Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi (semesta) bicara, Bagian. 3

Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi (semesta) bicara, Bagian. 3
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Tanah Pasundan

6.Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi (semesta) bicara, Tentang penderitaan dan kebahagiaan:
Penderitaan dan kebahagiaan adalah sebuah pengalaman rasa yang dulu pernah kau pilih untuk menjadi bagian dari pembelajaran dan proses pertumbuhan kesadaranmu, namun justru lebih banyak kau sesali saat menjalaninya di dunia iniSemua bentuk penderitaan yang kau rasakan di kehidupanmu kali ini adalah hasil dari pilihanmu sendiri. Kau telah memilihnya dengan pikiran, kata-kata, sikap, dan perilakumu pada kehidupan terdahulu.

Aku tidak pernah menghukummu melalui semua bentuk penderitaan itu. Kau mengalaminya karena kau membutuhkan semua itu. Hanya agar kau bisa memahami penderitaan yang sama sebagaimana pernah kau ciptakan bagi orang dan makhluk lain. Bukan Aku, bukan pula dirimu yang menghukum diri sendiri dengan semua penderitaan. Penderitaan bukanlah hukuman, ia hanya pembelajaran bagi pikiran dan rasamu. Aku tidak berharap kau menikmati penderitaan itu ataupun menyesalinya sepanjang hidup. Aku hanya berharap kau mengerti bahwa penderitaan itu sedang memberimu pemahaman utuh atas rasa yang tidak benar-benar kau pahami sebelumnya.

Pelajarilah setiap penderitaan sampai kau tidak lagi merasakannya sebagai penderitaan. Setiap penderitaan hidup yang kau rasakan, Nak, sesungguhnya hanya terbatas pada pikiran . Ia hanyalah persepsi pikiran yang tidak bisa memahami tujuan positif dari sebuah pengalaman hidup. Saat pikiranmu memahami dan bisa menerima bahwa penderitaan itu adalah kebutuhan jiwa yang berhasil kau dapatkan di kehidupan ini, ia akan berubah menjadi rasa kebahagiaan. Bukankah sebuah harapan yang bisa terpenuhi adalah kunci dari kebahagiaan ? Aku tahu pikiranmu tidak mengingikan penderitaan, ia hanya menginginkan kebahagiaan . Tapi kau tidak tahu bahwa sebagai jiwa, kau sangat memerlukan penderitaan itu untuk memahami kehidupan semesta ini secara utuh.

Akulah sumber segala kebahagiaan semesta. Aku tidak memiliki penderitaan karena semua hal dalam pandanganKu hanyalah kebahagiaan. Dan jika kau masih ingin mengalami kebahagiaan abadi sepertiKu, maka jadilah jiwa dalam tubuh manusia yang mampu menggunakan pikiran untuk belajar mengubah setiap penderitaan duniawi menjadi kebahagiaan rohani. Semoga dengan semua pemahaman ini anakKu, pada hari hari yang lain Aku tidak lagi mendengar doamu agar kau Kubebaskan dari penderitaan hidup. Bebaskanlah dirimu sendiri dengan membebaskan pikiran dari cara pandang yang menderitakan. Jika karena kasih sayangKu padamu lalu Aku sendiri melenyapkan penderitaan itu, maka kau tak akan pernah memahami makna penderitaan itu. Kau tak akan pernah bertumbuh menjadi jiwa yang matang. Kelahiran dan kehidupan yang kau jalani saat ini, menjadi ruang dan waktu bagimu untuk bertumbuh semakin matang dalam kesadaran. Kau tidak memerlukan kebahagiaan untuk kau lihat sebagai penderitaan, tapi kau butuh penderitaan untuk kau lihat sebagai kebahagiaan. Itulah kematangan sempurna dari kesadaran jiwa semesta. Maka anakKu, mintalah agar cahaya kesadaranKu membukakan makna terang bagi penderitaanmu.

Mintalah kekuatan dan ketabahan untuk menghadapi dan mempelajari penderitaan itu, bukan kekuatan untuk menghidarinya. Jika kau menghindarinya saat ini, ia akan datang di saat yang lain. Namun jika kau telah memahaminya, penderitaan itu akan berhenti mendatangimu. Ketahuilah Nak, Aku memiliki tubuh yang tak terbatas, yaitu alam semesta ini dan memiliki pikiran yang tak terjangkau, yakni kecerdasan semesta. Dan kau sendiri memiliki semesta yang kecil, yaitu tubuhmu serta kecerdasan semesta yang terbatas yakni pikiranmu. Kau adalah jiwa kecil yang akan tumbuh menjadi jiwa besar sepertiKu. Kau mesti terus berkembang dari kesadaran semesta kecil dalam tubuh manusia agar kelak bisa memiliki kesadaran semesta raya seperti kesadaranKu. Saat mana setiap penderitaan tubuh dan pikiranmu bisa kau rasakan hanya sebagai sebuah kebahagiaan, kau akan memahami caraKu memandang alam semesta ini sebagai ruang dan waktu yang selalu membahagiakan bagiKu. Taka ada satu pun kejadian di alam semesta yang bisa membuatKu menderita, Nak karena Aku adalah kebahagiaan sempurna yang abadi. Jika kau sungguh-sungguh ingin menjadi diriKu, belajarlah untuk tidak melihat segala kejadian pada tubuh dan pikiranmu sebagai penderitaan. Pahami semua itu hanyalah sejumlah proses untuk memahami kesempurnaan tubuh, pikiran, serta kehidupanmu. Saat kau memahaminya, begitulah akan kau pahami kesempurnaan alam semesta dengan kecerdasan dan kehidupan yang terus bergulir di dalamnya dari masa ke masa. Dan untuk setiap penderitaan yang kau alami di kehidupan ini anakKu, janganlah bersedih dan takut.

Karena sesungguhnya Aku selalu ada bersamamu saat kau menjalani penderitaan itu. Aku diam memperhatikanmu selama dalam proses pemahaman atas penderitaan itu. Aku mendengar setiap doa dan kepedihanmu. Tapi anakKu, dalam kuasaKu yang tak terbatas, Aku mesti membatasi diriKu. Tidak setiap penderitaanmu harus kulenyapkan karena bukan untuk itu Aku mendampingimu. Aku membawa kebahagiaan bagimu bukan saat kau masih menderita oleh ketidaktahuan pikiranmu.

Hanya ketika kau telah memahami makna penderitaanmu sebagai bagian dari pemurnian jiwa, saat itulah kebahagiaan akan Kuberikan bagimu. Pemahaman akan makna penderitaan adalah kunci bagimu untuk mencapai, kebahagiaan jiwa. Sumber dari setiap penderitaan dan kebahagiaan adalah harapan. Pikiran akan bahagia ketika harapan itu terpenuhi dan menderita saat ia tidak tercapai. Aku tidak bermaksud meniadakan harapan bagimu karena harapanlah yang bisa membuatmu hidup dalam semangat. Jadi, tetaplah berharap pada sesuatu lalu kerjakan sesuatu bagi harapanmu. Namun begitu, bekerjalah hanya demi kerja itu sendiri tanpa terbelenggu oleh harapan dan hasil kerja. Fokuslah pada tugas dan kerjamu di dunia dengan penuh keyakinan.

Sisanya biarlah Aku sendiri yang akan menentukan hasil yang layak bagi setiap kerja yang telah kau lakukan demi kelangsungan alam semesta. Aku adalah penentu hasil kerjamu karena Aku-lah pemilik semesta tempatmu menjalankan kerja ini. Maka, berbahagialah pada setiap kerjamu dan berbahagialah pula pada setiap hasilnya.

7.Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi (semesta) bicara, Tentang pikiran dan agama:
Aku adalah cahaya kecerdasan yang memenuhi alam semesta. Aku menciptakan alam ini dengan kreasi dari kecerdasanKu yang tak terbatas. Aku menggunakan pikiran sebagai wujud dari kecerdasan semestaKu yang tak berwujud. Di antara wujud pikiran yang nyaris menyimpan sempurna, kecerdasanKu adalah wujud pikiran manusia.

Meski demikian, kesempurnaan dari kecerdasanKu masih terjebak dalam keterbatasan pikiran manusia. Lebih banyak dari kalian hanya menggunakan pikiran kalian yang berkembang selama berada dalam kehidupan jasmani. Itu bukanlah mewakili kecerdasanKu melainkan hanya percikan sangat kecil dari samudra kecerdasanKu. Hanya saat kecerdasanKu sepenuhnya menggunakan pikiran sadar manusia, disitulah Aku akan menunjukkan padamu segala kuasa dari kesejatianKu.

Pikiran kalianpun adalah hasil kreasi dari kecerdasan semestaKu. Dengan pikiran kalian itulah Aku mencipta, memelihara, dan mengembalikan seluruh isi kehidupan yang telah Kuciptakan di dunia ini. Pikiran kalian adalah jejak-jejak kecerdasanKu yang kalian bisa nikmati di kehidupan dunia. Namun sayang anakKu, Kesadaran yang terbatas itu membuat kebanyakan kalian tidak mampu menggunakan dengan sempurna jejak kecerdasanKu dalam pikiran kalian. Akibatnya, kalian tidak mampu memahami sepenuhnya bagaimana menggunakan sebagian kecerdasanku yang tersimpan dalam pikiran sadar kalian.

Aku melengkapi tubuh manusia yang kau tempati itu dengan hati dan pikiran yang menyimpan kecerdasanKu agar dengannya kau bisa bertumbuh dalam pemahaman akan diri sejatimu yang lebih besar. Aku menggunakan pikiran itu untuk menyampaikan pesan-pesanKu bagi kehidupan kalian. Untuk menyampaikan pesan-pesan kesadaran bagi kehidupanmu, Aku telah berkali-kali datang di dunia ini sepanjang zaman. Aku telah menuliskan pesan-pesan itu dalam kitab yang kemudian kalian sucikan. Aku hadir sebagai manusia yang kalian hormati sebagai pemimpin spiritual. Aku datang sebagai guru-guru kehidupan, bahkan sebagai orang yang tidak pernah kalian duga adalah diriKu. Semua kehadiran itu Kulakukan untuk menyadarkan kalian agar kembali menggunakan pikiran sebagai alat untuk mencapai cahaya kesadaran semestaKu.

Aku bahkan telah menciptakan agama- agama, kepercayaan, keyakinan dan tradisi. Semua itu hanya agar kalian mampu menggunakan pikiran yang Kulengkapkan pada tubuhmu itu untuk tujuan perjalanan tugas dirimu sebagai Jiwa yang penuh cinta kasih. AnakKu, Aku menciptakan agama sebagai alat untuk membimbingmu menggunakan rahasia kecerdasan hati dan pikiran untuk memenuhi kebutuhanmu akan bahan-bahan kebaikan di dunia ini. Bahkan kebaikan inilah yang akan menyuburkan tumbuhnya kesadaranmu sebagai benih cinta kasih semesta.

Aku menurunkan ajaranKu lewat agama bukan sebagai alasan bagi kalian untuk saling menyakiti, saling membunuh, atau saling membenci sesama kalian. Aku membukakan bagimu rahasia semestaKu lewat ajaran agama- agama, sekali lagi bukan untuk membawamu pada pertengkaran dan permusuhan dengan sesamamu . Aku menciptakannya untuk membuatmu mampu menjalani cara-cara Jiwa mengasihi alam semesta. Dengan agama-agama yang berbeda itu, Aku berharap kalian bersatu satu sama lain utnuk menjaga kedamaian bumi sebagai bagian dari semesta yang Kuciptakan. Namun hari ini, sebagai Ayah dan Ibu semestamu, Aku hanya bisa terdiam menatap apa yang kalian lakukan dengan agama, kepercayaan, keyakinan, dan tradisi itu.

Aku melihat anak-anakKu sendiri bertikai satu sama lain demi agama, yang sesungguhnya Kuciptakan untuk membangun alam pikiran dan dunia yang penuh cinta kasih. Jika aku bisa bersedih, maka Aku akan bersedih anakKu. Kalian memanggilKu dengan berbagai nama yang kalian sukai. Namun, kalian justru bertengkar hanya demi sebuah nama yang kalian sebutkan bagiKu.

Aku menghargai setiap nama yang kalian berikan bagiKu. Aku mencintai kalian semua dalam rasa yang sama besar untuk nama-nama berbeda itu. Kalian semua adalah anak-anakKu. Berhentilah berdebat, berhentilah bertengkar, berhentilah kau berperang dengan dirimu sendiri, Nak. Kalian semua sesungguhnya satu, kalian semua adalah bagian dari diriKu sendiri. Sudahilah permusuhan atas nama agama, anakKu. Aku sengaja menciptakan berbagai jalan untuk menuju pada kesadaranKu karena Aku menghormati keberagaman kalian dalam memilih.

Hormatilah pilihan kalian masing-masing karena betapapun juga dengan semua pilihan itu kalian semua sesungguhnya sedang menuju padaKu yang satu. Jika kalian merasa agama kalian terganggu oleh mereka yang berada di jalan yang lain, lalu kalian ingin berjuang mempertahankannya, pertahankanlah agar agama yang kuciptakan itu tetap menjadi agama yang memiliki cinta kasih. Kekerasan atas nama agama, sekalipun itu kalian maksudkan untuk menjaga kesucian agama yang Kuciptakan, justru telah menodai kesucian agama itu sendiri yang bersumber dariKu yang penuh cinta kasih.

Ketika kalian berkelahi atau bahkan berperang atas nama agama, ketahuilah Nak, saat itu kalian seperti sedang membuktikan pada alam semesta bahwa Aku tidak mampu menciptakan kedamaian dunia bagi kalian, bahkan dengan ajaran agama yang suci itu. Aku tahu kalian tidak menyadari semua kekhilafan itu, maka inilah saatnya kalian mulai menyadarinya. Agama itu Kuciptakan untuk mendamaikan hati kalian, dunia kalian, dan kehidupan jiwa kalian setelah kematian nanti. Gunakanlah demi kedamaian, bukan sebagai alasan menciptakan perdebatan, pekelahian, apalagi peperangan yang menodai kesucian agama itu sendiri. Tidak perlu menjagaKu karena Akulah yang akan ,menjaga kalian.

Tidak perlu membelaKu karena Akulah yang harus membela kalian dari penyimpangan pikiran sendiri. Jika kalian menghormati dan mencintaiKu, maka hormati dan cintai setiap makhluk hidup, setiap isi alam semesta karena pada diri mereka semua Aku berada. Aku ada pada setiap manusia yang mungkin kau benci. Aku ada pada apa saja yang mungkin kau telantarkan. Aku ada di mana-mana. Dengan demikian, Aku selalu menyaksikan semua sifat, sikap dan perilaku setiap pikiran, kata-kata, dan perbuatanmu padaKu. Aku menjadi saksi untuk setiap napas yang kau hirup dari alam semesta ini. Aku mengetahui segalanya.

AnakKu, jika kalian ingin menjaga rasa hormat dan cinta kalian padaKu, jagalah aku tetap ada dalam diri kalian. Berkatalah, bersikaplah, bertindaklah, seakan kalian sedang melakukannya untuk mewakili cinta kasihKu yang sedang memancar dari dalam diri kalian. Aku adalah jiwa kalian di dalam. Jagalah aku dari kegelapan pikiran yang ingin mengambil alih tubuh kalian dan bertindak atas nama pembenaran pikiran itu. Jika kalian sungguh-sungguh ingin berbuat atas namaKu, lakukanlah itu atas nama diriKu yang penuh cinta kasih dan diliputi kesadaran terang tanpa batas. Karena itulah diriKu. Di setiap agama yang Kuajarkan ke dunia ini melalui jiwa yang pernah Kuutus berkali-kali mengajarinya, Aku selalu menyatakan bahwa Aku hanyalah satu. Jika kau mengerti bahwa Aku hanya satu, berhentilah berpikir atau merasa takut bahwa akan ada sesuatu di dunia ini yang bisa menduakanKu.

Selama kalian masih menyangkan diriKu dapat dipisahkan atau dibeda-bedakan dengan nama pujaan kalian yang beraneka ragam itu, saat itu pula sesungguhnya kalian belum sepenuhnya paham dan meyakini keesaanKu. Kutegaskan sekali lagi Nak, semua Jiwa makhluk hidup adalah bagian dari diriKu. Semua yang mengisi alam semesta ini adalah bagian dari tubuhKu. Itulah keesaanKu. Berhentilah merasa berbeda dengan semua kehidupan yang mengisi alam semesta ini. Mulailah merasakan bahwa semua itu adalah bagian dari diri kalian sendiri. Untuk itulah, Aku menciptakan agama. Untuk membuatmu menyadari dirimu sebagai diriKu dalam tubuh manusia, lalu mengambil bagian dari tugasKu menjaga dunia dan alam semesta ini. Itulah tugasmu anakKu, tugas sebagai Jiwa dalam tubuh manusia. Maka ketahuilah AnakKu, kalian tidak membuatKu bahagia dengan menyakiti sesama atas nama agama yang Kuciptakan dari cinta kasihKu.

Aku tidak begembira melihat anak-anakKu sendiri saling menghancurkan diri mereka. Aku adalah Ayah-Ibu semesta yang lebih mudah berbahagia dalam kebersamaan hidup kalian yang damai. Kuhadirkan agama ke dunia untuk membukakan pintu dunia rohani bagi kalian agar mampu melihat terangnya cahaya kesadaran Jiwa semesta di sana. Bukan untuk menjerumuskan kalian ke ruang dan waktu yang diliputi gelapnya pemahaman. Agama adalah jalan untuk mendekati duniaKu yang penuh cinta kasih, bukan menjauhi duniaKu menuju dunia yang dipenuhi amarah dan kebencian. Jika pun dengan pemahaman agama itu kalian masih ingin menjagaKu, maka jagalah semua ciptaanKu dengan penuh cinta dan keikhlasan. Jika kalian berani membelaKu, Aku ingin kalian membela ciptaanKu dari kehancurannya. Jika kalian benar-benar mencintaiKu, cintailah semua makhluk yang Kuciptakan dengan sepenuh cinta kasihKu. Aku adalah keindahan tak berwujud. Namun jika dengan mewujudkan keindahanKu dapat membuat kalian lebih mudah menyatukan rasa padaKu. Aku akan menerima apa pun cara kalian itu. Nyanyikanlah semua namaKu, lukislah kecemerlanganKu, pahatlah wajahKu, renungkanlah wujudKu sesuka dan semampu yang membuatmu bisa memandangKu. Itu semua adalah,wujudKu bagimu,namun bukan wujudKu bagi kecerdasanKu. Sekali lagi, Aku akan ikhlas menerima caramu itu karena memahami keterbatasan kalian tentang diriKu.

Aku adalah maha raja penguasa cinta kasih semesta yang akan menerima apapun persembahan kalian. Maka, persembahakanlah padaKu apa pun yang ingin kalian persembahkan dengan cinta kasih yang total dan murni. Persembahkanlah padaKu apa yang kemudian akan berguna lagi bagimu. Persembahkanlah padaKu cinta kasih maka kau akan mendapatkan kembali cinta kasihmu. Persembahkanlah padaKu kemarahan, kebencian, dan dendam maka kalian akan menerima kembali kemarahan, kebencian dan dendam kalian. Aku adalah maha raja yang menerima persembahan tanpa memilikinya. Kaulah lagi yang akan memiliki persembahan yang telah Kuterima itu. Maka, persembahkan padaKu apa yang benar-benar ingin kalian miliki.

Aku menikmati kidung suci kalian, doa-doa pujian, sesaji buah, atau apa pun yang mampu kalian haturkan padaKu. Dari seluruh bentuk persembahan kalian itu, Aku paling menyukai persembahan kerja yang ikhlas. Aku akan membuka hatiKu pada hati kalian yang terbuka. Aku suarakan keheninganKu ke dalam keheningan hati kalian. Aku hadir dalam setiap upacara persembahan kalian.

Aku merasakan setiap keikhlasan dan ketidakikhlasan yang ada sebelum, selama, dan setelahupacara persembahan itu. Keikhlasan kalian akan membahagiakanKu. Keikhlasan itu mengharukanKu, membangkitkan kerinduanKu pada kalian. Dengan rasa itu pula kalian telah membuka lebar bentangan tanganKu untuk memeluk kalian dalam kerinduan dan kasih sayang. Maka AnakKu, persembahkanlah keikhlasan dan ketulusan kalian padaKu, Ayah-Ibu semesta. Aku pesankan ini semua pada kalian karena kalian semua adalah anak-anakKu. Mendekatlah ke pelukan cinta kasihKu denga perasaan cinta kasih kalian. Jangan mendekatiKu dengan kebencian, amarah dan dendam yang masih terpendam di dada kalian. Semua perasaan buruk itu akan sulit mendamaikan diri kalian dalam pelukanKu. Akhirnya Nak, sebagai anak yang saat ini berada paling dekat denganKu dalam percakapan ini, sampaikanlah pesan Ayah Ibu ini kepada semua saudara-saudaramu. Gunakanlah agama untuk mengendalikan gerak pikiran ke arah cinta kasih karena di situ Aku menanti kalian semua.

8.Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi (semesta) Bicara, Tentang Pulang dengan Bahagia:
Ada satu kepastian yang tak mungkin bisa kau hindari kelak AnakKu: Kematian. Dan untuk setiap waktu serta lembaran hari yang kau lewati, kau sedang mendatangi kematian dan kepastian itu semakin mendekatimu. Meski demikian, ia selalu datang tanpa hari yang dapat kau pastikan. Apakah saat ini kau sudah bersiap diri demi menerima kepastiannya yang tak pasti itu? Apakah kau berani atau takut menghadapinya.

Keberanian bukanlah kesiapan, ketakutan bukan pula tanda ketidaksiapan. Hanya ketika kau telah mengerti tujuan hidupmu serta telah menjalaninya dengan sepenuh hati dan pemahaman, lalu ikhlas meninggalkan kehidupan ini dengan kebahagiaan, itulah kesiapan yang sesungguhnya. Tanpa semua itu, kematian masih akan memberimu bayang-bayang penderitaan oleh rasa kehilangan. Tepat saat waktu kematian datang untuk memisahkan dirimu dari tubuh yang kau tempati selama ini, kau pun akan kehilangan kuasa akan tubuhmu. Kau juga kehilangan kesempatan untuk tetap berada di dalamnya meskipun kau masih menginginkannya.

Jika tubuh dan pikiranmu sedang menderita mungkin dengan mudah kau akan menerima kematianmu. Tetapi, itu akan berbeda manakala tubuh dan pikiran sedang memberimu kebahagiaan duniawi saat sang waktu datang untuk menghentikan kebahagiaan itu secara tiba-tiba. Inilah sumber dari rasa takut pada kematian, AnakKu. Rasa takut akan kehilangan sesuatu yang sesungguhnya tak pernah hilang darimu. Semua hal membahagiakan yang pernah kau miliki harus rela kau tinggalkan di dunia ini.

Perpisahan dengan semua bentuk kepemilikan selama ini dapat membuatmu merasa sangat kehilangan. Dan rasa kehilangan itulah yang akan membawamu pada penderitaan di alam kehidupan setelah kematian. Sebelum mencapai keikhlasan, kau akan merasakan seluruh kehilangan itu seperti apa yang kau sebut sebagai neraka. Maka kali ini Nak, Ayah-Ibu akan mengingatkanmu lagi agar sejak awal bersiap diri menghadapi kepastian itu. Kau pernah melewatinya dengan kegagalan pada kehidupan terdahulu.

Kini, belajarlah untuk berangkat pulang dalam keadaan yang lebih baik daripada hidupmu sebelumnya. Belajarlah untuk selalu siap saat tiba waktunya kau pulang. Sumber dari segala penderitaan jiwa yang kau sebut sebagai neraka adalah ketidakikhlasanmu melepaskan hal-hal duniawi setelah kematian. Segala bentuk kemelekatan pikiran dan emosional terhadap apa yang pernah kau miliki atau alami di kehidupan duniawi ini akan menjadi penghambat kuat bagimu untuk dapat pulang kembali kepadaKu dalam damai. Maka Nak, jika kelak kau ingin bisa pulang dalam kedamaian, belajarlah agar bisa tenang dan ikhlas tepat saat kematian itu tiba bagimu. Untuk mencapai hal ini, sepanjang hidup kau harus belajar dan melatih pikiranmu untuk tidak terjebak dalam kemelekatan terhadap setiap kepemilikan di dunia ini. Tidak melekat pada tubuhmu, terhadap hartamu, terhadap orang-0rang yang menyayangimu. Juga tidak terhadap kepintaran, kesuksesan, atau kebahagiaan duniawimu. Kau memang boleh memiliki semua ini, namun ikhlaslah meninggalkannya di sini di saat kematianmu tiba.

Kapan pun kematian itu datang bagimu Nak, bebaskanlah segera dirimu dari segala hal duniawi ini. Lupakan, tinggalkan semuanya dengan ikhlas karena kau tidak membutuhkannya lagi di duniaKu. Di duniaKu, di dunia Kita AnakKu, kebahagiaan itu tidak bersumber dari luar dirimu. Kebahagiaan itu menjadi milikmu sepenuhnya dalam sentuhan rasa yang tidak mudah kau mengerti saat ini. Jangan takut bahwa kau akan sendiri dalam dunia kematian. Aku akan mengirim jiwa-jiwa saudara, sahabat, kerabat pendahulumu untuk menemanimu menenangkan diri sesaat setelah di dunia kematian. Kau tidak akan kesepian kecuali kau sendiri yang memilih rasa kesepian itu akibat kemelekatan pada hal-hal yang telah kau tinggalkan di dunia. Hindari segala pikiran, sikap, kata-kata, dan perilaku yang dapat membuat jiwamu merasa bersalah setelah kematian. Rasa penyesalan akan membuatmu menderita dan terjebak oleh keinginan untuk segera memperbaiki kesalahan itu. Itulah sebagian alasan Jiwa untuk kembali ke dunia ini dalam tubuh yang baru. Memperbaiki apa yang mereka sesali selama kehidupan terdahulunya.

Sesuatu yang bagi jiwa dapat menimbulkan penyesalan adalah ketika dalam kehidupan duniawinya ia melakukan sesuatu yang tidak dilandasi kesadaran cinta kasih. Maka AnakKu, landasilah segala yang kau pikirkan, katakan ,dan lakukan di dunia ini dengan cinta kasih dan kesadaran. Dengan begitu kau akan selalu berada di jalur yang searah dengan tujuan kelahiran dan peran kehidupanmu di sini. Percayalah Nak, cinta kasih dan kesadaran itulah sumber kebahagiaan bagimu setelah melewati kehidupan duniawimu ini yang kelak akan membawamu bersatu denganKu. Aku telah menyaksikan begitu banyak Jiwa anak-anakKu menderita setelah kematian. Ketahuilah Nak, bukan Aku yang menghukum mereka karena Aku bukanlah sang penghukum. Mereka telah menghukum diri mereka sendiri dengan rasa penyesalan itu. Mereka ingin memperbaikinya, namun keadaan sudah berubah. Tubuh fisik itu tidak bisa lagi mereka gunakan untuk menuntaskan rasa penyesalan.

Akibatnya mereka terjebak antara dunia kematian dan dunia kehidupan yang telah mereka tinggalkan. Inilah yang kau kenal sebagai neraka, anakKu. Sungguh Aku tidak menghendaki kalian menderita setelah kematian. Tetapi, Aku sendiri tidak bisa memaksakan kalian bertumbuh sekehendakKu. Kalian memiliki kuasa atas diri kalian. Aku hanya bisa menawarkan jalan bagi kalian untuk bisa mencapai kebahagiaan bersamaKu setelah kematian. Jalan itu adalah jalan cinta kasih dan kesadaran. Benamkanlah setiap langkah kehidupanmu di jalan ini Nak, kelak kau akan memahami maksudKu. Di ujung jalan ini Aku menantimu pulang ke rumah kesadaran sejati dalam kebahagiaan abadi bersamaKu.

Muga Bermanfa’at.
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com

http://wongedanbagu.blogspot.com