nabi Musa, dan sampai sekarang tidak setuju pada agama lain,
karena ajaran Nabi Musa dinggap paling benar.
• Ajaran Nabi Isa
itu menjadi ukuran masyarakat zaman dahulu sampai sekarang, turun temurun tetap
menjadi kepercayaan (dianut).
• Ajaran Nabi
Muhammad SAW, begitu juga membenarkan pada ajaran-ajaran Nabi-nabi, walaupun
beda-beda tempat dan kemajuan cara berfikir, ajaran-ajaran tetap bertekad
membenarkan Allah itu satu (Esa).
Bila demikian adanya keterangan 3 macam bisa disimpullkan
dengan menurunkan kitab-kitab perantaraan Nabi-nabi Allah, menilai keadaan
masyarakat bahwa Al-Qur’an itu kitab yang diturunkan untuk menutup segala
kitab-kitab yang diturunkan, dengan isinya yang lengkap dan meliputi politik, ekonomi,
bermasyarakat, pernikahan, hukum tata negara dan lain-lain, dan semua yang
terpenting Al-Qur’an itu sifatnya Allah.
Seketika ada pertanyaan begini; “jika semua agama-agama
itu kemauan Allah, kenapa baru sekarang menyatunya agama. Jawaban dari pertanyaan
itu benar atau salah dinyatakan di Surat Al-hajj : 67 ;
“Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan Syari’at
tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu
dalam urusan (syari’at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya
kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus.”
Keterangan dari ayat diatas begini; Agama contoh
peraturan yang dikehendaki oleh Tuhan (Allah), intisarinya menuju yang benar,
walupum agama tadi harus ditaati, walaupun lebih tua (lebih dahulu mencul) atau
lebih tebal kitabnya, semua perintah menurut orang zaman dahulu tetap benar
(lurus), yang membenarkan adalah orang yang sudah maju, menurut pendapat pasti
benar untuk orang dizaman dahulu, walupun dikotak-katik (diubah-ubah) tetap
benar (lurus), walupun yang membenarkan itu orang dizaman sekarang, Allah
mengatakan “hati-hati, segala urusan agama itu jangan dibuat perdebatan”, sebab
yang penting agama-agama itu merupakan perkataan-perkataan Allah (Firman
Allah). Allah itu pujaanmu (Sembahanmu), Allah itu ada. Bila diteliti dari
agama Budha, Kristen, Islam, Majusi, Sinta, Hindu, Tao, Zorowaster; semua itu
seperti sungai yang mengalir deras, panjang, lebar dan mengalir pelan; semua
mengalir kearah laut (samudra). Ada pertanyaan begini; “apakah agama tadi bisa
bersatu dengan upacara !!”, ada yang mempunyai tekad menyatukan agama-agama
itu, ia seorang Cendikiawan Sufi dari Persia yang terkenal, namanya Al-Hallaj,
sebelum Cendikiawan tadi wafat, ia mempunyai tekad satu, yaitu peraturan Allah
untuk Allah, umpamanya tercapai dan bisa menyatukan bangsa berjuta-juta.
Tekadnya Anaxagoras tentang Hakikatnya Roh, itu umpama
diteliti belok dari tujuannya yang berwujud benda, barang dll, itu sampai
sekarang belum ada satu manusiapun yang membuktikannya, umpama ada orang yang
cerita bisa melihat Roh, sebenarnya hanya bisa menjerumuskan, dan firman Allah
surat Al-Isra : 85 ;
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah:
“Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit.”
Kata sedikit itu tidak berarti barangnya, hanya
sepengetahuan, buktinya orang bisa memilih hidup itu apa.. walaupun nanti
pikiran manusia sudah maju, mengenai Esa itu belum ada Nabi, Wali, Mukmin,
Sarjana, Profesor, Doktor dan lain-lain yang bisa memegang Roh, walaupun Roh
semut, yaitu yang dinamakan Gaibnya Allah.
Didunia modern sangat membingungkan tentang Allah, lalu
ada paham Athisme yang membantah ada Allah.
Menurut Paham tadi Allah tidak ada, hanya ciptaan
manusia. Penafsiran ketuhanan itu tidak bisa untuk landasan mencari hukum
kejadian dan sebabnya. Francis Bacon mengatakan dizaman kemajuan ilmu, zaman
makmur semakin banyak orang yang tidak percaya kepada Allah, kenapa waktu
miskin, gembel, perut lapar, sakit lalu manusia mencari pegangan (kepercayaan)
kepada Allah.
Bacovan Ferulame berkata demikian; sorang Athist itu
orang-orang yang hatinya palsu, tidak jujur. Untuk penutup tentang Ikhtikat
macam-macam untuk ketuhanan, disini perlu tambahan pendapat tentang ajaran
Sidarta Gaotama, yaitu Sri Budha Gaotama, begini; menurut berabad-abad
kebudhaan itu bukan agama, tetapi suatu pendapat bahwa sebenarnya kebudhaan
agama Tuhan, sebab yang menyiarkan adalah seorang ahli tapa, dan kata dari
Tuhan melalui sang petapa Sri Budha Gaotama, bedanya apa?, Nabi Muhammad
bertapa di Gua Hira di tanah Arab, sang Gaotama bertapa di pohon Budhi dan
dua-duanya mendapat kitab.
Ajaran kebudhaan menghilangkan (melepaskan diri) dari
kesengsaraan (kesusahan) menggunakan kekuatan diri sendiri, dan Maha Budha
hanya memberi hidayah, taufik dan berkah, maksudnya pusat azas abadi atau
pusatnya sumber yang ada (Jagat Raya).
Pelajaran itu ternyata merupakan kebutuhannya manusia dan
membenarkan bahwa kesengsaraan (penderitaan) itu sumbernya adalah Nafsu, maka
nafsu itu harus dikendalikan, jalannya harus konsentrasi, meditasi, yaitu
Dhiyana atau Semedi (At’tauhid bahasa arabnya) menurut keyakinan menuju kebudi
(Qalbu bahasa arabnya) dan bersama melalui tata tertib susila, sesudah bisa
mengendalikan Nafsu, baru bisa menerima pelajaran bila Budi (kesadaran diri)
pribadi itu tiak ada, jadi hidup merasa sendiri (individu) itu salah,
sebenarnya harus merasa hidup menyatu, berdiri tidak sendiri-sendiri
(universalisme) dicocokan dengan sifat Afhngalnya Allah.
Selanjutnya bila sudah bisa menyatu dengan keabadian
tidak terikat dengan suatu sebab dan akibatnya (Karma) yang berubah-ubah,
karena dengan perbuatan sendiri menyebabkan penderitaan, dengan tujuan yang
baku (utama) menuju ke alam Nirwana, alam yang tidak terjamah oleh apapun.
Budisme (agama Budha) itu tidak mengakui adanya roh
(jiwa) pribadi, manusia itu hanya membuktikan paduan dari kumpulan zat yang
hanya selalu bergerak berubah-ubah tidak kekal, karena perbuatan sendiri, dan
perbuatan orang lain, keterangannya lebih kurang sebagai berikut :
• Masuk Agama Budha;
• Mengerjakan perintah yang Suji;
• Menjalankan Puja (menyembah).
Artinya ;
a. Darma itu
undang-undang Tarikat yang untuk ke Budhaan (agama Budha)
b. Jalannya untuk
menuju kebebasan kecuali semedi harus memenuhi syarat-syarat; berbicara harus
yang benar, tekad yang benar, pikirang yang benar, pekerjaan, hidupnya
sederhana, watak yang benar, jujur dan Suji (Ikhlas).
Keyakinan (kepercayaan) Hindu, yang disebut Trimurti atau
bentuk sifatnya Allah itu :
1. Brahmana sifat
yanng menciptakan Jagat Raya dan umat;
2. Whisnu sifat
yang menggerakkan semua yang tercipta;
3. Shiwa, sifat
yangn merusak semua yang tercipta, yaitu kalau diteliti sifat Allah yang Irodat
dan Qodrat yang dimilliki manusia terdapat keadaan hidup, berkeluarga dan
matinya.
Jadi Trimurti tadi untuk tanda saksi, kekuasaan Dat yang
wajib tadi untuk kehidupan manusia, hewann tumbuh-tumbuhan, bakteri, Jin; tidak
kekal (tidak abadi) tetapi Dat yang berkuasa tadi kekal (abadi).
Ajaran Budha tentang Nyuiji terhadap Allah azas abadi itu
umpama diteliti dengan ajaran Islam tepat sekali; tidak salah, yaitu bahasa
Arab bahasa Tauhid (ketuhanan Theologi) keterangan seperti ini; kata Tauhid
dari kata hitungan Wahid (satu), lalu menjadi At’tauhid menjadi ilmu Tauhid.
Wahid bahasa jawa, kalau Sunda Ngawahid, bahasa Indonesia mewahid, karena
bahasa Arab menjadi menjadi Tauhid, artinya menyatukan (menyatu dengan Dat
tadi). Begitupun ajaran Sariah Islam menyatukan dengan Allah, bukan menduakan
Tuhan (Syirik) dan At’tauhid ilmu yang menyatakan tentang ketuhanan, ilmu
tentang mengupas sifat-sifat Allah yang lengkap.
Keterangan dalam Wirid, kata menyatu (menghusyukkan –
Arabnya) menyatu dengan yang satu (unversalisme – Budha) menghilangkan perasaan
lebih dari satu (husyuk – Arabnya) itu hilang dari perasaan. Jadi ilmu Tauhid
itu suatu ilmu menyatu dengan Dat Allah wajib adanya atau ilmu yang mengatur
cara-cara menghilangkan perasaan, pikiran yang bekerja sendiri-sendiri
(individual) supaya merasa dirinya sendiri (universal – Budha). Begitu pula
yang penting, ilmu yang menerangkan cara untuk menyucikan diri dengan Dat yang
maha kuasa dengan cara membuktikan dengan rasa menyatunya umat-umatnya dan
Tuhannya (Chaliq dan Umatnya). Lalu tidak hanya pengetahuan (cara berfikir)
pasti harus membuktikan dengan Meditasi, Yoga (Semedi). Umpama saya yakin betul
dengan Dat Allah tidak pisah dengan kita (manusia) itu termasuk masih dalam
pengertian (pengetahuan) harus kita buktikan dengan jalan atau ilmu; semedi,
Tafakur, Yoga, Meditasi, yang penting menuju ketuhannya. Tuhan itu tidak bisa
dijangkau, Dat yang tidak bisa dijangkau itu disebut Tarikat, keterangannya
sebagai berikut :
Kita harus berguru, membaca buku tentang ketuhanan,
maksudnya pengetahuan yang menggunakan pikiran, akal bisa dikatakan ahli kitab.
Ahli-ahli kitab itu Tarikat, walaupun berhenti dipengetahuan, jadi kalau disuruh
membuktikan tidak bisa, lalu Tarikat tadi harus menjalani dulu sebelum
Ma’rifat, sebab Tarikat disebut kaya pengetahuan, menuju cerdasnya pikiran
(perasaan) umpama nanti bisa mencapai Ma’rifat tidak bisa ditipu. Hidup
bergerak-gerak kalau sudah bisa menyingkirkan perasaan yang bermacam-macam
menjadi aku (ingsun-Jawa) yang satu sebenarnya, baru nama tingkatan yang kita
lalui belum ada apa-apa, masih jauh. Bila memakai perasaan sendiri atau aku
satu itu tadi masih merasakan. Sempurnanya tujuan harus melalui Ma’rifat.
Bab 4
KETERANGAN SIFAT 20
Manusia ditakdirkan/diciptakan sempurna karena mempunyai
pikiran/akal dan alat perasa serta jasmani, Maka Ulama di zaman dahulu
mempunyai pendapat bahwa Allah sebenarnya yang menciptakan, dan sebahagian
besar menyebutkan sifat-sifat manusia sendiri adalah panca indra seperti Mata,
Hidung, Mulut, Telinga dan Lidah. Beda dengan makhluk lain seperti binatang,
walaupun mempunyai alat seperti manusia tetapi tidak lengkap, oleh karena itu
hidupnya makhluk-makhluk tadi ikut kodrat masing-masing, bisa melihat, berjalan
dan makan tapi tidak punya akal untuk berusaha dan sudah pasti hidupnya kurang
lengkap. Berdasarkan keadaan, maka para orang bijak mempunyai pendapat ; bila
manusia itu sifatnya lengkap dan tidak bisa berubah artinya Allah itu tidak
kekurangan sifat seperti yang diciptakan. Walaupun semua Ulama sudah sampai
disatu pendapat, tetap tidak bisa menemukan Allah SWT.
Maka dalam Wirid/pelajaran, Allah itu tidak bisa
dijangkau oleh alat apapun bahkan oleh pikiran/perasaan. Jadi para ulama
menyebut Dat yang maha agung yang bisa menciptakan Jagad raya.
Selanjutnnya keterangan sifat 20 (dua puluh) begini; Atas
nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, terlebih dahulu dikutip dari
buku Wirid Hidayat Jati tinggalan Ronggo Warsito;
Sebelum ada apa-apa yang ada hanya Allah yang berada
dalam NUKAT GAIB yang diberi nama Qun, yaitu DAT sejati, Nukat artinya bibit,
dan Gaib adalah samar/tidak nampak oleh mata yang disebut Nur Muhammad, yaitu
Cahaya yang terang sekali tanpa bayangan, yang disebut sifat sejati QUN lalu
FAYAQUN. Qun artinya Allah Bersabda (berkata) dan Fayaqun artinya Terjadi semua
Afhngal (selamanya). Semua itu menjadi asalnya yang terjadi disebut Anasir
Sejati. Jadi Allah memiliki 4 Anasir yaitu Dat, Sifat, Asma dan Afhngal.
Umpama penerimaan salah, pelajaran yang diatas tadi ada
kata tempat di Nukat Gaib (benih yang tidak nampak) itu pasti dapat menimbulkan
pendapat bahwa Allah itu berada disuatu tempat, karena disebut Layu Kayafu, itu
semua salah, Allah tidak bisa disentuh atau dijangkau oleh apa saja, tidak ada
yang menyerupai, karena semua itu sifat Baru (yang sudah ada).
Almarhum Kyai Agus Salim pernah berbicara; bahwa dasar
agama Islam itu lebih dulu mengetahui nama Allah dan selanjutnya seluruh yang
ada (Jagad Raya). Mustahil kalau tidak ada yang menciptakan, karena yang
menciptakan wajib adanya (mokal dan wajib). Itu sebabnya manusia hanya
menjumpai yang sudah ada dan tetap tidak bisa berubah. Kata mempunyai atau yang
terjadi itu dalam bahasa Wirid/Pelajaran yaitu menyatu dan berpisah artinya
sama, karena pusatnya itu Allah.
Wirid Hidayat Jati tersebut diatas akan diterangkan hanya
soal 4 Anasir saja, oleh sebab itu akan dijumpai dibacaan ke-2. penelitian
tentang 4 Anasir menurut catatan pelajaran agama yang tersebut dibawah ini:
1. Dat Allah yang tidak bisa dilihat tetapi mencakup/meliputi
seluruh yang diciptakan semua yang dijumpai makhluk. Terbukti Layu Kayafu
(tidak bisa diganggu oleh apapun), semua keterangan ada dibelakang. Umpama ada
ikhtikat kepercayaan menceritakan manusia dapat / jumpa atau menghadap maju
mundur dengan Allah, karena lupa dengan yang disebut Layu Kayafu.
2. Sifat itu sebetulnya perkataan sesudah ada Dat,
artinya kekuasaan Dat Allah yang sebenarnya bisa menciptakan apa saja dan
mempunyai sifat seluruh yang diciptakan.
Dengan kehendak Allah sifat itu apa yang telah
diciptakan, sifat itu berjuta-juta (milyaran) warnanya, seperti yang tertulis
dikitab Al-Quran, yang menyebutkan kekuasaan, keagungan dan Daya keperkasaan,
umpanya bisa menidurkan, membangunkan,
menangiskan, menghidupkan benih. Oleh karenanya sifat-sifat yang begitu
terdapat pada manusia. Para Ulama zaman dahulu kala sama-sama membicarakan satu
keputusan bahwa sifat DAT yang wajib adanya itu menguasai manusia yang
banyaknya 20+20+1, maksudnya itu mempunyai
sifat 20 yang wajib (tidak berubah-ubah), 20 lagi sifat Mokal (bisa rusak/berubah) dan yang 1
adalah kuasa (wenang dalam bahasa jawa).
Jika difikir dengan benar bahwa sifat 20 itu menyatu dengan manusia,
maka itulah disebut cukup alatnya. Oleh sebab itu manusia diwibawai dengan sifat
20 tadi, umpamanya melihat, mendengar,
hidup, bicara dan lain-lain. Semua sifat-sifat Allah tersebut disebutkan dibawah ini;
SIFAT 20 ARTINYA
1. WUJUD = ADA
2. QIDAM = TIDAK ADA YG MENDAHULUI
3. BAQA = KEKAL
4. MUHALAFALIL HAWADIS = BEDA DENGAN YG BARU
5.QIYAMUH BINAFSIHI = BERDIRI SENDIRI
6. WAHDA NIYAT = MENYATU
7. QODRAT = KUASA
8. IRODAT = KEHENDAK
9. ILMU = PENGETAHUAN
10. HAYAT = HIDUP
11. SAMAK = MENDENGAR
12. BASHAR = MELIHAT
13. QALAM = BERKATA
14. QADIRAN = YANG MEMPUNYAI KUASA
15. MURIDAN = YANG MEMPUNYAI KEHENDAK
16. ALIMAN = YANG MEMPUNYAI ILMU
17. HAYAN = YANG MEMPUNYAI HIDUP
18. SAMIAN = YANG MEMPUNYAI PENDENGARAN
19. BASIRAN = YANG MEMPUNYAI PENGLIHATAN
20. MUTAKALINAN = YANG MEMPUNYAI PERKATAAN
Menurut pelajar Usuluddin bahwa sifat 20 itu diringkas
menjadi 4;
1. Sifat kesatu disebut Nafsiah yaitu untuk badan
(jasmani) nyata.
2. Sifat kedua sampai keenam disebut Salbiyah, yaitu
sifat yang kekal.
3. Sifat Ke-7 sampai Ke-13 disebut Ma’ani, yaitu yang
memiliki sifat Nafsiah, jika diteliti bekerjanya badan manusia bisa langsung
bicara, mendengar dan berfikir.
4. Sifat ke-14 sampai ke-20 disebut Maknawiyah, yaitu
yang memiliki sifat Ma’ani, artinya bisa bergerak, berkuasa, mempunyai kemauan
dan ilmu.
Itu semua sifat yang utuh untuk menggerakkan, terdapat
pada sifat ke-7 sampai ke-13, yaitu yang menghidupi badan manusia sehingga bisa
bergerak dan yang menggerakkan terdapat pada sifat ke-14 sampai ke-20. Supaya
jelas Dat Allah bisa menciptakan apa yang dikehendaki, lalu ada bentuk (wujud)
manusia yang disebut Nafsiah, Karena hidupnya manusia mempunyai sifat-sifat 20.
jadi bekerjanya sifat Ma’ani untuk manusia oleh karena manusia mempunyai
sifat-sifat ke-14 dan ke-20. Tanda-tanda bukti (terbukti) sifat Qodrat (kuasa)
itu sifatnya tetap berkuasa. Untuk manusia kekuasaan itu hanya memakai
akibatnya daya yang memiliki kekuasaan Allah, contoh salah satunya sifat DAT.
Umpama sifat ke-18 : (Sami’an) yang mendengarkan itu berada ditelinga, jadi
ditelinga bisanya mendengarkan memiliki sifat Samak, dan terjadinya sifat
Maknawiyah itu karena mempunyai sifat Ma’ani. Jelasnya Dayanya sifat Samak
langsung bisa untuk mengetahui itu sesudah mempunyai sifat Wujud (ujud)/nyata
yaitu telinga yang dimiliki manusia. Kalau salah penerimaan, kadang menjadi
lupa dan menganggap Allah itu bertempat pada manusia, sebenarnya manusia itu
hanya memakai Hakikatnya sifat-sifat Allah. Walaupun tidak berada ditelinga,
Allah itu bisa mendengar, oleh karena Allah yang memilki semua sifat tersebut.
Maka dari itu membaca Hidayat Jati itu harus dikaji, karena satu-satunya
induknya pengetahuan, artinya Hidayat Jati itu tidak salah, tetapi yang
membacanya saja harus berfikir. Umpama membaca sifat-sifat yang disebutkan
diatas harus diulang-ulang, baru dapat merasa tentram dan terang, baru suasana
menjadi merasa terbuka pikirannya, Firman Allah Qur’an surat Ar-Ra’d : 28;
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram.”
Dipelajaran semua sifat tadi lalu diulas (dibahas) lagi
nama dan perkataan dibawah ini;
a. Sifat ke-1 disebut sifat Jalal, artinya Maha Agung,
yang dinamakan agung itu DAT yang menyelimuti/melingkupi apa yang diciptakan.
b. Sifat ke-2, 3, 4, 5 disebut sifat Jamal, artinya Maha
Elok/Sempurna, yang sempurna itu sifatnya, sebab tidak ada yang sama
(menyerupai). Bukan laki, bukan perempuan, bukan banci, tidak beranak, tidak
diperanakan (walam yalid walam yulad walam yakullahukufuan ahad) tidak bisa
dijangkau dan tidak nyata.
c. Sifat ke-11, 12, 13 dan sifat ke-18, 19, 20 disebut
sifat Kamal, artinya Maha Sempurna dan Afhngal yang menciptakan keadaan tanpa
cacat, sebab tidak ada makhluk yang mengherankan.
d. Sifat ke-6, 7, 8, 9, 10 dan ke-14, 15, 16, 17 disebut
sifat Kahar, artinya Maha Wisesa (Maha Menguasai), melayani semua tanpa pilih
kasih (tidak membeda-bedakan) walaupun Jin, syetan, Manusia, dan Hewan, oleh
karena itu Allah disebut Suci, jadi siapa saja yang hidup bisa menyebut Allah
dengan caranya masing-masing.
3. Asma/NAMA (julukan) itu hanya kata manusia, hanya
untuk menyebut nama Allah wajib adanya, karena manusia berhak menolak dan
menerima, hanya terbawa diri sendiri karena bisa bicara (ngomong) mengatakan
penguasa tinggi adalah Allah. Yang Maha Kuasa disembah/dipuja dan tidak bisa
dilihat (tidak nyata), karena Hakikatnya menyelamatkan umat manusia, lalu
menyebutnya macam-macam menurut pengetahuan masing-masing.
Keterangan : satu-satunya orang menyebut Allah ada.
Hidayat jati menerangkan Allah hanya nama pribadinya,
pribadi itu bentuk manusia yang lengkap memiliki Datnya Allah. dan Datnya Allah
meliputi Jagad Raya.
Firman Allah menyatakan Qur’an surat Fushshilat (Hammim
As-Sajdah) : 54
“Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan
tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah bahwa sesungguhnya Dia Maha
Meliputi segala sesuatu.”
Karena Dat itu meliputi seluruh yang ada, manusia
langsung mengakui bahwa Allah itu meliputi tidak diluar dan tidak didalam,
seperti sirih; akar, pohon dan daun baunya sama. Oleh karena umpama Datnya
Allah itu seperti rasanya sirih, karena sulit untuk ditebak, dinyatakan “tidak
diluar dan tidak didalam”
4. Afhngal (geraknya Allah).
Karena Afhngal (gerak) semua makhluk yang diciptakan apa
saja, Atom, seluruh zat gaib; Syetan, Malaikat dan manusia. Semua mengandung
zat Allah. Jadi Jagad raya itu tidak pernah berubah (tetap) geraknya.
Bekerjanya Dat itu yang wajib sifatnya; tertib, Tentram,
Adil, Suci, tidak membeda-bedakan, benar, tidak pernah berubah kekuasaannya.
Umpama mau membuktikan setiap hari; ada orang membuat mainan dari kaleng diberi
perputaran (as), minyak bensin dan roda, umpama mainan dibunyikan bisa
berjalan, itu kerja yang membuat bisanya jalan barang tadi pasti sudah
direncanakan dan memang pintar, kepintaran membuat barang disebut hakikatnya
Dat yang membuat. Allah itu maha cerdik, lalu apa yang dikehendaki pasti jadi,
pasti bergerak, itu contoh lain bagi tanda saksi bekerjanya (bergeraknya) DAT
wajib adanya. Dari zaman dahulu kala jutaan tahun; bumi, matahari, bulan,
bintang, udara dan lain-lainnya itu tarik menarik selamanya tanpa berubah,
menjadikan daya alam (hukum-hukum alam) yang tertib seperti; siang, malam,
panas, dingin tidak pernah berubah, tidak dapat diukur seberapa kekuatan DAT
itu. karena sangat tertibnya dan tenang lalu timbul menuju arah satu, tidak
cerai berai; terhadap manusia tiap hari tetap saling membutuhkan, contohnya
begini;
a. Di hutan ada lebah madu glodok, madu kesukaan manusia
dan lebah.
b. Karena madu lebah untuk jamu/obat, karena membutuhkan
lalu mencari kehutan.
c. Di Hutan banyak bunga-bunga, itu saling dibutuhkan
manusia, lebah, kupu-kupu saling mengisap.
d. Adilnya Yang Maha Kuasa; supaya kupu-kupu tadi selamat
dari serbuan lebah dan manusia, sayapnya diciptakan satu warna dengan
bunga-bunga tadi agar manusia dan lebah tidak bisa membedakan mana yang bunga
dan mana yang kupu-kupu dikarenakan sayap kupu-kupu seperti bunga-bunga yang
ada dihutan. Lama-lama manusia berusaha supaya lebah tadi semua berkumpul
kerumahnya, lalu dibuatkan rumah-rumahan dari kayu yang dibuat seperti
sarangnya, oleh karena itu manusia juga mempunyai kekuasaan mengatur lebah.
Jadi terjadinya manusia sebab dari yang satu (Allah),
kalau difikir betul bentuk tentran ya DAT Allah SWT dan menuju yang satu
menyebabkan terjadinya benar dan selamat. Apa buktinya bila manusia mempunyai
kekuatan dari Allah, kata-kata mempunyai kekuatan bisa ditafsirkan manusia itu
sama dengan Allah bagi orang yang salah tafsir (salah pendapat). Yang diatas
menyatakan bila Allah itu mempunyai sifat 20 wajib, 20 mokal (sebaliknya) dan
sifat berkuasa (Yang Maha Kuasa / Wenang dalam bahasa jawa), kuasa artinya yang
menciptakan semua yang ada didunia ini.
1. WUJUD (Ujud) artinya ada (Allah), yang telah
menciptakan Jagad Raya atau sebagai tanda saksi Bumi, Langit, Bintang,
Matahari, Makhluk-makhluk semua dan Manusia Makhluk sempurna dan DAT yang tidak
nampak itu wajib adanya. Keterangan itu orang bisa mengatakan ada (Ujud) karena
diciptakan yaitu merupakan jasmani, hanya Cuma pinjam. Karena itu kitab
Usuludin mengatakan sifat Ke-1 WUJUD untuk jasmani, itu sebabnya manusia bisa
bergerak-gerak, kalau tidak ada berarti mati, sebab mati itu tidak bisa
mengatakan (bicara) apa-apa.
2. QIDAM / Dulu tidak ada yang mendahului, maksudnya
Allah itu Allah itu tidak ada yang lebih dulu dari padanya. Jadi jika ada sifat
yang mendahului itu berarti bukan Allah. Jikalau ada yang mendahului itu pasti
bukan Allah (Allah lebih dari satu), Allah 1 dan Allah 2 berebut kekuasaan,
jadi manusia mengatakan Allah itu tidak ada.
3. BAQA (Abadi/kekal), maksudnya tidak bisa berubah
selamanya. Jagad Raya yang diciptakan tadi tetap ujud tidak pernah berubah
(abadi), Allah itu tidak seperti barang. Baru itupun yang mengatakan orang yang
hidup. Sifat Allah yang bisa kita rasakan; Abadi itu sifatnya Allah sendiri
sifat ke-1 sampai ke-20. Bukti untuk ukuran manusia, lidah tidak bisa merasakan
manis/kelat sawo itu bila dimakan (dirasakan). Jadi sawo manis dan kelat bisa
dirasakan, tetapi manis dan kelat itu sifatnya (langeng dalam bahasa jawa)
kekal walaupun tidak dimakan orang. Kekalnya manusia karena bergerak, kekalnya
sawo karena manis. Abadi itu batasnya masih hidup (sebelum mati). Jadi adanya
senang, susah, dingin, panas yang memiliki (merasakan) orang hidup. Walaupun
orang sudah mati siabadi tetap disebut abadi oleh orang yang masih hidup.
4. MUHALAFAH LIL HAWADIS (beda dengan yang baru), artinya
sifat-sifat Allah yang tidak bisa disamakan (diungguli) oleh siapa saja, karena
semua itu ciptaannya. Untuk manusia semua beda bentuknya disebut sifat Baru
(beda dengan yang baru). Manusia dilahirkan dengan sifat baru, bisa
berubah-rubah karena namanya manusia didunia dimanapun beradanya pasti sama,
bersuku-suku, mempunyai mata, kaki, telinga dan lain-lain. Walaupun kata-kata
beda dengan yang Baru manusia, beda dengan hewan walau sama-sama hidupnya (lembu
dan kambing), 10 juta lembu dan kambing ya bentuknya sama semua. Misal Manusia
ada 10 juta ya sifatnya sama. Allah SWT itu jika menciptakan makhluk satu dan
yang lain berbeda antara Manusia, Binatang, tumbuh-tumbuhan. Maha Bijaksana
Allah menciptakan isi Alam ini bisa membeda-bedakan ciptaannya, itulah yang
disebut MUHALIFAH LIL HAWADIS (beda dengan yang baru). Didunia banyak
makhluk-makhluk yang mengherankan, semuanya berbeda-beda; Manusia, Lembu,
Kambing, Lebah semuanya barang baru, beda dengan yang baru lagi. Semua tadi
membuktikan (saksi) Allah menciptakan makhluknya menurut kehendaknya.
5. QIYAMUH BINAFSIHI (berdiri sendiri), artinya tidur
nyeyak bangun sendiri, benih timbul sendiri dan Matahari, Bulan, Bintang,
Siang, Malam bergerak sendiri tidak pernah berubah-ubah. Jadi yang bergerak itu
mempunyai sifat Qiyamuhu Binafsihi, contoh lain Atom, Neutron, Positron,
Elektron semua itu bisa (Makarti dalam bahasa jawa) atau bergerak karena
mempunyai sifat berdiri dengan sendiri otomatis. Ilmu Kesehatan Plasma darah
tetap jalan sendiri, sebab kena daya panas, umpama plasma itu bisa
dipecah-pecah sampai halus walaupun tidak kena/tersentuh panas jika menempel
ketubuh masih bisa berjalan sendiri. Semua ilmuwan mengakui bahwa Plasma-plasma
itu hidup. Contoh lagi yang membuktikan memakai mikroskop ukuran 10,000 disitu
terbukti Plasma tersebut bisa berjalan/bergerak-gerak (6 mm/jam). Ternyata
habisnya pendapat tentang Allah yang menggerakkan makhluknya.
6. WAHDA NIYAT (satu), artinya tunggal, sifat itu mudah
diterima karena bukan dua atau tiga, artinya satu itu meyakinkan bahwa adanya
Allah. Untuk manusia adalah DAT, karena manusia asal dari DAT (zat) yang satu
itu. Semua tujuannya benar, karena Dat Allah itu satu (Wahda niyat) yang
memiliki sifat 20.
7. QODRAT (kuasa), keterangan itu begini; orang duduk
dikursi akan berdiri dan langsung berdiri karena mempunyai sifat Qudrat /kuasa,
sanggup memerintah dirinya. Qudrat air (kuasa air) tidak bisa memerintah, hanya
mengalir ketempat yang lebih rendah dan merata (waterpass), bisa dilihat dari
daya alam surya, panas, udara dingin menghembus, air (hydrogen) atom plus/minus
bisa jadi elektrik. Yang Kuasa langsung membuat hukum-hukum alam yang teratur
tidak bisa mengalami benturan. Qudrat itu diberikan kepada manusia tinggal
pakai. Perkataan Qudrat jauh sekali, maka alat-alat manusia; Panca indra,
pikiran dan nafsu itu dikodratkan oleh Allah karena manusia tadi mempunyai
sifat Qudrat. Jadi semua tadi tinggal menggunakan Qudrat tadi. Qudrat Allah
yang diciptakan semua sempurna dan mempunyai daya sendiri.
8. IRODAT (Kemauan/kehendak), jadi kehendak itu yang
menguasai gerak, sifat Irodatnya diam (tidak bergerak), Irodatnya Allah yang
melebihi (tidak wajar), umpama bayi kembar siam, bayi berkepala duapun di
ciptakan.
9. ILMU (ilmu), manusia mempunyai pengetahuan karena
mempunyai ilmu, dari sifat Allah Ilmu, manusia bisa membaca, menulis karena
terbuka hatinya baru menulis karena terbuka hatinya baru mempunyai ilmu
pengetahuan. Menuntut ilmu bisa terlaksana sempurna jika terbuka hatinya
(Kijabnya), benar Firman Allah Qur’an surat An-Nissa : 126 :
“Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di
bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu.”
Begitupun orang yang tidak tau apa itu, bukan karena
bodoh, tetapi karena memang masih belum terbuka hatinya (terbuka kijabnya).
Terbukanya hati terhadap orang-orang jaman dahulu terjadinya para wali Allah.
Ilmuwan/sarjana, Pujangga, yang terbuka hatinya menuju kepada ilmunya Allah
yang sejati. Dan ilmu lainnya hanya untuk bermasyarakat, itu setiap orang bisa
belajar (mempelajari).
10. HAYAT (hidup), yang dibilang hidup ialah makhluk yang
bergerak karena memiliki sifat ke-10 (HAYAT) dan sifat mokal (sebaliknya,
Mati), manusia hidup lebih sempurna sifat hidupnya dari pada makhluk lain.
Manusia sifat Hayat lebih sempurna dari zat-zat hewan dan tumbuh-tumbuhan,
sebab manusia apa saja yang dikehendaki mesti tercapai walaupun perlahan (tidak
merasakan) walaupun sifatnya gaib, sperma, basil, molekul-molekul yang tidak nampak,
tetapi bisa dilihat dengan alat mikroskop maka terlihat bergerak-gerak. Itulah
tanda bahwa DAT wajib adanya, sebab sifat Hayat meliputi Jagad Raya, dimana
saja sifat Hayat tadi memberi daya. Intisarinya hidup itu bukan Allah, tetapi
sifatnya mendayai (memberi daya) apa saja yang nampak dan tidak nampak (gaib).
Gundik (jawa) Raja rayap itu dibungkus rapat dengan tanah liat sehingga tidak
ada udara tetapi Raja Rayap tadi bisa hidup dan bertelur. Itu membuktikan sifat
20 meliputi seluruh keadaan, jadi hidup itu dimiliki semua makhluk, beda dengan
manusia sifat hayat itu sempurna karena memilki sifat 20 yang lengkap sehingga
bisa meneliti sifat-sifat Allah;
a. Tumbuh-tumbuhan hidup tetapi mempunyai sifat 20
b. Hewan hidup tetapi hanya memiliki sebagahagian sifat
20.
11. SAMAK (mendengar), memilki alat telinga mokalnya
(jawa)/ sebaliknya tuli. Wirid Hidayat Jati yang asli halaman 12 baris kedua
dari atas; DAT Allah Yang Maha Suci itu kalau melihat memakai mata kita, kalau
mendengar melalui telinga kita, DAT ke-11 itu salah satu sifat Allah, walaupun
punya telinga bila tidak dialiri sifat ke-11 (Samak) hanya telinga-telingaan.
Pokok kata Dat sama walaupun tidak memakai telinga tetap mendengar, karena
Allah yang memilki, manusia hanya memakai. Selanjutnya Datnya manusia adalah
sifatnya Allah. Sebelum ada DAT tidak bisa mengetahui sifat (tidak ada), karena
DAT Allah itu berada pada manusia dan manusia itu luhur (sempurna) karena itu
hanya manusia yang memiliki sifat 20.
12. BASHAR (melihat), terhadap manusia dan hewan
bekerjanya melalui mata, bukan berarti Allah melihat melalui manusia dan hewan,
Allah itu melihat melalui mata kita kenapa kita tidak bisa melihat sebelum
terjadi, sebab Allah melihat apa yang akan terjadi. Jadi pertanyaan salah
menelaah tetapi benar, sebab terhadap umum (pendapat) pasti melihat itu karena
mata yang melihat, sebab setiap melakukan pekerjaan selalu nampak jadi
dinamakan Bashar. Jadi mata yang terang jika tidak dialiri sifat Allah yang
namanya Bashar tentu tudak bisa melihat (buta), sifat mokal namanya. Bagaimana
ukuran bagi Allah tentang sifat Bashar itu artinya Allah melihat tidak memakai
mata karena Dat/sifat Bashar tadi memang sudah mempunyai daya sendiri, contoh
orang tidur; mata tidak bisa melihat (bekerja) kenapa bisa melihat yang belum
pernah dilihat atau mimpi (diwaktu mimpi). Jadi Dat yang memiliki sifat Bashar
itu sebenarnya bekerja sendiri (Makarti dalam bahasa jawa). Dat yang bisa
mengetahui tadi bisa dimiliki semua orang aktif (hidup), bekerjanya
(Makartinya) tidak memerlukan pelajaran dan belajar, sebab anak-anak, orang
dewasa selalu melihat yang belum pernah dilihat, sebab itu terjadinya bagi
orang yang sempurna, orang bisaa bisanya melihat dengan tidak sengaja menurut
kehendak Yang Maha Kuasa (Dat Bashar), sebab itu Dat Bashar itu salah satunya
sifat Allah, lalu disebut Allah Yang Maha Melihat.
13. QALAM (berbicara), bicaranya Allah itu menurut
sifatnya manusia bicara, burung berkicau dan lain-lain. Sifat-sifat yang baru
dan semua isi Jagad Raya yang baru kehendaknya (Allah) atau sifat Allah yang
dimiliki para Nabi, Wali dan Rasul-rasul Allah, yang maknanya menuju kebenaran,
seperti kitab Al-Qur’an yang mengatakan Allah itu Rasullullah (Nabi Muhammad).
Ukuran manusia sifat mokalnya / sebaliknya yaitu bisu, Sabda Allah menuju
kebenaran. Orang yang bisa menunjukkan kesalahan menuju kebenaran adalah orang
yang sudah memiliki sifat Qalam, umpama para Rasul, contoh manusia bergaul
selalu salah menyalakan, Rasul lalu meluruskan (para Nabi), karena Rasul
membawa Firman Allah, contohnya sifat ke-2 Qidam; dulu tidak ada yang
mendahului, sifat ke-4 Muhalafah Lil Hawadis (sifat baharu/barang baru).
Kata-kata yang benar itu tidak ada yang mendahului, artinya tidak ada ulur
tarik dan tidak ada sifat mokal (saleh). Al-Qur’an itu semua tujuannya tdak ada
yang berlawanan, terhadap perkataan yang dimiliki manusia, Wali, Mukmin yang
telah sempurna, yang dibicarakan hanya perihal tentang Allah, perkataannya
pasti benar, karena itu satu orang tidak sama oleh karena membuktikan, mereka
mendapat Wahyu allah (sifat Qidam). Dan perkataan Allah beda dengan yang baru
hanya terdapat pada manusia sendiri, artinya manusia berbicara berbeda dengan
makhluk lain. Makhluk-makhluk yang memiliki sifat Qalam tidak hanya yang bisa
bicara, tetapi semua bisaa bersuara karena dialiri oleh sifat Qalam.
14. QADIRAN (Yang Berkuasa), yang kuasa itu menurut
ukuran manusia, umpama sudah mempunyai sifat Qudrat, karena memiliki sifat
tadi, manusia bisa mengerjakan perintahnya, contoh mata; kalau tidur terpejam
lalu bangun terbelalak-belalak, karena manusia mempunyai sifat Qadiran; bisa
mejamkan mata dan membuka mata. Kuasanya manusia semua alat badan sebenarnya
tidak tetap konsisten (tetap), tetapi berubah-ubah sebab manusia tidak bisa
memerintah kodratnya mata, sewaktu mata tidak mengantuk; manusia tidak bisa
membuka mata sampai lama dan pasti terasa pedih, memejamkan mata terus-menerus
(lama) pasti tidak tahan karena tidak merasa mengantukl, jelas sifat Qadiran
itu manusia bisa menundukkan alat tubuh jika tidak berlawanan demgan sipat
kuasanya (kodratnya).
Keterangannya sipat Qadiran itu menyebabkan manusia bisa
memerintah alat-alatnya karena alat sudah tercetak ucap kerja sama (constant)
tidak pernah diperintah jadi yang bisa di perintah itu hanya alat-alat yang
bekerja menurut kodratnya, karena manusia bisa merintahnya, itu karena memiliki
sifat Qadiran. Yang lebih tinggi tingkatannya yaitu sifat Qodrat, sebab sifat
Qodrat itu yang memiliki dan sifat Qadiran yang diberi.
15. MURIDAN (yang berkehendak), sifat itu terdapat
(dimiliki) oleh manusia, artinya sesudah manusia memiliki sifat Irodat, Karena
diberi sifat tadi (Irodat) manusia lalu disebut memilki sifat Irodat, contoh
anak menulis itu mempunyai (mengerjakan), menulis itu pekerjaan (sifat). Untuk
ukuran manusia sifat Muridan tadi terbukti rasa kemauan gerak, sebab dari gerak
kemauan sebenarnya mannusia mempunyai sifat Irodat (kehendak), jadi bisa bicara
karena mempunyai sifat Irodat, sifat Irodat bentuknya menjadi sifat sebagai
yang memiliki (manusia).
Keterangan: diatas itu termasuk sifat-sifat ke-16, 17,
18, 19 dan 20, dan keterangan yang terakhir; sifat-sifat ke-1 sampai ke-20
sebenarnya hanya salah satu sifatnya Allah sendiri dan manusia seharusnya
berterima kasih kepada Yang Maha Suci Allah, karena diciptakan memiliki
sifat-sifat-Nya yang lengkap, begitu juga sifat Allah sendiri sifat 20+20+1; 20
Wajib + 20 Mokal (sebaliknya) + 1 Adil. Menurut para ahli, sifat-sifat yang
dimiliki manusia itu disebut INGSUN (jawa), Purusha (Sansekerta), IKHEID
(Belanda), Rabbi/Illahi (Arab), Pangeran/Gusti (jawa), Tuhanku (Indonesia).
Muga Bermanfa’at.
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
Post a Comment