Semedi, Dzikir Dan Meditasi:
Semedi, Dzikir Dan Meditasi:
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
Jakarta Jumat 14 Nov 2014
Barangkali kita semua tidaklah merasa asing mendengar
judul yang saya buat diatas, namun sejenak saya hanya ingin mencoba memberikan
penjabaran berdasarkan pengalaman yang saya miliki. Apa sih sebenarnya tujuan
Meditasi atau Kontemplasi itu yang sesungguhnya…??.
Meditasi bisa disamakan dengan ZIKIR, malahan dalam
istilah Jawa hal ini biasanya disebut dengan “ manekung “ yang berasal dari
kata “ tekung “ yang bermakna sebagai sikap yang “ tunduk “ atau menundukkan
diri. Dalam khazanah pendaki Spiritual ( sufisme ) zikir berarti secara
terus-menerus menyebut kata-kata tertentu secara berulang-ulang. Biasanya
berupa kata “ pujian “ terhadap Tuhan Hyang Moho Tunggal yang pada intinya
zikir adalah sebagai formula untuk mengingat –ingat akan keberadaan Tuhan.
Dalam praktiknya zikir berupa aktifitas menuangi pikiran dan hati dengan nama
atau pujian terhadap Tuhan. Atau menuangkan “ Asma “ Tuhan ke dalam hati dan
pikiran sehingga tak ada nama lain dalam hati dan pikiran tadi selain Asma-Nya.
Lalu apa yang disebut dengan Meditasi..??. Meditasi
adalah MERENUNGKAN atau MERESAPKAN dan bisa juga bermakna PIKIRAN yang amat
DALAM yang bertujuan untuk mencapai KESADARAN DIRI dan untuk mencapai OBYEK
SPIRITUAL, guna menjadi manusia-manusia yang TERCERAHKAN.
Sehingga dalam prakteknya dalam kehidupan bermasyarakat
diharapkan bisa menjadi manusia yang penuh KEARIFAN, BIJAK dan KASIH SAYANG
terhadap sesama makhluk dalam segala tindakan dan perbuatannya.
Kang sinedyo tineken Hyang Widi… ( Yang diinginkan
dikabulkan oleh Tuhan )
Kang kinasara dumadakan keno… ( Yang dikehendaki
tiba-tiba didapat )
Tur sisihan Pangerane… ( dan dikasihi oleh Tuhan )
Nadyan tan weruh iku… ( Meskipun dirinya tidak tahu )
Lamun nedyo muja semedi… ( Akan tetapi ketika dia hendak
melakukan semedi )
Sesaji neng segoro… ( Dia memberikan sesajian di
Samudera/ Hati/Qalbu )
Dadya ngumbaraku… ( Jadilah pengembaraan itu )
Dumadi sariro tunggal… ( Untuk menjadi SATU DIRI )
Tunggal jati swara aowr ing Hartati… ( Satu kesejatian
suara yg ada dalam QALBU )
Kang aran Sekar Jempina… ( Itulah yang disebut Bunga
Jempina )
Yah..yah..orang yang dijaga oleh Tuhan sudah tentu semua
kehendak akan dikabulkan-Nya. Yang dijaga oleh Tuhan adalah orang-orang yang
dapat mengendalikan “ daya nafsu “ yang ada dalam dirinya. Daya nafsu tersebut
hanya dikendalikan saja bukan untuk dibasmi…!!. Membasmi daya nafsu sama dengan
menyalahi KODRAD manusia itu sendiri.
Daya dorong kearah positif dan negatif harus,
diselaraskan, diharmoniskan dan selalu dijaga keseimbangannya. Jika daya nafsu
bisa kita kendalikan dengan baik, itu sama artinya kita telah bergerak untuk
menyatukan DIRI dengan Tuhan Hyang Moho Tunggal. Menyatukan yang saya maksudkan
bukanlah dalam pengertian menyatunya Dzat manusia dengan Dzat Tuhan loh…??.
Bukan demikian..!! Manusia tidak perlu menyatukan DIRINYA dengan Dzat Tuhan,
karena Tuhan keberadaan-Nya sudah meliputi segala sesuatu. Yang perlu disatukan
itu adalah “ Sifat, Asma dan Af’al “ manusia, agar selaras dengan sifat, asma
dan af’al Tuhan yang telah diberikan kepada semua manusia sebagai KODRAD dan
IRODAD yang sudah ada dalam diri setiap manusia. Jadi tugas manusia hanyalah “
MENYELARASKAN, MENYERASIKAN “ dengan Kodrad dan Irodad Tuhan.
Untuk bisa menyatukan diri dengan Tuhan, manusia dalam
berbagai cara melakukan diantaranya adalah dengan cara MEDITASI, KONTEMPLASI
yang dalam hal ini manusia harus bisa menyatukan segenap PERASAAN dan PIKIRAN
dengan nafasnya dalam bermeditasi. Puncak dari adanya penyatuan ini biasanya
dalam ukuran minim yang bisa terasa adalah timbulnya “ ketenangan Jiwa “ dan
tentramnya Qalbu. Ya..ya.. hanya dengan “ mengingat “ Tuhan lah qalbu / hati
bisa menjadi tenang ( QS. Ar-Ra’d . 28 )
Meditasi, Kontemplasi, Dzikir hanyalah sarana dan cara
untuk meningkatkan kesempurnaan SPIRITUAL. Dalam hal ini saya membagi dalam 3 (
tiga ) tahapan yang harus dilakukan dalam bermeditasi, kontemplasi, dzikir :
Pertama;
Bagi kita yang hendak melakukan meditasi, dzikir dan
kontemplasi harus dapat melakukan dalam khazanah Jawa disebut “ sesaji ing
segoro “ yaitu mengutamakan peranan QALBU, HATI atau NURANI. Kita harus bisa
mengendalikan Hati sehingga pengembaraan dari sang Perasaan, Pikiran dan daya
Nafsu benar-benar menyatu dalam suatu kehendak yang kuat untuk “ mengeleminir “
dorongan hawa nafsu di dalam semedi ( meditasi ). Dalam PUJA SEMEDI itu
bertujuan untuk MENGOSONGKAN HATI dari segala hal yang SELAIN Tuhan. Hasrat
yang ada di dalam hati lenyap, pikiran telah diam tak mengembara lagi, senyap
dari segala ILUSI…!! Suara nafas kini sudah tak terdengar lagi, suara Batin
tatkala kita melantunkan Dzikir pun telah hilang dan lenyap yang ada hanyalah
CAHAYA KEHENINGAN.
Dalam kondisi demikian hanya SUARA ( Qalam ) Illahi yang
bisa masuk dan terekam.
He..he…halah..halah….jangan-jangan itu suara SYETAN
terkutuk yang sengaja menggoda kita…? Jangan-jangan itu suara IBLIS yang
menyelinap di dalam Hati kita…?? begitu bisikan keragu-raguan yang biasanya ada
di dalam benak kita.
Syetan, Iblis atau apaun namanya TIDAK BAKALAN bisa masuk
ke dalam rumah Tuhan ( QALBU ), rumah yang telah dibersihkan dari segala
kotoran daya-daya nafsu. Bukankah perasaan dalam bermeditasi tadi telah
SIRNA..?? Segala perasaan IRI, DENGKI, CEMBURU dan MARAH telah berubah menjadi
KEHENINGAN…?? Hasrat hati dan BIRAHI telh sirna bahkan Angan-anganpun sudah
tiada, tak ada lagi sarana dan wahana bagi si syetan dan Iblis untuk masuk dalam
Hati ( QALBU ) yang sudah “ Hening dan Heneng “.
Kondisi meditasi, dzikir, kontemplasi yang sudah mencapai
“ hening dan heneng “ ( diam dan jernih ) tanpa adanya usikan apapun inilah
yang dinamakan oleh orang Jawa sebagai “ Sekar Jempina “ Sebuah keadaan yang
Jem (tenang, tentram), pi ( sunyi, sepi, tersembunyi ), na ( diam dan berhenti
). Dengan demikian puncak daripada Semedi. Kontemplasi dan Dzikir adalah
tercapainya kondisi yang Jempina.
Kedua;
Semedi, dzikir, Meditasi atau Kontemplasi merupakan cara
untuk membersihkan diri dari program lama yang masih melekat pada pita kaset
kehidupan ini. Pita hidup ini harus diisi dengan program yang lebih baik
tentunya. Program lama diisi dengan Dzikir ( mengingat ) dan program baru harus
disikan ,melalui perbuatan “ Amal Shaleh “ berupa segala tindakan dan perbuatan
yang bermanfaat, baik bagi diri kita maupun bagi orang lain dan lingkungannya.
Dalam hidup ini semua kenangan pahit harus dikubur dalam-dalam. Selama Semedi,
Meditasi, Dzikir atau Kontemplasi pita hidup harus dibersihkan dan dikosongkan
agar QALAM Illahi yang tanpa suara dan kata-kata itu bisa terekam oleh
KESADARAN DIRI. Selanjutnya akan bersemilah benih-benih CINTA KASIH dan
KERINDUAN untuk berbuat KEBAJIKAN terhadap sesama.
Secara lahiriah Kebajikan itu dibuktikan dengan “ Budi
Pekerti “ yang Hanif, Arif dan Ma’ruf dalam bersosialisasi dengan kelompok
masyarakat. Misalkan saja kita harus taat hukum ( aturan ) bagi siapa saja.
Kesadaran Diri ( Sukma Jati, Diri Sejati, Sirr ) keberadaanya akan selalu berdampingan
dengan yang namanya “ angan-angan dan keinginan “ karena angan-angan dan
keinginan ini terbit dan keluar dari adanya RASA. Dalam hidup ini, angan-angan
dan keinginan merupakan pasanga hidup dari Diri Sejati. Ia senantiasa mengikuti
sang Diri, baik dalam kehidupan sekarang ini maupun nanti setelah mati.
Angan-angan dan keinginan tak pernah sirna, Ia merupakan bagian dari pada
hidup. Bukankah hidup tak pernah mati…?? Yang mengalami mati itu hanyalah Jasad
badan kasar yang dikubur dalam tanah.
Sukma Jati ( Diri sejati, Sirr ) tidak akan ikut mati Ia
tetap “ Langgeng tan keno Owah- Gingsir ing kahanan jati “ Jika sudah
menyelesaikan tugasnya sebagai Khalifah di bumi, yah..ia akan kembali kepada
Hyang Moho Tunggal, kembali ke Hadirat-Nya di alam kedamaian Puncak..!!.
Sebagaimana firman Tuhan bahwa “ segala yang berasal dari-Nya akan kembali
kepada-Nya “ dan siapa yang bener-bener akan kembali ke Hadirat-Nya..?? QS. Al
Fajr 27 – 30 telah menjawab dengan tegas. Hanya Jiwa yang tenang saja yang akan
kembali ke Hadirat-Nya…!.
Bila angan-angan dan keinginan itu terus menerus
dituruti, ia semakin lengket pada sang Sukma Jati dan sulit untuk bisa
ditinggalkan. Meskipun Jasad badan kasar telah mati dan terkubur dalam tanah,
namu ia akan terus melekat pada sang Sukma Jati. Jika dalam kehidupan di Bumi
angan-angan dan keinginan ini telah menyesatkan manusia, maka setelah matinya
Jasad badan kasr tadi sang Sukma Jati akan mengalami Kesesatan. Perilaku buruk
merupakan produk dari angan-angan dan pikiran yang kotor. Pekerti yang buruk
merupakan wujud dari keinginan yang tidak bener. Angan-angan, pikiran dan
tingkah laku yang buruk melekat pada sang Sukma Jati. Dan, mungkinkah Sukma
Jati, Diri Sejati, Sirr yang telah TERSESAT selama di dunia ini akan bisa
kembali di Hadirat-Nya…??
Ketiga;
Bila semedi, meditasi atau kontemplasi yang dilakukan
benar-benar sempurna. Angan-angan, keinginan, pikiran dan ilusi telah lenyap,
maka batin sang meditasi akan sentosa. Dia bebas dari segala macam gangguan
batin. Kecemasan dan kekhawatiran juga lenyap. Tak ada lagi ketakutan
dimana-mana sama saja yang ada hanyalah ketenangan dalam hidup. Di Kota dan di
desa tiadalah berbeda hidup serasa merdeka. Karena sama-sama dalam perlindungan
Gusti Hyang Moho Tunggal.
Jika sudah demikian akan tumbuh dan berkembanglah sebuah
sikap untuk “ Hamemayu Hayuning Bawono Langgeng “ terhadap Alam semesta ini.
Jika ungkapan ini terwujud, maka tiada lagi petaka dan bencana. Jika bumi ini
tetap terpelihara dan dijaga keseimbangannya, bumipun akan tumbuh dengan subur
dan tentunya akan memberikan berkah dan kemakmuran bagi manusia.
Manusi-manusianya akan hidup dalam ketentraman dan kesenangan. Pikiran jernih,
keinginan hanya sebatas yang dibutuhkan oleh diri dan keluarga serta bangsa.
Akhirnya sang Sukma Jati pun akan meninggi dalam keheningan yang menyelimuti
sang pelaku semedi, dzikir, meditasi atau kontemplasi. Jiwanya akan selalu
dalam kedamaian. Dengan demikian hidup di dunia dan akherat senantiasa dalam
kesejahteraan ( khazanah ) dan akan dijauhkan oleh API BATINIAH yang
menyala-nyala dan menjilat-njilat. Semoga; Artikel tentang Semedi, Dzikir Dan Meditasi ini... Dapat bermanfaat bagi kita
semuanya. Sebagai wawasan dan tambahan
pengalaman. Salam kasih damai nan bahagia selalu kanti Teguh Rahayu Slamet
Berkah Selalu dari saya untukmu sekalian
yang terberkahi Allah Ta’ala. Amiin dan Terima kasih.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment