Saudara dan Pengawal halus:
Saudara dan Pengawal halus:
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
Jakarta Kamis 13 Nov 2014
Dizaman modern ini, selain ada banyak orang yang bertanya
:
” Siapa Aku ini?” – “Who am I?”,
“ Mengapa Aku disini?’ – “ Why am I here?”
“ Dari mana Aku datang?’- “ Where do I come from?”.
Ada juga yang bertanya apakah sebenarnya atau adakah”
saudara-saudara halus” dari seorang manusia. Anak muda sekarang menyebutnya
antara lain dengan istilah soulmates, teman atau saudara jiwa. Soulmates yang
utama adalah jiwa yang amat dekat ikatannya seperti yang menjadi suami atau
istri, saudara kandung pria dan wanita, anak atau orang tua ataupun sahabat
dekat.
Soulmates yang menjadi teman-teman baik didalam kehidupan
duniawi, ada juga kelompok soulmates yang adalah para individu yang sering
saling berhubungan karena ada sebabnya/ kepentingannya. Misalnya antara murid
dengan pengajarnya.
Di dunia yang banyak ditinggali manusia, didalam
pergaulan ini selain ada soul/jiwa yang sudah dikenal sebelumnya dialam
kelanggengan atau immortal life, banyak pula yang tidak dikenal. Ini sesuatu
yang lumrah saja, karena didunia ini, kita juga tidak mungkin berhubungan dekat
ataupun bahkan mengenal dari dekat dengan semua orang.
Saudara-saudara halus;
Sejak kuno, spiritualitas Jawa mengakui bahwa setiap orang
mempunyai saudara-saudara halus yang mendampinginya. Mereka tentu tidak
kelihatan oleh mata biasa ,karena mereka tidak berbadan fisik. Mereka itu ada
dan berbadan halus yang berujud sinar.
Dalam pemahaman spiritualitas universal dinyatakan bahwa
setiap manusia selalu didampingi oleh spirit guide atau pengawal suksma, bisa
satu pengawal bisa lebih. Para guides atau pengawal juga berasal dari dunia
suksma.
Seperti kita telah fahami bahwa manusia sejati adalah
suksma yang memakai pakaian badan halus dan badan fisik yang sesuai. Suksma
atau jiwa hidup langgeng atau immortal, yang rusak adalah raga. Bila raga
rusak, maka suksma/jiwa kembali kealam asal atau dalam bahasa sehari-hari
disebut meninggal dunia. Orang Jawa kuno bilang : Kembali kemula-mula, pulang
keharibaan Gusti, Tuhan.
Manusia hidup yang berujud bleger- raga eteris dan fisik,
didalamnya berupa suksma, yang dalam spiritualitas sering dipanggil pribadi
sejati atau Higher Self dan pada penampilan luarnya berujud manusia yang
beraga.( Mengenai Pribadi Sejati atau Higher Self, ada sementara spiritualis
muda kita, yang menyebutnya dengan “ Kembaran Saya”, mereka berdalih pada waktu
ketemu dengan Pribadi Sejati, rupa dan bentuknya persis seperti dirinya).
Menurut kawruh Kejawen, pengetahuan spiritual Jawa yang
merupakan satu kebenaran dan kenyataan, setiap manusia selalu didampingi oleh
saudara-saudara halusnya. Dari begitu banyak bibit kehidupan berupa sperma
sehat calon Bapak yang masuk dalam gua garba ibu, hanya satu yang menjadi janin
dan ketika sudah 9/sembilan bulan dikandungan ibu, terlahir sebagai bayi.
Bisa juga dua atau lima , kalau terjadi bayi kembar. Jadi
banyak bibit kehidupan yang tidak mendapatkan kesempatan untuk terlahir sebagai
bayi manusia.Sedangkan yang telah menjadi bayi , tumbuh menjadi manusia untuk
menjalani kehidupan didunia ini. Oleh karena itu, kita yang menjadi manusia ,
wajib mensyukuri hidup ini dan mengisi kehidupan didunia ini dengan benar, baik
dan berguna bagi sesama dan jagat ini.
Manusia dalam kiprahnya menjalani kehidupan dibumi ,
selalu didampingi oleh saudara-saudara halusnya kapanpun dan dimanapun dia
berada. Para saudara halus ini mendapatkan tugas dari Sang Pencipta Kehidupan,
Gusti, Tuhan untuk membantu dan menjaga saudaranya yang pada saat ini menjadi
manusia dibumi.
Siapa saja saudara halus itu?
Saudara halus – sedulur alus yang tidak berbadan fisik
itu menurut kepercayaan tradisional Jawa selalu membantu saudaranya yang
manusia dengan jalan menyertai, melindungi, membantu supaya saudaranya yang
manusia menjalani kehidupannya dengan selamat, sehat, sejahtera selama hidup
dibumi ini. Tugas sedulur alus tersebut sesuai dengan paugeran – ketentuan dari
Gusti.
Saudara halus itu jumlahnya banyak, mari kita coba
mengenali mereka :
Mar dan Marti, biasa dipanggil Mar Marti.
Mereka adalah saudara manusia yang lebih tua. Mereka
tidak ikut dilahirkan melalui gua garba ibu. Mar yang paling tua merefleksikan
perjuangan ibu sewaktu melahirkan bayi. Dia adalah daya, kekuatan yang kuat,
hebat untuk hidup dan melindungi hidup.
Marti merefleksikan perjuangan ibu setelah melahirkan.
Perjuangannya berhasil, lega rasanya. Oleh karena itu Mar Marti tinggi
pangkatnya, sebagai Raja dan Ratu. Secara mistis warnanya berupa cahaya putih
bersih dan kuning muda jernih.
Mar Marti membantu manusia yang dikawalnya ,hanya untuk
hal-hal yang penting, dalam keadaan yang benar-benar diperlukan. Karena derajat
Mar Marti adalah bagai Raja dan Ratu, maka manusia yang meminta bantuan mereka
adalah yang punya perbuatan, pikiran dan rasa yang jernih. Menurut istilah
Kejawen adalah manusia yang telah melakukan tapabrata terlebih dahulu, yang
sudah melakukan laku spiritual yang sungguh-sungguh.
Sedulur papat kalimo pancer:
Saudara empat yang kelima pancer, yaitu...
1.Kakang Kawah : Kakak Kawah, yang keluar dari rahim ibu,
sebelum sibayi. Warnanya putih, tempatnya di Timur.
2.Adi Ari-ari : Adik ari-ari, yang keluar dari rahim ibu,
sesudah si bayi. Warnanya kuning, tempatnya di Barat.
3.Getih : Darah yang keluar dari rahim ibu sewaktu
melahirkan. Warnanya merah, tempatnya di Selatan.
4.Puser : Pusar, yang dipotong sesudah kelahiran bayi.
Warnanya hitam, tempatnya di Utara.
5.Pancer : Pancer adalah bleger ,wujud badan jasmani yang
ada ditengah keempat saudara yang lain yang tidak punya raga fisik.
Sedulur papat kalimo pancer juga disebut Keblat papat,
kalimo tengah ,artinya : Kiblat empat, yang kelima ditengah.( Mengenai kiblat:
Timur, Selatan, Barat, Utara dan Tengah, ini mengandung pemahaman tersendiri
dalam spiritualitas Kejawen, yang akan diuraikan dilain kesempatan).
Para saudara halus ini mempunyai tugas untuk membantu
manusia didalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya ada saudara-saudara halus yang dipanggil
sebagai :
Kabeh kadang ingsun kang metu saka margo ino lan kang ora
metu saka marga ino.
Semua saudaraku, yang ada melalui rahim ibu dan yang
tidak melalui rahim ibu.
Kabeh kadang ingsun kang ora katon miwah kang ora
karawatan.
Semua saudaraku yang tidak kelihatan dan tidak terawat.
Kabeh kadang ingsun kang lahir bareng sadino sawengine
karo aku.
Semua saudaraku yang lahir siang malam bersamaku.
Jadi, memang benar saudara halus manusia itu ada banyak,
mereka juga sering disebut sedulur sinarawedi- saudara terdekat. Dari sudut
kebatinan, ada yang menyebut mereka makdum sarpin.
Perlu dikenal;
Para pinisepuh Kejawen mengajarkan supaya kita semua
mengenal dan syukur kalau mau ngerteni – memahami saudara halus kita. Mereka
itu selalu mengawal dan membantu kita, disadari atau tidak, karena mereka dapat
tugas dari Gusti, Tuhan. Tentunya ,si manusia juga harus berbuat dan berkemauan
yang baik.
Perlu diketahui bahwa para saudara halus tersebut merasa
senang kalau kita mengetahui kehadiran dan keberadaan mereka, terlebih kalau
kita memperhatikan mereka. Kalau mereka merasa dianggap dan diperhatikan tentu
mereka akan lebih rajin dan giat membantu. Mereka senang bila setiap saat
diajak berpartisipasi dalam setiap kegiatan kita, seperti : makan, minum,
belajar, bekerja, menyopir, mandi dsb.
Contoh mengajak saudara halus kita, katakan dalam batin :
“ Semua saudara halusku ( secara lengkap adalah : Kakang
kawah, adi ari-ari, getih, puser, kadang ingsun papat kalimo pancer, kabeh
kadang ingsun kang metu saka margo ino lan kang ora metu saka margo ino, kabeh
kadang ingsun kang ora katon miwah kang ora karawatan, kabeh kadang ingsun kang
lahir bareng sadino sawengine karo aku), saya mau makan, bantulah saya – Aku
arep mangan, ewang-ewangono. Artinya supaya kita dibantu bisa makan dengan
selamat dan makanan itu juga baik untuk kita.
“ Semua saudara halusku, bantulah saya menyopir mobil ini
atau naik motor ini supaya selamat dan lancar sampai ke kampus atau ke kantor”.
Artinya supaya dibantu supaya tidak ada halangan maupun kecelakaan.
“ Semua saudara halusku, bantulah saya dalam bekerja,
sehingga pekerjaan saya lancar dan benar”.
Perlindungan pada waktu tidur;
Pada waktu tidur, kita tidak bilang supaya dibantu tidur.
Nanti mereka semua tidur dan tidur itu bukan kebutuhan mereka. Katakan dalam
batin : “ Kabeh sedulur alusku, aku arep turu, reksanen aku sajerone turu, yen
ana kang ngganggu utawa mbebayani tandangono utawa gugahen aku”. Artinya :
“ Semua saudara halusku, saya mau tidur, lindungilah
saya. Kalau ada yang mengganggu atau membahayakan, kamu atasi atau kamu
bangunkan aku”.
Sambil merebahkan badan ditempat tidur, sebelum menutup
mata, letakkan telapak tangan kanan diatas dada , menyentuh jantung, katakan
dalam batin : “Saya juga hidup “–“ Aku iyo urip”.
Berdasarkan pengalaman, biasanya tidur nyenyak, selamat,
bangun tidur sehat, cerah.
Akrab dengan saudara halus;
Hubungan akrab dengan semua saudara halus bisa dilakukan
dengan biasa melakukan komunikasi. Seperti juga dalam pergaulan antar manusia,
kalau sering terjadi komunikasi, tentulah hubungannya menjadi lebih terbiasa
dan bahkan menjadi akrab. Kalau sudah akrab, bisa terjadi hubungan yang saling
membantu.
Jalinan komunikasi pertama adalah : Anda sering menyebut
nama mereka secara lengkap, satu per satu. Ini anda lakukan karena anda perlu
minta dibantu atau dilindungi. Dengan menyebut mereka dan minta bantuan itu
artinya anda mengakui keberadaan mereka dan bahwa mereka adalah saudara-saudara
anda yang anda sayangi dan perlukan. Jadi menyebut mereka dan minta kerjasama
mereka, itu tidak merendahkan mereka maupun anda, itulah kenyataan yang
digariskan Gusti, sesuai Kejawen. Ini adalah tindakan terhormat karena anda dan
saudara-saudara anda adalah dari satu sumber yang sama yaitu atas karsa Gusti.
Seandainya anda, tidak pernah menyapa mereka, maka
sebagai sesama makhluk mereka juga merasa bahwa keberadaan mereka tidak anda
perhatikan dan perlukan. Mereka akan tidak antusias mendampingi, melindungi dan
membantu anda, meskipun itu tugas alami mereka atas kehendak Gusti. Maka jangan
heran kalau kita lihat banyak teman, kenalan kita yang hidupnya
kesandhung-sandhung – banyak menghadapi kendala, sial, nasib jelek dan
sebagainya. Mungkin saja mereka tidak dibantu secara optimal oleh
saudara-saudara halusnya sendiri, selain ada masalah karma.
Hendaknya diketahui bahwa para saudara halus itu berada
didunia dengan tanpa raga fisik, itu adalah juga latihan bagi mereka, bila
nanti satu ketika ,mereka diperbolehkan menjalani kehidupan sebagai manusia
oleh Gusti, Tuhan. Bila mereka bisa menjalankan tugas dan kewajibannya dengan
baik, itu harapan lebih besar dan lebih cepat untuk muncul dibumi sebagai
manusia.
Mereka juga senang kalau manusia yang dikawal sukses,
maju dan baik kehidupannya. Sebaliknya ,bila yang dikawal tidak baik, tidak
memahami mereka, mereka juga punya rasa bosan. Lalu timbul perasaannya :” Buat
apa mendampingi lama-lama manusia seperti ini. Lebih baik dia cepat dipanggil
kembali kealam asal yaitu alam suksma dan kamipun juga bebas tugas dan juga
kembali kealam suksma. Disana kami menanti anugerah Gusti untuk diciptakan
sebagai manusia dan boleh hidup dibumi sesuai ketentuan”.
Komunikasi dan ajakan kepada saudara halus yang utama
adalah ketika kita manembah kepada Gusti. Kita ajak mereka, disebut namanya
satu persatu untuk membantu dan melindungi kita dan penyembahan kita, semadi
kita, meditasi kita diperkenankan oleh Gusti.
Pendekatan kita yang kedua adalah ketika kita melakukan
laku spiritual untuk memperteguh iman kita untuk percaya, berbakti dan
mendekatkan diri kepada Gusti. Ajaklah saudara halus untuk membantu dan
melindungi.
Pendekatan ketiga supaya akrab dengan saudara halus
adalah supaya mereka membantu kita dalam menjalankan tugas kehidupan yang baik
dan benar supaya berhasil dan tidak terkena halangan atau goda yang negatif.
Pendekatan yang lain ketika kita mengajak saudara halus
kita membantu kita supaya kita berhasil mencapai cita-cita dan keinginan yang
baik.
Menurut pengalaman para pinisepuh dan yang sudah akrab
dengan saudara-saudara halus, sebenarnya mereka itu masing-masing punya
kekhususan a.l .:
Mar Marti, hanya membantu dalam hal yang sungguh perlu
dalam kehidupan seseorang. Kakang Kawah dan Adi Ari-ari adalah yang banyak
membantu dalam memenuhi kehendak yang baik. Kakang Kawah selalu membantu
sebaik-baiknya terjadinya satu cita-cita/ keinginan, sedangkan Adi Ari-ari
selalu mendukung dan menyenangkan. Getih membantu menggerakkan gairah dan
semangat, Puser memperhatikan kemauan dan kebutuhan duniawi.
Sedangkan bagi saudara-saudara spiritualis yang sudah
serasi hubungannya dengan Pribadi Sejati atau Higher Self, Pribadi Sejati bukan
untuk permintaan apapun ,apalagi yang bersifat keduniawian,tetapi untuk sumarah
– berpasrah total kepada Gusti.Pada tataran ini seorang manusia sejati
sebenarnya telah memasuki tataran kesadaran spiritual yang jarang digapai oleh orang
biasa.
Semoga; Artikel tentang
Saudara dan Pengawal halus ini...
Dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Sebagai wawasan dan tambahan pengalaman. Salam kasih damai nan bahagia
selalu kanti Teguh Rahayu Slamet Berkah Selalu
dari saya untukmu sekalian yang terberkahi Allah Ta’ala. Amiin dan
Terima kasih.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment