Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi (semesta) bicara, Bagian. 1

 Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi (semesta) bicara, Bagian. 1
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan

1.Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi (semesta) bicara, Tentang amal dan dosa:
Alam semestaKu ini adalah tempat berlangsungnya segala kerja dalam keteraturan sempurnanya. Kerja yang searah dengan rencana awalnya adalah amal dan kerja yang tak searah dengan rencananya adalah dosa. Setiap kehidupan memiliki rencananya sendiri untuk melangkah di jalan masing-masing untuk mencapai tujuan. Kadang rencana pribadi tersebut memiliki kesamaan lalu hidup dalam kelompok perjalanan dan menetapkan pula arah duniawi mereka.

Rencana kelompok inilah pula yang kemudian dijadikan penentu amal dan dosa di kehidupan duniawi. Namun bagiKu, amal dan dosa tidak terbatas pada apa yang kamu ketahui dengan perbuatan duniawi. Amal dan dosa berkaitan dengan rencana dirimu sebelum memasuki kehidupan ini. Apa yang hendak kamu pahami, sadari dan perbaiki, serta tugas apa yang ingin kamu tuntaskan dalam kehidupanmu kali ini, itulah menjadi arah dan tujuan kelahiranmu.

Manakala pikiran, kata-kata, sikap dan perilakumu menyimpang dari tujuan yang telah kamu tetapkan sebelum menapaki kembali kehidupan dalam tubuh manusia ini, itulah dosa bagimu. Bila kamu masih searah di jalan yang kamu pilih untuk tujuan kebaikanmu sebagai jiwa yang sempurna, itulah amal bagi dirimu dan alam semesta. Nak, Aku telah memberi kebebasan bagimu untuk menggunakan tubuh dan pikiramu itu sesuai rencana yang telah kau tetapkan bagi kehidupanmu. Aku tidak akan mencampurinya kecuali menuntunmu ketika kau meminta tuntunanKu. Dunia adalah tempat dan sarana belajarmu.

Aku hanyalah guru yang akan membimbingmu dari dalam saat kau membutuhkanKu. Maka dalam amal dan dosa yang akan kau lakukan, Aku tidak memberimu pahala bagi amal itu atau hukuman bagi dosamu. Kaulah yang memilih amal yang kau lakukan atau mendapat hukuman dari dosa yang kau pilih. Aku bukanlah penghukum, Aku adalah guru pembimbing dari dalam batin heningmu. Aku hanyalah Ayah-Ibu yang mendampingimu menjalani pembelajaran untuk mencapai kesadaran semestamu. Amal tidaklah sama dengan kebaikan dan dosa bukanlah semata-mata keburukan.

Dalam kesadaran semesta sesungguhnya ada amal dalam kebaikan dan keburukan, juga ada dosa dalam kebaikan dan keburukan. Apabila kau telah memahami dan melampaui kebenaran dualitas semesta, kau akan mudah mengerti maksudKu. Amal seorang prajurit mungkin menjadi dosa bagi seorang pendeta. Dosa seorang pencuri bisa jadi merupakan amalnya bagi peningkatan kesadaran orang yang dicuri. Konsep pikiranmu bukanlah penentu utama antara mana amal dan mana dosa. Kesadaran Jiwamulah yang dapat memahami dan memilahnya dengan baik. Maka, raihlah kesadaran jiwamu agar kau mengerti apa sesungguhnya amal dan dosa bagi peranmu di kehidupan ini sebagai Jiwa dalam tubuh manusia. Namun jika sulit bagimu memahami amal dan dosa dengan menyadari terlebih dahulu diri sejatimu, Aku akan mengingatkanmu pada hakikat Jiwa. Jiwa adalah kemurnian dan kesucian. Kesucian disini bukanlah terbebas dari dosa karena penilaian itu hanya layak bagi pemahamanmu di sini.

Makna kesucian adalah tidak ternoda oleh penilaian baik buruk, serta tidak melekat dengan penilaian tersebut. Maka dalam pemahaman kesucian ini, amal adalah perilaku yang tidak terjebak oleh penilaian baik buruk. Amal adalah kerja pikiran, kata-kata, dan perbuatan yang suci, tidak melekat oleh penilaian dan penghakiman.

Amal adalah tugas Jiwa dalam kehidupan untuk menjalankan cinta dan kasih sayangnya bagi kehidupan semesta. Amal adalah setiap kerja yang terlibat dalam kegiatan penciptaan, pemeliharaan, dan pengembalian seluruh isi alam semesta ke dalam siklusnya. Inilah amal yang terbebas dari penilaian baik-buruk. Ia hanya berkaitan dengan tugas-tugas Jiwa dalam ketiga aspek kegiatan semesta itu. Sedangkan dosa adalah segala kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana tugas untuk mendukung ketiga aspek kerja semesta. Dosa adalah penyimpangan pikiran, kata-kata dan perbuatan terhadap jalan yang telah dipilih oleh Jiwa sebagai bagian dari tugasnya dalam kehidupan ini. Bila semua penjelasan ini pun belum kau pahami dengan baik, maka amal dan dosa ini cukup kamu pahami dengan menjalankan segala bentuk kebaikan dan cinta kasih yang mampu kau pahami. Biarlah sisanya Aku yang menentukan amal dan dosamu itu dari cara pandang kesadaranKu yang melampaui kesadaranmu yang terbatas.

Lakukan tugas kebaikan karena kamu bersumber dari kebaikanKu, kebaikan ayah-ibu, kebaikan orang-0rang yang merawatmu sejak dalam kandungan hingga menjadi dewasa seperti saat ini. Lakukan saja, maka itu akan menjadi amal bagimu. Tetaplah berjalan dalam lingkaran perilaku cinta kasih, itu sudah cukup menjadi amal bagi pemahamanmu. Hindari saja hal-hal yang tidak sejalan dengan perilaku cinta kasih sebagaimana yang kamu pahami karena sifat sejatimu adalah cinta kasih. Itu pun sudah cukup untuk menjauhkanmu dari dosa akibat penyimpangan terhadap tugas dan jalan yang telah kau pilih bagi kehidupanmu ini.

Setiap Jiwa memahami dan menyadari tugas, peran, dan tujuan kelahirannya. Setelah kematiannya maka Jiwa akan menilai seberapa selaras tugas dan peran itu telah ia jalani selama hidupnya.

Setiap amal kehidupan akan memberinya kebahagiaan karena sebanyak itulah tugas dan peran telah berhasil ia jalankan sesuai rencana. Sebaliknya, setiap dosa di kehidupan akan memberinya penyesalan yang menyedihkan. Ia menyadari bahwa sebanyak dosa itulah tugas dan peran kehidupan yang ia jalani telah menyimpang dari tujuan kelahirannya.

Rasa kebahagiaan membawa suasana surga bagi Jiwa, sedangkan rasa penyesalan membawa suasana neraka baginya. Maka, sesungguhnya dengan amal dan dosa inilah kau menentukan sendiri apa yang kau kehendaki bagi dirimu sendiri kelak sebagai Jiwa setelah kematian. Aku hanya bisa mengingatkanmu satu hal, AnakKu. Lakukan saja apa yang tidak akan kamu sesali sebagai Jiwa setelah kematian. Kunci utama dari tugas dan peran kehidupanmu sebagai Jiwa di kelahiran kali ini adalah menuntaskan peran cinta kasih bagi kehidupan semesta ini. Amalkanlah peran cinta kasihmu itu Nak, dan bangunlah surga dunia dan akhirat yang membahagiakan bagi dirimu sendiri. Aku bersaksi atas setiap amal dan dosamu.

2.Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi (semesta) bicara, Tentang kebenaran nurani:
Di antara bahasa-bahasa pikiran yang sering bergolak dalam dirimu, bahasaKu adalah bahasa nurani. Aku adalah bahasa tanpa kata-kata. Aku adalah bahasa rasa. Dan sebagai rasa dari nurani, Aku adalah rasa tanpa penjelasan pikiran. Aku membimbing setiap langkah dalam kehidupan kalian dengan bahasa nurani, dengan bahasa rasa itu. Dengan rasa itulah Aku selalu mendengar dan memenuhi setiap doamu. Dari situ pula Aku memberi terang pada setiap jalan hidup yang kau pilih untuk dijalani. Dengan rasa terang itulah caraKu agar selalu ada bersamamu melewati setiap penderitaan dan kebahagiaan dalam kehidupan.

Dengan bahasa nurani pula Aku selalu bicara padamu meski kau tak selalu mau mendengar
kata-kataKu. Atau mungkin kau tak tahu bagaimana cara mendengar kata-kataKu. Maka biarlah hari ini akan Kuperjelas bahasa nurani bagimu. Karena dalam setiap terang bahasa nurani yang kau rasakan, disana Aku sedang menjaga langkahmu tetap di jalan yang dulu pernah kau pilih sebelum kehidupan ini. Bahasa pikiran selalu disibukkan dengan analisis terhadap setiap keadaan yang sedang kau hadapi. Bahasa itu bukanlah bahasa nurani. BahasaKu bebas dari pertimbangan yang didasarkan pada penilaian baik-buruk, tetapi selalu berujung pada kebaikan bagi semesta. Ia mengandung hakikat rasa kebaikan bukan sekedar norma kebaikan. BahasaKu adalah dorongan bagi suatu kebenaran jiwa, bukan dorongan bagi pembenaran pikiran.

BahasaKu adalah bahasa terang yang menyinari kegelapan batin. Ia akan mengantar hidupmu pada jalan yang lapang tanpa terhalang oleh penilaian atas dirimu. Ia tidak membuatmu terjebak dalam sebutan baik atau buruk, tapi akan mengantarmu untuk merasa lebih baik. Ia tidak mengungkungmu dalam penjara amal dan dosa, tetapi membuat jiwamu beramal untuk terbebas dari rasa berdosa. Kebenaran bahasa nurani tidak terbelenggu oleh ruang dan waktu atau oleh kehidupan dan kematian karena ia adalah kebenaran semesta tanpa batas. Ia adalah kebenaran tunggal yang melampaui segala bentuk dualitas. Ia adalah bahasa yang tak mampu didebat oleh kecerdasan pikiran karena ia melampaui pemahaman pikiran. Saat kebenaran nurani berbicara, pikiran sadarmu menjadi pendengar yang kadang-kadang gelisah kemudian selalu mencoba untuk memahami atau bahkan mendebatnya dengan pembenaran.

Kebenaran nurani adalah ide-ide murni yang bukan berasal dari ingatan dalam pikiran sadar. Ia adalah bahasa yang bahkan belum pernah didengar oleh pikiran sadarmu yang terbatas. Tidak seperti bahasa pikiran sadarmu yang hanya berasal dari ingatan masa kini, bahasa nurani berasal dari ingatan masa lampau, masa kini dan masa depan yang selalu ada sejak semesta ini ada. Ia berisi konsep utuh tentang proses penciptaan, pemeliharaan, dan daur ulang kehidupan semesta. Ia mengarahkan kehidupan material dan spiritual semesta ini pada alur yang sangat teratur.

Begitulah caranya menemanimu sebagai Jiwa yang melintasi kehidupan demi kehidupan dari masa ke masa. Ia adalah bahasa kecerdasan yang abadi seperti alam semesta, seabadi Jiwa itu sendiri. Kau tidak layak memberi penilaian kebaikan atau keburukan terhadap isi bahasa nurani dengan aturan yang kau miliki di kehidupan sosialmu. Kebaikan nurani adalah kebaikan alam semesta yang mencakup secara sekaligus hukum yang mengatur siklus penciptaan, pemeliharaan dan penghancuran alam semesta. Jika kalian mencoba menilai dengan pemahaman yang terbatas, kalian hanya akan menciptakan perdebatan dalam diri bahkan dengan sesama kalian. Bahasa nurani tidaklah untuk diperdebatkan, tapi untuk diikuti dengan keikhlasan karena dia adalah bahasa cinta kasih semesta.

Nurani menciptakan bahasa penuh makna. Sehingga ketika kau mendengarnya, bimbingan nurani akan hadir sebagai sebuah kata atau kalimat singkat namun mampu menjawab segala kegundahan dan keraguanmu. Bahkan, ia bisa menghentikan semua perdebatan analisis pikiranmu. Ia mencerahkanmu dari gelapnya ketidaktahuan dan keraguan. Dan tatkala hatimu telah mulai mengenal kehadiran nurani sepenuhnya, ia akan menjadi pintu yang membuka rahasia semesta dengan aliran bahasanya yang lebih luas. Namun demikian, bahasa nurani bukanlah segalanya. Ia hanyalah salah satu bahasa yang bisa kau pilih di antara berbagai pilihan bahasa yang muncul dalam pikiranmu.

Jika kau menghendaki kebaikan dan kebahagiaan duniawi, pilihlah pikiran burukmu. Hanya ketika kau memutuskan untuk mencapai kebahagiaan sejati dalam keberhasilan peran kehidupanmu sebagai jiwa, maka ikutilah bahasa nuranimu. Bahasa terang alam semesta. Di saat menderita ia akan memberimu kata atau kalimat yang bisa mengubah penderitaan menjadi rasa kebahagiaan. Ia juga menjadi bahasa yang mengingatkanmu pada penderitaan di balik kebahagiaan yang kau rasakan. Ia mengajarimu menerima dan mensyukuri setiap tahap dalam pembelajaran kehidupan yang kau pilih saat ini. Hidup adalah tempat belajar memilih apa yang kau inginkan serta untuk merasakan dengan ikhlas hasil dari setiap pilihanmu. Kau berhak mengikuti kebutuhan tubuhmu, keinginan pikiranmu atau hanya berjalan dalam kesadaran Jiwamu. Tubuh akan membimbingmu dengan bahasa rasa agar kau memenuhi apa yang dibutuhkannya. Rasa lapar, haus, mengatuk, lelah, sakit, dan seterusnya. Lalu, pikiran akan mengarahkanmu dengan bahasa hasratnya agar kau memenuhi setiap keinginannya. Sedangkan, Jiwa akan menuntun tubuh dan pikiranmu dengan bahasa nurani agar bekerja sesuai rencananya dalam peran kehidupan kali ini.

Kebenaran tubuh adalah menjaga dirinya agar selalu siap menjadi kendaraan bagi jiwa.
Kebenaran pikiran adalah menciptakan ide yang mampu mengarahkan tubuh menjadi alat bagi jiwa menjalankan tugasnya.

Terakhir, kebenaran nurani adalah membimbing dan menjaga kesadaran pikiran dan tubuh agar tetap mampu menjalankan tugas dan peran jiwa sesuai rencananya sebelum memasuki setiap kehidupan. Inilah kebenaran nurani anakKu. Aku tidak akan banyak menjelaskan tentang ia yang tak terbatas dengan kata-kata yang terbatas ini. Kenalilah bahas nuranimu maka kau akan mengerti tanpa memerlukan penjelasan lebih banyak. Dengarlah, ia sedang berbicara padamu sekarang tepat setelah kau membaca kata terakhir ini.

3.Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi (semesta) bicara, Tentang nasib dan takdir:
Nasib adalah takdir yang belum ditetapkan dan takdir adalah nasib yang sudah dipastikan. Nasib adalah apa pun keadaan yang kau harapkan terjadi sebagai takdir bagimu di kehidupan
masa depan. Sedangkan takdir adalah keadaan yang harus kau terima dan jalani sebagai nasibmu saat ini, sebagaimana telah kau pilih dan tuliskan sendiri bagimu pada kehidupan terdahulu. Dengan demikian, sesungguhnya kau lah yang telah menetapkan takdir bagi dirimu sendiri.

Aku hanyalah sutradara yang memastikan takdirmu itu berjalan sesuai skenario kehidupan yang telah kau tetapkan bagi dirimu. Maka AnakKu, berhati-hatilah mulai saat ini menetapkan takdir masa depanmu. Kuingatkan bagimu Nak, meski tidak kau mengerti ataupun kau sadari, nasib dan takdir di kehidupan masa depanmu telah kau ciptakan melalui setiap pikiran, kata-kata, dan tindakanmu saat ini.

Segala bentuk pikiran, ucapan, dan perbuatan keseharianmu menjadi doa yang akan tertulis sebagai rangkaian skenario bagi masa depanmu. Inilah kesempurnaan karma, hukum semesta dengan mana sadar atau tak sadar kau sedang menulis skenariomu itu. Dengan aksimu saat ini kau sedang menciptakan reaksi masa depan sebagai nasib dan takdirmu nanti.

Camkanlah ini, anakKu. Aku memang penguasa semesta raya yang berkuasa menentukan segala hal bagi semestaKu. Namun kau, sebagai bagian dari diriKu, tak lain adalah penguasa atas tubuh sebagai semesta kecilmu di dunia ini. Kaulah yang menentukan takdir kehidupanmu dalam tubuh yang kau pilih saat ini. Aku tidak mengendalikanmu untuk apa yang kau inginkan, namun Aku ada untuk memberimu tuntunan dalam memilih jalan mencapai apa yang kau inginkan. Bahwa kau tidak berkuasa lagi mengubah takdirmu saat ini, tentu saja itu sebuah kepastian karena kuasa itu telah kau gunakan pada masa kehidupan sebelumnya. Kau telah mengetahui dan menetapkan takdirmu sebelum memilih tubuh dan peran dalam kehidupanmu saat ini. Denga begitu yang bisa kau lakukan saat ini hanya menjalaninya dengan keikhlasan. Namun demikian, kau masih punya kuasa untuk menentukan nasib dan takdir masa depanmu.

Gunakanlah kuasamu itu dengan baik sebelum kau menyesali lagi pada kehidupan mendatang. Jika nasib dan takdir ini masih membingungkanmu, baiklah akan Kutegaskan lagi perbedaan keduanya. Dalam kehidupan yang kau jalani ini, kau masih bisa berusaha keras untuk mengubah nasibmu saat ini agar menjadi lebih baik. Namun untuk takdirmu kini, seberapapun kerasnya usahamu kau tak akan mampu mengubahnya karena ia telah menjadi ketetapan hidup bagimu. Kau akan memahami prinsip sederhananya saat kau benar-benar menjalaninya.

Setiap keadaan hidup yang berusaha untuk kau ubah dan kau berhasil mengubahnya, itulah nasibmu. Sedangkan untuk sesuatu yang berusaha kau ubah namun kau tidak berhasil juga untuk mengubah kenyataannya, itulah takdirmu. Jadi sebelum kau larut dalam kebingungan menyangkut nasib dan takdirmu, tetaplah berharap dan berusaha untuk mengalami perbaikan bagi setiap keadaanmu saat ini.

Biarlah waktu yang memastikan yang mana nasib dan takdir bagimu di kehidupan kali ini. Berusahalah untuk nasibmu dan ikhlaslah bagi takdirmu. Jika kau hanya menyesali takdir, maka takdir itu akan menghentikan perubahan nasibmu di masa depan. Nasib itu terbatas hanya dalam satu masa kehidupan, tetapi takdir itu akan berkelanjutan dari satu masa kehidupan ke masa kehidupan lain berikutnya. Jadi AnakKu, berhentilah menyesali takdirmu saat ini, namun belajarlah menentukan takdirmu di kehidupan selanjutnya. Kau berhak sepenuhnya atas perjalanan jiwamu. Itulah kuasamu sebagai jiwa.

Aku telah memberi alat dan cara untuk mencipta nasib dan takdir yang ingin kau miliki selama perjalanan jiwa. Alat itu adalah pikiran dan hatimu. Kau hanya perlu belajar menggunakannya dengan sebaik-baiknya untuk memilih dan menuliskan nasib serta takdirmu. Jika kau menggunakannya untuk hal-hal yang baik dan positif, kau, sedang membangun nasib dan takdir yang juga baik serta positif bagi dirimu. Begitu pun sebaliknya. Ucapkan ide-ide dari pikiran baikmu, lakukan tindakan dari kata-kata kebaikanmu, lalu sertakan semua itu dengan keikhlasan dan kemurnian hati. Maka Aku akan mencatatkannya bagimu sebagai nasib dan takdir yang telah kau tetapkan dengan yakin bagi masa depanmu. Aku mampu mencatatnya secara detail dan mengetahui kejujuran serta keyakinanmu karena Aku ada dalam dirimu sebagai Jiwa itu sendiri. Itulah hakikat makna bila bagimu Aku adalah yang menentukan takdirmu.

Sebab sekali lagi, kau tak lain adalah diriKu dalam tubuh manusia. Tapi, jangan coba memahami kata-kataKu ini dengan pikiran sadarmu karena pikiranmu bukanlah Jiwa dan tentu saja itu juga bukan diriKu. Pikiran sadar dan intelektualmu tak akan mengerti kecuali ia telah dibimbing oleh kesadaran murnimu sebagai Jiwa. Berhentilah juga menyalahkan apapun atau siapa pun atas nama nasib dan takdirmu di dunia ini. Bukan orang lain atau makhluk lain yang terlibat dalam penciptaan nasib dan takdirmu.

Kau sendirilah sesungguhnya yang telah memilih untuk mengundang mereka agar terlibat menyempurnakan kisah dalam nasib dan takdirmu, sebagaimana telah kau tuliskan dalam skenario semestamu. Itulah rahasia nasib dan takdir yang ada di tanganmu, AnakKu. Setiap takdir yang kau jalani saat ini AnakKu, yakinlah bahwa itu adalah pilihan terbaik yang telah kau tetapkan sebelum kelahiran dan kehidupanmu kali ini. Tidak ada alasan bagimu untuk kecewa atas takdir yang telah kau pastikan dengan begitu banyak pertimbangan kesadaran Jiwa.

Jika pikiranmu merasa kecewa pada takdirmu, menjadi tugasmulah untuk menerangkan hal itu baginya. Pastikan pikiranmu bisa mengerti bahwa kisah kehidupan yang kau jadikan takdirmu adalah cara yang kau pilih untuk mencapai kemurnianmu sebagai Jiwa. Dan untuk hal ini, tentu saja kau harus mengenal betul pikiranmu sendiri. Belajarlah untuk mengenalnya lebih jauh. Karena sekali lagi, pikiran dan hati adalah alat pencipta nasib dan takdir bagi manusia. AnakKu, Aku menunggu skenario berikutnya yang harus Kucatat bagimu lewat caramu memakai hati dan pikiranmu.

Muga Bermanfa’at.
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com