SEBUAH PETUAH/WEJANGAN TENTANG ILMU LAKU:
Setiap Diri Manusia adalah Tuhan bagi Dirinya Sendiri:
Oleh: Wong Edan Bagu
Syehk Lemah Bang namaku, Rasulullah ya aku sendiri, Muhammad
ya aku sendiri, Asma Allah itu sesungguhya diriku, ya akulah yang menjadi Allah
ta’ala.
Setiap diri manusia adalah Tuhan bagi dirinya sendiri,
sekilas kata itu mirip Firaun yang mengatakan ” Aku tidak percaya Tuhan Musa,
Aku lebih percaya pada Tuhan saya sendiri “. Nah, adakah kesalahan harfiah
dalam statement saya dan Firaun tersebut ?
Tentu, statement itu bukanlah kajian secara harfiah/ kulit
belaka, statement itu lebih mengacu kepada kajian diri. Kajian diri adalah kita
selalu mengkaji/ membaca ke diri kita sendiri sebelum menengok ke luar. Masalah
ketuhanan adalah masalah ‘personal’ masalah yang very very personality.
Sekarang kita balik bertanya kepada diri kita, “Apakah Allah
SWT nya Nabi Muhammad sama dengan Allah SWT nya kita ? kalau mengacu kepada
kajian harfiah, maka akan tampak sama, letak kesamaannya di nama Allah SWT itu
sendiri. Tetapi kalau kita kaji ke dalam diri, akan tampak beda bagai jarak
bumi dan langit. Allah nya Muhammad itu NYATA, berkata-kata, membimbing,
melindungi secara langsung tanpa batas sehelai benang sekalipun, Nah, bagaimana
dengan kita, apakah Allah SWT itu berkata-kata/ membimbing secara langsung ?
Sehingga secara tak sadar tapi sadar kita menyembah Allah
yang bisu/tuli, apakah tidak sama dengan kita menyembah patung ?
Apakah kita harus pasrah begitu saja menerima doktrin/ dogma
bahwa hanya Rasul yang bisa menerima bimbingan secara langsung ?
Apakah kita harus menyerahkan nasib jiwa kita setelah mati
nanti kepada dalil/ dogma/ doktrin yang cenderung melemahkan/ merendahkan
kemampuan diri kita ?
Apakah kita harus menelan mentah-mentah ajaran-ajaran agama
yang keras dan cenderung membungkam akal sehat kita ?
Apakah kita dengan sikap pasrah. menyerah, berkeyakinan
terhadap suatu ajaran agama, maka jiwa kita akan yakin 100 % terselamatkan ?
Dengan kata lain manusia sekarang kebanyakan BERJUDI dengan
iman, amal dan ilmu nya yang diyakininya sendiri. Berjudi dengan menggantungkan
keyakinan kepada orang lain... Wow... He he he . . . Edan Tenan.
Setiap diri manusia itu punya modal dasar sama yaitu yang
disebut akal dan hati nurani, bila akal atau otak tidak dimerdekakan maka
hatinuraninya akan ‘ mati’. Otak itu ibarat mesin katrol untuk mengerek hati
nurani supaya hidup, setelah hidup maka sang hati nurani akan menghidupkan diri
kita yang selama ini mati. Hati nurani yang hidup menghidupkan itu adalah cikal
bakal Dzat Tuhan untuk tumbuh menguatkan diri kita. Hati nurani akan berevolusi
tergantung motor penggerak nya yaitu otak, semakin berpikir cerdas maka hati
nuraninya semakin kuat dan berkualitas. Hati nurani dalam kondisi puncak sering
disebut sebagai Tuhan, Allah dll. Jadi Tuhan itu tak lain adalah DIRI KITA YANG
TINGGI yang sering disimbolkan/ disebut dengan AKU. Sehingga tidak salah ada
orang yang mengatakan, spiritual yang modern dan canggih itu adalah memakai OTAK. Yang di praktekan dengan Rasa, bukan
perasa’an.
Kembali ke judul ” Setiap diri manusia adalah Tuhan bagi
dirinya sendiri ” maka adalah suatu pendakian spiritual ke dalam dirinya
sendiri sampai dirinya ada dalam kesadaran penuh yang tinggi, sampai secara
real dan nyata dirinya adalah RASULULAH (Rasa Nya Allah) atau gambaran Allah
atau perwujudan Allah. Allah itu adalah AKU, diri pribadi ku yang tinggi. Kalau
sudah ke maqam/ tingkatan ini maka tak akan ada lagi penolakan terhadap
perbedaan, tak kan ada lagi pengkotak-kotakan iman yang diberi label agama, tak
kan ada lagi perjudian ilmu, iman dan amal setelah kematian, tak ada lagi
kegelisahan/ ketakutan terhadap permasalahan duniawi, tak kan ada lagi
simbol-simbol agama yang akan menjeratnya, tak kan ada lagi fatwa-fatwa luar yang
mampu menembus dirinya, yang ada dirinya adalah KEBEBASAN. Bebas, lepas dan
merdeka menyelami kehidupan di dunia ini karena keyakinan yang sudah terbangun
kokoh dalam dirinya, dengan kata lain dirinya sudah hidup manunggal dengan
Tuhan. Kalau sudah manunggal/ bersatu apakah mungkin harus menengok ke luar
dirinya lagi ?
Tuhan adalah Pribadi ku, Pribadi yang nyata
Nyata dalam tubuh ku
Bebaskan otak dan hati mu !
Agar diri mu mempunyai Pribadi yang Kuat
sebagai bekal untuk berjalan di rel Kebenaran Hidup.
Sesuai FirmanTuhanmu Dan Sabda Rasulmu
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu. Semoga
Bermanfa’at.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
Kudus Rabu tgl 30/07/2014
Post a Comment