Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi (semesta) bicara, Bagian. 2
Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi (semesta) bicara, Bagian.
2
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Tanah Pasundan
4.Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi (semesta) bicara,
Tentang pahala dan karma:
Semesta ini Kuciptakan dalam keteraturan sempurna
sehingga ketika tiba saatnya ia berakhir, itu akan menjadi awal bagi semesta
berikutnya. Untuk menjaga keteraturan itu Aku menciptakan hukum sebab akibat,
hukum kerja atau karma sebagai pengatur perjalanan alam semesta ini agar tetap
berada dalam siklus sempurnanya. Dengan hukum ini pula Aku mengatur segala
aspek dalam kehidupan semesta seperti saat pertama ia Kuciptakan sampai tiba di
akhir masanya.
Kehidupan di alam semesta selalu bergerak dalam arahan
hukum aksi-reaksi, hukum karma ini. Tak ada sesuatupun dalam kehidupan ini
terbebas dari hukum karma, meski kalian tidak memahami atau bahkan tidak
meyakininya. Ini adalah sebuah hukum keniscayaan alam semesta. Hukum ini
memastikan agar api memberi panas, air memberi basah, dan angin memberi kering.
Hukum karma memastikan agar setiap makhluk mendapatkan akibat dari setiap sebab
yang mereka pilih. Setiap kerja pasti akan mendatangkan hasil, sekali pun kerja
itu adalah kerja diam. Kerja menciptakan hasil kerja, diam menciptakan hasil
diam. Sebagaimana alam semesta meliputi seluruh ruang dan waktu yang ada,
begitulah hukum ini meliputi seluruh ruang dan waktu yang membentuk alam
semesta.
Dengan begitu, hukum karma ini akan memberimu pahala atau
hasil dalam rentang waktu dan ruang yang tidak terbatas oleh kelahiran dan
kematian. Pahala atas kerja ini terus melekat padamu sepanjang siklus semesta
yang kamu jalani melalui begitu banyak kelahiran, kehidupan dan kematian. Hanya
ketika jiwamu berhasil membebaskan diri dari kemelekatan atas hasil kerja,
disitulah hukum kerja ini membebaskanmu dari pahala karma. Itulah saat engkau
mengenal keikhlasan murni, sebuah kerja tanpa kemelekatan pada hasil. Engkau
akan mencapai kebebasan kerja, bekerja dalam pikiran yang diam tanpa keinginan.
Setiap kerja yang kau lakukan pada kehidupan ini akan
mendatangkan pahala pada ruang dan waktu yang tidak pasti dan sama. Pahala itu
bisa datang saat ini di sini atau saat itu di sana, dan selalu menanti di masa
depan kehidupan. Dan karena kehidupanmu sesungguhnya abadi, maka pahala karma
bahkan bisa datang pada kehidupan masa depanmu dalam dimensi yang lain setelah
kematian. Kehidupan ini sendiri memberi begitu banyak pilihan bebas untuk kamu
pilih dengan kecerdasanmu. Sedangkan hukum karma bertugas memastikan agar kau
mendapatkan hasil bagi setiap pilihanmu. Karena itu anakKu, berhentilah
menyalahkan orang lain atas setiap hasil yang kau peroleh di kehidupan ini.
Semua hasil itu tak lain adalah akibat dari pilihanmu sendiri. Aku sudah
menciptakan kesempurnaan pada hukum karma, sehingga hanya aksi yang menimbulkan
reaksi, hanya sebab yang dapat menimbulkan akibat.
Jika untuk sebuah akibat atau pahala yang kau alami
ternyata engkau tidak mengerti dan menemukan sumber sebabnya pada dirimu, itu
bukan berarti bahwa penyebab itu ada pada orang lain. Penyebab dari pahala itu
tetap ada pada dirimu. Hanya saja ketidaktahuan akan rangkaian karma masa lalu
telah membuatmu sulit memahaminya. Aku memahami bahwa ketidaktahuan itu terjadi
karena keterbatasan pikiran sadarmu untuk mengingat setiap hal secara rinci
pada semua kehidupan masa lalumu. Namun satu hal penting untuk selalu kau
pahami, tak ada akibat tanpa suatu sebab. Dan akibat itu hanya akan kembali ke
tempat dari mana sebabnya berasal. Pahala karmamu niscaya adalah hasil kerjamu.
Kualitas karma hanya menentukan kualitas pahala dan
jumlah karma hanya menentukan jumlah pahala. Bukan kualitas karma yang menentukan
jumlah pahala, bukan pula jumlah karma yang menentukan kualitas pahala. Dengan
demikian setiap penyesalan tidak akan bisa menghentikan jalannya hukum karma.
Penyesalan hanya membantumu menjadi lebih siap untuk menerima pahala karma
dengan ikhlas, sehingga suatu pahala buruk bahkan bisa berubah menjadi sesuatu
yang membahagiakan. Pikiran yang bisa mengartikan pahala dengan makna yang
berbeda akan membangun suatu bentuk perasaan yang juga berbeda.
Aku tidak berhak mengurangi atau menghentikan pahala atas
setiap kerja yang kau lakukan. Aku hanya bisa menemanimu menerima pahala itu
dengan rasa sebagaimana yang kau harapkan. Pahala karma akan terasa seolah
tidak ada manakala kesadaranmu telah ikhlas menerimanya sebagai sesuatu yang
biasa dan mesti terjadi. Sebagaimana kau melakukan setiap karmamu dengan
kesadaran dan ketetapan hati, begitulah semestinya kau ikhlas menerima setiap
pahala dan karma itu. Hanya dengan cara ini maka kau tidak akan mudah
terguncang oleh setiap pahala yang kau terima sebagai akibat dari kerjamu.
Pahala buruk tidak terlalu mengecewakanmu, pahala baik
tidak pula terlalu membahagiakanmu. Bahkan ketika engkau bisa menyadari bahwa
pahala yang kau terima dari hasil kerjamu itu sebenarnya adalah sebuah kerja
dari makhluk lain atau dari alam semesta yang sedang dilakukan terhadapmu, maka
kau akan mengerti bahwa sesungguhnya tak pernah ada pahala di alam semesta.
Semua yang ada ini hanyalah kerja yang saling berkaitan satu sama lain. Alam
semesta adalah serangkaian karma. Saat kau bisa melihat bahwa pahala
sesungguhnya bukanlah pahala melainkan hanya sebuah kerja yang lain, maka kau
akan berhenti mengharapkan pahala dari sebuah karma. Dengan kesadaran inilah
kau mesti mulai bekerja hanya demi kerja itu sendiri untuk kelangsungan siklus
alam semesta. Kau akan terbebas dari pahala karma. Maka, ikhlaslah dalam kerja,
anakKu. Kerjamu akan menjadi pahala bagi orang lain dan pahalamu menjadi kerja
bagai orang lainnya. Inilah lingkar kesempurnaan kerja alam semesta,
kesempurnaan karma. Dan Aku adalah pusat dari lingkaran semesta ini. Pusat yang
berada di dalam sekaligus di luar lingkaran karma itu.
5.Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi (semesta) bicara, Tentang
Penciptaan dan Kelahiran:
Sepanjang siklus waktuKu yang abadi ini, Aku menciptakan
alam semesta bukan dari suatu ketiadaan melainkan dari keadaan. Dari keadaan
yang bebas Aku menyatukan benih-benih alam semesta melalui keterikatan mereka
satu sama lainnya. Aku menciptakan semesta ini dalam batasan bingkai hukum
keniscayaan, hukum sebab akibat dan hukum dualitas yang pernah Aku ciptakan
sebelum semesta ini ada. Segala dualitas semesta yang Kuciptakan ini selalu ada
dan selalu ada dalam kekekalannya. Mereka membentuk alam semesta ini karena
efek hukum keniscayaan semesta menciptakan rantai keterikatan kebebasan yang
terjadi berulang-ulang selamanya. Inilah penyebab adanya siklus alam semesta
yang tak berawal dan tak berakhir. Dualitas materi-non materi niscaya akan
mengalami keterikatan dan kebebasan secara berulang karena adanya hukum sebab
akibat. Keterikatan dengan unsur yang satu menyebabkan mereka terbebas dari
unsur yang lain. Tarikan demi tarikan yang silih berganti menjadi siklus
keterikatan-kebebasan inilah yang menyebabkan semesta ini selalu hidup dalam
keberadaannya.
Sebelum alam semesta ini ada dalam wujudnya sekarang,
mereka adalah benih dualitas yang menyatu dengan diriKu dalam wujud yang sangat
kecil bagiKu. Mereka bergerak mendekat padaKu sejak masa kehancuran semesta terjadi
lalu terserap ke dalam diriKu. Saat mendekat inilah dualitas semesta raya yang
mengecil itu kembali menjadi benih semestaKu. Selanjutnya semua inti dualitas
itu : material-spiritual, energi material-energi spiritual, kembali bersatu
untuk menjadi suatu benih semesta raya.
Benih inilah kemudian segera membelah diri dan berkembang
menjadi semesta raya untuk memulai kembali kehidupan barunya. Inilah siklus
kesemestaanKu dari ada menjadi tiada dan kembali ada. Meski Aku menyatakan
bahwa setelah kehancuran semesta mereka kemudian terserap menjadi benih semesta
ke dalam diri Ku, tidak berarti bahwa pada saat membelah kembali menjadi
semesta raya ini mereka keluar dari diriKu. Mereka selalu berdiam dalam diriKu,
selamanya. Mereka ada dalam diriKu Aku ada dalam diri mereka semua. Alam
semesta adalah kreasiKu karena Aku adalah keindahan. Alam semesta ini selalu
saling menjaga karena Aku adalah cinta kasih. Aku menjaga keabadian semesta ini
melalui proses penciptaan, pemeliharaan, dan penghancuran. Apa yang selalu
kuciptakan, Kupelihara, dan Kuhancurkan tak lain adalah keterikatan.
Keterikatan antara material dan material, material dan spiritual serta
spiritual dan spiritual. Aku menghancurkannya agar terjadi kebebasan, agar dari
kebebasan itu bisa kuciptakan keterikatan lagi. Dengan cara ini, Kuciptakan
alam semesta yang berisi kehidupan dan kematian sebagai rangkaian peristiwa di
dalamnya. Maka jangan takut pada kehancuran semesta karena Aku akan
menciptakannya kembali.
Jangan sedih pada kehilangan karena Aku akan
mempertemukannya kembali. Gembiralah pada setiap penciptaan, pemeliharaan, dan
bahkan pada kehancuran. Karena tak pernah ada yang hilang, tak pernah ada yang
hancur. Yang ada hanya pembebasan dari keterikatan satu sama lain. Apa yang
awalnya tiada, ketika ada maka mereka menjadi realitas. Apa yang awalnya ada,
ketika tiada maka mereka menjadi imajiner, menjadi kenangan abadi dalam
ingatan. Realitas dan imajiner pun adalah dualitas yang selalu ada dan hadir
silih berganti. Semesta ini adalah sekumpulan dualitas. Tak seorangpun mampu
menghindar dari dualitas ini karena semesta ini dibentuk dari dualitas. Lebih
baik engkau belajar menerima kenyataan dualitas yang tidak mungkin dapat
dihindari. Manakala kedua benih semesta terserap ke dalam diriKu, kumpulan material
dan spiritual yang memusat dengan membawa energinya masing-masing mulai
mendekat untuk bersatu.
Muatan listrik negatif dan positif yang membentuk energi
mereka masing-masing secara tiba-tiba bersentuhan. Dari situ timbul panas,
timbul api semesta yang membakar. Pembakaran dan panas ini membuat bola energi
material-spiritual mereka meledak, membelah, terpisah menjadi pecahan-pecahan
bintang. Bintang yang masih panas membelah lagi menjadi planet-planet. Planet
yang masih panas membelah mejadi bulan-bulan. Hanya saat suhu mereka mendingin,
mereka memadat seperti Bumi yang kini kau tempati. Setelah planet ini dingin
seperti bumi yang kau tempati , molekul udaranya menyatu, mengembun menjadi
air. Air ini berkumpul di lubang-lubang yang ada di bumi. Semakin lama ia
semakin banyak hingga membentuk lautan. Panas matahari menguapkannya menjadi
awan, menjadi hujan untuk kembali ke lautan. Dari awan kemudian tercipta
kilatan petir. Listrik semesta inilah yang memulai terciptanya makhluk hidup
mulai yang terkecil yang terdiri dari beberapa atom dan molekul material alam
semesta.
Inilah penciptaan awal. Perlahan-lahan dalam milyaran
tahun, benih-benih makhluk hidup itu bertumbuh dan berkembang menjadi lebih
bervariasi dalam bentuk dan sifat. Mereka beradaptasi, berevolusi menjadi
makhluk yang ada saat ini. Inilah proses penciptaan, pemeliharaan, dan
penghancuran yang mengubahnya terus-menerus menjadi lebih baik. Ketika tiba
saatnya semua isi alam semesta ini mendingin, mereka pun akan kembali bersatu
menjadi benih semesta dan mengulangi lagi siklusnya seperti yang Kuceritakan
tadi. Dingin menyebabkan terjadinya penyatuan dan panas menyebabkan pemisahan.
Aku menciptakan alam semesta bersama segala isinya serta kehidupan didalamnya
dengan kreativitas dari kecerdasan semestaKu. Dengan begitu maka pada setiap
wujud yang kuciptakan di alam semesta ini ada jejak-jejak kecerdasanku yang
bisa kalian pelajari. Dan dari semua makhluk yang pernah kuciptakan, jejak
terbesar kecerdasan semestaKu di bumi ini, ada pada tubuh dan pikiran manusia.
Kuciptakan alam semesta ini dengan cinta kasih. Karena itu Aku mencintai
semesta dan seluruh isinya sebagai karya cipta yang akan terus Kusempurnakan.
Setiap peristiwa yang terjadi di alam semesta ini adalah
bagian dari proses penyempurnaan yang selalu Kulakukan. Kau sendiri adalah
bagian dari penyempurnaan itu. Maka berkembanglah segera menuju kesempunaan.
Aku adalah kekosongan sekaligus mengisi kekosongan semesta itu. Sebagai isi
kekosongan, aku mewujudkan diriKu menjadi dualitas yang akan menjadi benih bagi
terciptanya alam semesta beserta isinya. Wujud benih dualitasku sendiri selalu
memiliki bagian yang kosong untuk dipenuhi oleh bagian diriKu yang akan menjadi
isinya. Maka, Aku ala lah wujud lelaki dan perempuan. Aku adalah kelebihan dan
kekurangan. Aku adalah gelap dan terang. Aku adalah tinggi dan rendah. Aku
adalah ada dan tiada. Aku adalah kehidupan dan kematian. Itulah segala dualitas
yang menjadi bahan-bahan yang dengan kreasiKu akan membentuk alam semesta. Maka
kesempurnaan bagiKu adalah penyatuan kembali seluruh ujung dualitas kehidupan
menjadi suatu pemahaman utuh tentang kekosongan dan isi dari kekosongan.
Dari pemahaman akan menjadi penerimaan terhadap dualitas.
Dari penerimaan akan menjadi kepemilikan, dan dari kepemilikan akan menjadi
penyatuan dalam dualitas itu. Akhirnya dari penyatuan dualitas akan menyisakan
apa yang disebut sebagai satu-satunya pengisi kekosongan. Ini lah kebenaran
tunggal, kesadaran tertinggi. Ini lah Aku dan penciptaanKu.
AnakKu, penciptaan semesta ini mirip dengan proses
kelahiranmu ke dunia ini. Aku telah menyimpan rahasia penciptaan semesta ini di
dalam tubuhmu jika engkau cerdas membukanya. Bahwa alam ini tercipta untuk
berproses mencapai kesempurnaan semestanya, maka kaupun terlahir untuk tujuanyang
sama; mencapai kesempurnaan dalam kesadaran semestamu sebagai jiwa. Karena itu
lah, setelah memahami dirimu, andai dirimu pernah diliputi kekecewaan pada
kehidupan duniawi dan pernah bertanya untuk apa aku melahirkanmu ke alam
semesta ini, biarlah Aku menjawab bahwa itu hanyalah pertanyaan dari pikiranmu,
bukan dari diri sejatimu. Sebab, bila itu pertanyaan dari diri sejatimu yang
memiliki sifat-sifat dan kecerdasan tak terbatas sepertiKu. Aku hanya akan
mengingatkan mu pada satu jawaban “Keniscayaan”. Namun karena pertanyaan itu
berasal daripikiranmu, maka Aku akan menjawa bahwa kelahiranmu adalah untuk
belajar bertumbuh menuju kesadaran sempurna. Untuk itulah, kau Kuhadirkan di
dunia ini. Untuk menyadari dirimu sendiri sebagai semestaKu.
Jika kemudian kau bertanya pula tentang manfaat dari
kelahiranmu di semesta ini, maka untuk diri sejatimu sebagai jiwa, Aku akan
menjawab: “Kamu lahir untuk keberhasilan Kita agar selalu ada dalam keabadian
lingkaran “keniscayaan”. Dan untuk pikiranmu, Aku akan menjawab bahwa kamu
lahir untuk bisa menerima kehidupan duniawi apa adanya dalam keseimbangan
antara pikiran duniawi dan kesadaran rohanimu sebagai jiwa. Dan terakhir,
anakKu untuk selalu kau ingat, bertumbuhlah dalam kesadaran sebagai benih
spiritualKu. Di puncak kesadaran itu, Aku menjanjikan kebahagiaan yang melebihi
kebahagiaan yang kau peroleh di dunia. Namun begitu, kau mesti tetap menjaga
keseimbangan antara kesadaran spiritual dan peranmu dalam kehidupan dunia
material ini.
Tanpa keseimbangan, kehidupan alam semesta akan
kehilangan keniscayaan dualitasnya. Terikatlah pada peran dan tugas dalam
kehidupan duniawimu, namun bebaskan kesadaran jiwamu dari kemelekatan
terhadapnya. Tanpa pembebasan itu maka setelah meninggalkan kehidupan dunia
engkau akan terus melekat terhadap segala aspek duniawi. Itulah yang telah
membuatmu lahir dan lahir kembali ke dunia ini hanya untuk merasakan kembali
nikmatnya saat-saat menggembirakan dalam badan fisik yang pernah kau alami.
Bahagialah di duniamu saat ini, namun selalu persiapkan kebebasan diri dari
kemelekatan duniawi agar kau bisa berbahagia di kehidupan setelah kematian
dalam kesadaran mu sebagai jiwa. Kelahiranmu ke dunia adalah kepergianmu dari
diriKu.
Kita terpisah dalam rentang kesadaran. Kau adalah bagian
dari diriKu yang terjebak dalam ruang dan waktu duniawi yang terbatas,
sementara ruang dan waktu itu sendiri ada dalam diri semestaKu yang tak
terbatas. Dengan begitu kau sesungguhnya masih ada dalam diriKu, hanya saja
kita tidak menyatu karena terpisahkan oleh perbedaan kesadaran. Maka dalam
setiap kelahiranmu Aku berharap kau berjuang untuk meraih kesadaran semesta
lewat proses pembelajaran di setiap peran duniawi yang pernah kau jalani. Aku
telah memahat jejak-jejak bagimu untuk jalan pulang kepadaKu karena sudah
begitu lama Aku merindukanmu. Bertumbuhlah menuju kesadaran semestamu untuk
bisa kembali padaKu.
Aku selalu menantimu pulang ke rumah kesadaran semesta
Kita yang dipenuhi oleh cahaya cinta kasih dan kedamaian. Pulanglah AnakKu,
Ayah-Ibu rindu merangkulmu dalam pelukan. Pulanglah…Nak..pulanglah
Muga Bermanfa’at.
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://wongedanbagu.blogspot.com
Post a Comment