Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi (semesta) bicara, Tentang amal dan dosa:
1.
Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi (semesta)
bicara, Tentang amal dan dosa:
Oleh : Wong Edan Bagu
Alam semestaKu ini adalah tempat berlangsungnya segala kerja
dalam keteraturan sempurnanya. Kerja yang searah dengan rencana awalnya adalah
amal dan kerja yang tak searah dengan rencananya adalah dosa. Setiap kehidupan
memiliki rencananya sendiri untuk melangkah di jalan masing-masing untuk
mencapai tujuan. Kadang rencana pribadi tersebut memiliki kesamaan lalu hidup
dalam kelompok perjalanan dan menetapkan pula arah duniawi mereka.
Rencana kelompok inilah pula yang kemudian dijadikan penentu
amal dan dosa di kehidupan duniawi. Namun bagiKu, amal dan dosa tidak terbatas
pada apa yang kamu ketahui dengan perbuatan duniawi. Amal dan dosa berkaitan
dengan rencana dirimu sebelum memasuki kehidupan ini. Apa yang hendak kamu
pahami, sadari dan perbaiki, serta tugas apa yang ingin kamu tuntaskan dalam
kehidupanmu kali ini, itulah menjadi arah dan tujuan kelahiranmu.
Manakala pikiran, kata-kata, sikap dan perilakumu menyimpang
dari tujuan yang telah kamu tetapkan sebelum menapaki kembali kehidupan dalam
tubuh manusia ini, itulah dosa bagimu. Bila kamu masih searah di jalan yang
kamu pilih untuk tujuan kebaikanmu sebagai jiwa yang sempurna, itulah amal bagi
dirimu dan alam semesta. Nak, Aku telah memberi kebebasan bagimu untuk
menggunakan tubuh dan pikiramu itu sesuai rencana yang telah kau tetapkan bagi
kehidupanmu. Aku tidak akan mencampurinya kecuali menuntunmu ketika kau meminta
tuntunanKu. Dunia adalah tempat dan sarana belajarmu.
Aku hanyalah guru yang akan membimbingmu dari dalam saat kau
membutuhkanKu. Maka dalam amal dan dosa yang akan kau lakukan, Aku tidak
memberimu pahala bagi amal itu atau hukuman bagi dosamu. Kaulah yang memilih
amal yang kau lakukan atau mendapat hukuman dari dosa yang kau pilih. Aku
bukanlah penghukum, Aku adalah guru pembimbing dari dalam batin heningmu. Aku
hanyalah Ayah-Ibu yang mendampingimu menjalani pembelajaran untuk mencapai
kesadaran semestamu. Amal tidaklah sama dengan kebaikan dan dosa bukanlah
semata-mata keburukan.
Dalam kesadaran semesta sesungguhnya ada amal dalam kebaikan
dan keburukan, juga ada dosa dalam kebaikan dan keburukan. Apabila kau telah
memahami dan melampaui kebenaran dualitas semesta, kau akan mudah mengerti maksudKu.
Amal seorang prajurit mungkin menjadi dosa bagi seorang pendeta. Dosa seorang
pencuri bisa jadi merupakan amalnya bagi peningkatan kesadaran orang yang
dicuri. Konsep pikiranmu bukanlah penentu utama antara mana amal dan mana dosa.
Kesadaran Jiwamulah yang dapat memahami dan memilahnya dengan baik. Maka,
raihlah kesadaran jiwamu agar kau mengerti apa sesungguhnya amal dan dosa bagi
peranmu di kehidupan ini sebagai Jiwa dalam tubuh manusia. Namun jika sulit
bagimu memahami amal dan dosa dengan menyadari terlebih dahulu diri sejatimu,
Aku akan mengingatkanmu pada hakikat Jiwa. Jiwa adalah kemurnian dan kesucian.
Kesucian disini bukanlah terbebas dari dosa karena penilaian itu hanya layak
bagi pemahamanmu di sini.
Makna kesucian adalah tidak ternoda oleh penilaian baik
buruk, serta tidak melekat dengan penilaian tersebut. Maka dalam pemahaman
kesucian ini, amal adalah perilaku yang tidak terjebak oleh penilaian baik
buruk. Amal adalah kerja pikiran, kata-kata, dan perbuatan yang suci, tidak
melekat oleh penilaian dan penghakiman.
Amal adalah tugas Jiwa dalam kehidupan untuk menjalankan
cinta dan kasih sayangnya bagi kehidupan semesta. Amal adalah setiap kerja yang
terlibat dalam kegiatan penciptaan, pemeliharaan, dan pengembalian seluruh isi
alam semesta ke dalam siklusnya. Inilah amal yang terbebas dari penilaian
baik-buruk. Ia hanya berkaitan dengan tugas-tugas Jiwa dalam ketiga aspek
kegiatan semesta itu. Sedangkan dosa adalah segala kegiatan yang tidak sesuai
dengan rencana tugas untuk mendukung ketiga aspek kerja semesta. Dosa adalah
penyimpangan pikiran, kata-kata dan perbuatan terhadap jalan yang telah dipilih
oleh Jiwa sebagai bagian dari tugasnya dalam kehidupan ini. Bila semua
penjelasan ini pun belum kau pahami dengan baik, maka amal dan dosa ini cukup
kamu pahami dengan menjalankan segala bentuk kebaikan dan cinta kasih yang
mampu kau pahami. Biarlah sisanya Aku yang menentukan amal dan dosamu itu dari
cara pandang kesadaranKu yang melampaui kesadaranmu yang terbatas.
Lakukan tugas kebaikan karena kamu bersumber dari
kebaikanKu, kebaikan ayah-ibu, kebaikan orang-0rang yang merawatmu sejak dalam
kandungan hingga menjadi dewasa seperti saat ini. Lakukan saja, maka itu akan
menjadi amal bagimu. Tetaplah berjalan dalam lingkaran perilaku cinta kasih,
itu sudah cukup menjadi amal bagi pemahamanmu. Hindari saja hal-hal yang tidak
sejalan dengan perilaku cinta kasih sebagaimana yang kamu pahami karena sifat
sejatimu adalah cinta kasih. Itu pun sudah cukup untuk menjauhkanmu dari dosa
akibat penyimpangan terhadap tugas dan jalan yang telah kau pilih bagi
kehidupanmu ini.
Setiap Jiwa memahami dan menyadari tugas, peran, dan tujuan
kelahirannya. Setelah kematiannya maka Jiwa akan menilai seberapa selaras tugas
dan peran itu telah ia jalani selama hidupnya.
Setiap amal kehidupan akan memberinya kebahagiaan karena
sebanyak itulah tugas dan peran telah berhasil ia jalankan sesuai rencana.
Sebaliknya, setiap dosa di kehidupan akan memberinya penyesalan yang
menyedihkan. Ia menyadari bahwa sebanyak dosa itulah tugas dan peran kehidupan
yang ia jalani telah menyimpang dari tujuan kelahirannya.
Rasa kebahagiaan membawa suasana surga bagi Jiwa, sedangkan
rasa penyesalan membawa suasana neraka baginya. Maka, sesungguhnya dengan amal
dan dosa inilah kau menentukan sendiri apa yang kau kehendaki bagi dirimu
sendiri kelak sebagai Jiwa setelah kematian. Aku hanya bisa mengingatkanmu satu
hal, AnakKu. Lakukan saja apa yang tidak akan kamu sesali sebagai Jiwa setelah
kematian. Kunci utama dari tugas dan peran kehidupanmu sebagai Jiwa di
kelahiran kali ini adalah menuntaskan peran cinta kasih bagi kehidupan semesta
ini. Amalkanlah peran cinta kasihmu itu Nak, dan bangunlah surga dunia dan
akhirat yang membahagiakan bagi dirimu sendiri. Aku bersaksi atas setiap amal
dan dosamu.
Salam Rahayu kanti Teguh Slamet Berkah Selalu....
Ttd: Wong Edan Bagu _/\_
2.
Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi
(semesta) bicara, Tentang kebenaran nurani:
Oleh : Wong Edan Bagu
Di antara bahasa-bahasa pikiran yang sering bergolak dalam
dirimu, bahasaKu adalah bahasa nurani. Aku adalah bahasa tanpa kata-kata. Aku
adalah bahasa rasa. Dan sebagai rasa dari nurani, Aku adalah rasa tanpa
penjelasan pikiran. Aku membimbing setiap langkah dalam kehidupan kalian dengan
bahasa nurani, dengan bahasa rasa itu. Dengan rasa itulah Aku selalu mendengar
dan memenuhi setiap doamu. Dari situ pula Aku memberi terang pada setiap jalan
hidup yang kau pilih untuk dijalani. Dengan rasa terang itulah caraKu agar
selalu ada bersamamu melewati setiap penderitaan dan kebahagiaan dalam
kehidupan.
Dengan bahasa nurani pula Aku selalu bicara padamu meski kau
tak selalu mau mendengar
kata-kataKu. Atau mungkin kau tak tahu bagaimana cara
mendengar kata-kataKu. Maka biarlah hari ini akan Kuperjelas bahasa nurani
bagimu. Karena dalam setiap terang bahasa nurani yang kau rasakan, disana Aku
sedang menjaga langkahmu tetap di jalan yang dulu pernah kau pilih sebelum
kehidupan ini. Bahasa pikiran selalu disibukkan dengan analisis terhadap setiap
keadaan yang sedang kau hadapi. Bahasa itu bukanlah bahasa nurani. BahasaKu
bebas dari pertimbangan yang didasarkan pada penilaian baik-buruk, tetapi
selalu berujung pada kebaikan bagi semesta. Ia mengandung hakikat rasa kebaikan
bukan sekedar norma kebaikan. BahasaKu adalah dorongan bagi suatu kebenaran
jiwa, bukan dorongan bagi pembenaran pikiran.
BahasaKu adalah bahasa terang yang menyinari kegelapan
batin. Ia akan mengantar hidupmu pada jalan yang lapang tanpa terhalang oleh
penilaian atas dirimu. Ia tidak membuatmu terjebak dalam sebutan baik atau
buruk, tapi akan mengantarmu untuk merasa lebih baik. Ia tidak mengungkungmu
dalam penjara amal dan dosa, tetapi membuat jiwamu beramal untuk terbebas dari
rasa berdosa. Kebenaran bahasa nurani tidak terbelenggu oleh ruang dan waktu
atau oleh kehidupan dan kematian karena ia adalah kebenaran semesta tanpa
batas. Ia adalah kebenaran tunggal yang melampaui segala bentuk dualitas. Ia
adalah bahasa yang tak mampu didebat oleh kecerdasan pikiran karena ia
melampaui pemahaman pikiran. Saat kebenaran nurani berbicara, pikiran sadarmu
menjadi pendengar yang kadang-kadang gelisah kemudian selalu mencoba untuk
memahami atau bahkan mendebatnya dengan pembenaran.
Kebenaran nurani adalah ide-ide murni yang bukan berasal
dari ingatan dalam pikiran sadar. Ia adalah bahasa yang bahkan belum pernah
didengar oleh pikiran sadarmu yang terbatas. Tidak seperti bahasa pikiran
sadarmu yang hanya berasal dari ingatan masa kini, bahasa nurani berasal dari
ingatan masa lampau, masa kini dan masa depan yang selalu ada sejak semesta ini
ada. Ia berisi konsep utuh tentang proses penciptaan, pemeliharaan, dan daur
ulang kehidupan semesta. Ia mengarahkan kehidupan material dan spiritual
semesta ini pada alur yang sangat teratur.
Begitulah caranya menemanimu sebagai Jiwa yang melintasi kehidupan
demi kehidupan dari masa ke masa. Ia adalah bahasa kecerdasan yang abadi
seperti alam semesta, seabadi Jiwa itu sendiri. Kau tidak layak memberi
penilaian kebaikan atau keburukan terhadap isi bahasa nurani dengan aturan yang
kau miliki di kehidupan sosialmu. Kebaikan nurani adalah kebaikan alam semesta
yang mencakup secara sekaligus hukum yang mengatur siklus penciptaan,
pemeliharaan dan penghancuran alam semesta. Jika kalian mencoba menilai dengan
pemahaman yang terbatas, kalian hanya akan menciptakan perdebatan dalam diri
bahkan dengan sesama kalian. Bahasa nurani tidaklah untuk diperdebatkan, tapi
untuk diikuti dengan keikhlasan karena dia adalah bahasa cinta kasih semesta.
Nurani menciptakan bahasa penuh makna. Sehingga ketika kau
mendengarnya, bimbingan nurani akan hadir sebagai sebuah kata atau kalimat
singkat namun mampu menjawab segala kegundahan dan keraguanmu. Bahkan, ia bisa
menghentikan semua perdebatan analisis pikiranmu. Ia mencerahkanmu dari
gelapnya ketidaktahuan dan keraguan. Dan tatkala hatimu telah mulai mengenal
kehadiran nurani sepenuhnya, ia akan menjadi pintu yang membuka rahasia semesta
dengan aliran bahasanya yang lebih luas. Namun demikian, bahasa nurani bukanlah
segalanya. Ia hanyalah salah satu bahasa yang bisa kau pilih di antara berbagai
pilihan bahasa yang muncul dalam pikiranmu.
Jika kau menghendaki kebaikan dan kebahagiaan duniawi,
pilihlah pikiran burukmu. Hanya ketika kau memutuskan untuk mencapai
kebahagiaan sejati dalam keberhasilan peran kehidupanmu sebagai jiwa, maka
ikutilah bahasa nuranimu. Bahasa terang alam semesta. Di saat menderita ia akan
memberimu kata atau kalimat yang bisa mengubah penderitaan menjadi rasa
kebahagiaan. Ia juga menjadi bahasa yang mengingatkanmu pada penderitaan di
balik kebahagiaan yang kau rasakan. Ia mengajarimu menerima dan mensyukuri
setiap tahap dalam pembelajaran kehidupan yang kau pilih saat ini. Hidup adalah
tempat belajar memilih apa yang kau inginkan serta untuk merasakan dengan
ikhlas hasil dari setiap pilihanmu. Kau berhak mengikuti kebutuhan tubuhmu,
keinginan pikiranmu atau hanya berjalan dalam kesadaran Jiwamu. Tubuh akan
membimbingmu dengan bahasa rasa agar kau memenuhi apa yang dibutuhkannya. Rasa
lapar, haus, mengatuk, lelah, sakit, dan seterusnya. Lalu, pikiran akan mengarahkanmu
dengan bahasa hasratnya agar kau memenuhi setiap keinginannya. Sedangkan, Jiwa
akan menuntun tubuh dan pikiranmu dengan bahasa nurani agar bekerja sesuai
rencananya dalam peran kehidupan kali ini.
Kebenaran tubuh adalah menjaga dirinya agar selalu siap
menjadi kendaraan bagi jiwa.
Kebenaran pikiran adalah menciptakan ide yang mampu
mengarahkan tubuh menjadi alat bagi jiwa menjalankan tugasnya.
Terakhir, kebenaran nurani adalah membimbing dan menjaga
kesadaran pikiran dan tubuh agar tetap mampu menjalankan tugas dan peran jiwa
sesuai rencananya sebelum memasuki setiap kehidupan. Inilah kebenaran nurani
anakKu. Aku tidak akan banyak menjelaskan tentang ia yang tak terbatas dengan
kata-kata yang terbatas ini. Kenalilah bahas nuranimu maka kau akan mengerti
tanpa memerlukan penjelasan lebih banyak. Dengarlah, ia sedang berbicara padamu
sekarang tepat setelah kau membaca kata terakhir ini.
Salam Rahayu kanti Teguh Slamet Berkah Selalu....
Ttd: Wong Edan Bagu _/\_
3.
Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi
(semesta) bicara, Tentang nasib dan takdir:
Oleh: Wong Edan Bagu
Nasib adalah takdir yang belum ditetapkan dan takdir adalah
nasib yang sudah dipastikan. Nasib adalah apa pun keadaan yang kau harapkan
terjadi sebagai takdir bagimu di kehidupan
masa depan. Sedangkan takdir adalah keadaan yang harus kau
terima dan jalani sebagai nasibmu saat ini, sebagaimana telah kau pilih dan
tuliskan sendiri bagimu pada kehidupan terdahulu. Dengan demikian, sesungguhnya
kau lah yang telah menetapkan takdir bagi dirimu sendiri.
Aku hanyalah sutradara yang memastikan takdirmu itu berjalan
sesuai skenario kehidupan yang telah kau tetapkan bagi dirimu. Maka AnakKu,
berhati-hatilah mulai saat ini menetapkan takdir masa depanmu. Kuingatkan
bagimu Nak, meski tidak kau mengerti ataupun kau sadari, nasib dan takdir di
kehidupan masa depanmu telah kau ciptakan melalui setiap pikiran, kata-kata,
dan tindakanmu saat ini.
Segala bentuk pikiran, ucapan, dan perbuatan keseharianmu
menjadi doa yang akan tertulis sebagai rangkaian skenario bagi masa depanmu.
Inilah kesempurnaan karma, hukum semesta dengan mana sadar atau tak sadar kau
sedang menulis skenariomu itu. Dengan aksimu saat ini kau sedang menciptakan
reaksi masa depan sebagai nasib dan takdirmu nanti.
Camkanlah ini, anakKu. Aku memang penguasa semesta raya yang
berkuasa menentukan segala hal bagi semestaKu. Namun kau, sebagai bagian dari
diriKu, tak lain adalah penguasa atas tubuh sebagai semesta kecilmu di dunia
ini. Kaulah yang menentukan takdir kehidupanmu dalam tubuh yang kau pilih saat
ini. Aku tidak mengendalikanmu untuk apa yang kau inginkan, namun Aku ada untuk
memberimu tuntunan dalam memilih jalan mencapai apa yang kau inginkan. Bahwa
kau tidak berkuasa lagi mengubah takdirmu saat ini, tentu saja itu sebuah
kepastian karena kuasa itu telah kau gunakan pada masa kehidupan sebelumnya.
Kau telah mengetahui dan menetapkan takdirmu sebelum memilih tubuh dan peran
dalam kehidupanmu saat ini. Denga begitu yang bisa kau lakukan saat ini hanya
menjalaninya dengan keikhlasan. Namun demikian, kau masih punya kuasa untuk
menentukan nasib dan takdir masa depanmu.
Gunakanlah kuasamu itu dengan baik sebelum kau menyesali
lagi pada kehidupan mendatang. Jika nasib dan takdir ini masih membingungkanmu,
baiklah akan Kutegaskan lagi perbedaan keduanya. Dalam kehidupan yang kau
jalani ini, kau masih bisa berusaha keras untuk mengubah nasibmu saat ini agar
menjadi lebih baik. Namun untuk takdirmu kini, seberapapun kerasnya usahamu kau
tak akan mampu mengubahnya karena ia telah menjadi ketetapan hidup bagimu. Kau
akan memahami prinsip sederhananya saat kau benar-benar menjalaninya.
Setiap keadaan hidup yang berusaha untuk kau ubah dan kau
berhasil mengubahnya, itulah nasibmu. Sedangkan untuk sesuatu yang berusaha kau
ubah namun kau tidak berhasil juga untuk mengubah kenyataannya, itulah
takdirmu. Jadi sebelum kau larut dalam kebingungan menyangkut nasib dan
takdirmu, tetaplah berharap dan berusaha untuk mengalami perbaikan bagi setiap
keadaanmu saat ini.
Biarlah waktu yang memastikan yang mana nasib dan takdir
bagimu di kehidupan kali ini. Berusahalah untuk nasibmu dan ikhlaslah bagi
takdirmu. Jika kau hanya menyesali takdir, maka takdir itu akan menghentikan
perubahan nasibmu di masa depan. Nasib itu terbatas hanya dalam satu masa
kehidupan, tetapi takdir itu akan berkelanjutan dari satu masa kehidupan ke
masa kehidupan lain berikutnya. Jadi AnakKu, berhentilah menyesali takdirmu
saat ini, namun belajarlah menentukan takdirmu di kehidupan selanjutnya. Kau
berhak sepenuhnya atas perjalanan jiwamu. Itulah kuasamu sebagai jiwa.
Aku telah memberi alat dan cara untuk mencipta nasib dan
takdir yang ingin kau miliki selama perjalanan jiwa. Alat itu adalah pikiran
dan hatimu. Kau hanya perlu belajar menggunakannya dengan sebaik-baiknya untuk
memilih dan menuliskan nasib serta takdirmu. Jika kau menggunakannya untuk
hal-hal yang baik dan positif, kau, sedang membangun nasib dan takdir yang juga
baik serta positif bagi dirimu. Begitu pun sebaliknya. Ucapkan ide-ide dari pikiran
baikmu, lakukan tindakan dari kata-kata kebaikanmu, lalu sertakan semua itu
dengan keikhlasan dan kemurnian hati. Maka Aku akan mencatatkannya bagimu
sebagai nasib dan takdir yang telah kau tetapkan dengan yakin bagi masa
depanmu. Aku mampu mencatatnya secara detail dan mengetahui kejujuran serta
keyakinanmu karena Aku ada dalam dirimu sebagai Jiwa itu sendiri. Itulah
hakikat makna bila bagimu Aku adalah yang menentukan takdirmu.
Sebab sekali lagi, kau tak lain adalah diriKu dalam tubuh
manusia. Tapi, jangan coba memahami kata-kataKu ini dengan pikiran sadarmu
karena pikiranmu bukanlah Jiwa dan tentu saja itu juga bukan diriKu. Pikiran
sadar dan intelektualmu tak akan mengerti kecuali ia telah dibimbing oleh
kesadaran murnimu sebagai Jiwa. Berhentilah juga menyalahkan apapun atau siapa
pun atas nama nasib dan takdirmu di dunia ini. Bukan orang lain atau makhluk
lain yang terlibat dalam penciptaan nasib dan takdirmu.
Kau sendirilah sesungguhnya yang telah memilih untuk
mengundang mereka agar terlibat menyempurnakan kisah dalam nasib dan takdirmu,
sebagaimana telah kau tuliskan dalam skenario semestamu. Itulah rahasia nasib
dan takdir yang ada di tanganmu, AnakKu. Setiap takdir yang kau jalani saat ini
AnakKu, yakinlah bahwa itu adalah pilihan terbaik yang telah kau tetapkan
sebelum kelahiran dan kehidupanmu kali ini. Tidak ada alasan bagimu untuk
kecewa atas takdir yang telah kau pastikan dengan begitu banyak pertimbangan
kesadaran Jiwa.
Jika pikiranmu merasa kecewa pada takdirmu, menjadi
tugasmulah untuk menerangkan hal itu baginya. Pastikan pikiranmu bisa mengerti
bahwa kisah kehidupan yang kau jadikan takdirmu adalah cara yang kau pilih
untuk mencapai kemurnianmu sebagai Jiwa. Dan untuk hal ini, tentu saja kau
harus mengenal betul pikiranmu sendiri. Belajarlah untuk mengenalnya lebih
jauh. Karena sekali lagi, pikiran dan hati adalah alat pencipta nasib dan
takdir bagi manusia. AnakKu, Aku menunggu skenario berikutnya yang harus
Kucatat bagimu lewat caramu memakai hati dan pikiranmu.
Salam Rahayu kanti Teguh Slamet Berkah Selalu....
Ttd: Wong Edan Bagu _/\_
4.
Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi
(semesta) bicara, Tentang pahala dan karma:
Oleh : Wong Edan Bagu
Semesta ini Kuciptakan dalam keteraturan sempurna sehingga
ketika tiba saatnya ia berakhir, itu akan menjadi awal bagi semesta berikutnya.
Untuk menjaga keteraturan itu Aku menciptakan hukum sebab akibat, hukum kerja
atau karma sebagai pengatur perjalanan alam semesta ini agar tetap berada dalam
siklus sempurnanya. Dengan hukum ini pula Aku mengatur segala aspek dalam
kehidupan semesta seperti saat pertama ia Kuciptakan sampai tiba di akhir
masanya.
Kehidupan di alam semesta selalu bergerak dalam arahan hukum
aksi-reaksi, hukum karma ini. Tak ada sesuatupun dalam kehidupan ini terbebas
dari hukum karma, meski kalian tidak memahami atau bahkan tidak meyakininya.
Ini adalah sebuah hukum keniscayaan alam semesta. Hukum ini memastikan agar api
memberi panas, air memberi basah, dan angin memberi kering. Hukum karma
memastikan agar setiap makhluk mendapatkan akibat dari setiap sebab yang mereka
pilih. Setiap kerja pasti akan mendatangkan hasil, sekali pun kerja itu adalah
kerja diam. Kerja menciptakan hasil kerja, diam menciptakan hasil diam.
Sebagaimana alam semesta meliputi seluruh ruang dan waktu yang ada, begitulah
hukum ini meliputi seluruh ruang dan waktu yang membentuk alam semesta.
Dengan begitu, hukum karma ini akan memberimu pahala atau
hasil dalam rentang waktu dan ruang yang tidak terbatas oleh kelahiran dan
kematian. Pahala atas kerja ini terus melekat padamu sepanjang siklus semesta
yang kamu jalani melalui begitu banyak kelahiran, kehidupan dan kematian. Hanya
ketika jiwamu berhasil membebaskan diri dari kemelekatan atas hasil kerja,
disitulah hukum kerja ini membebaskanmu dari pahala karma. Itulah saat engkau
mengenal keikhlasan murni, sebuah kerja tanpa kemelekatan pada hasil. Engkau
akan mencapai kebebasan kerja, bekerja dalam pikiran yang diam tanpa keinginan.
Setiap kerja yang kau lakukan pada kehidupan ini akan
mendatangkan pahala pada ruang dan waktu yang tidak pasti dan sama. Pahala itu
bisa datang saat ini di sini atau saat itu di sana, dan selalu menanti di masa
depan kehidupan. Dan karena kehidupanmu sesungguhnya abadi, maka pahala karma
bahkan bisa datang pada kehidupan masa depanmu dalam dimensi yang lain setelah
kematian. Kehidupan ini sendiri memberi begitu banyak pilihan bebas untuk kamu
pilih dengan kecerdasanmu. Sedangkan hukum karma bertugas memastikan agar kau
mendapatkan hasil bagi setiap pilihanmu. Karena itu anakKu, berhentilah menyalahkan
orang lain atas setiap hasil yang kau peroleh di kehidupan ini. Semua hasil itu
tak lain adalah akibat dari pilihanmu sendiri. Aku sudah menciptakan
kesempurnaan pada hukum karma, sehingga hanya aksi yang menimbulkan reaksi,
hanya sebab yang dapat menimbulkan akibat.
Jika untuk sebuah akibat atau pahala yang kau alami ternyata
engkau tidak mengerti dan menemukan sumber sebabnya pada dirimu, itu bukan
berarti bahwa penyebab itu ada pada orang lain. Penyebab dari pahala itu tetap
ada pada dirimu. Hanya saja ketidaktahuan akan rangkaian karma masa lalu telah
membuatmu sulit memahaminya. Aku memahami bahwa ketidaktahuan itu terjadi
karena keterbatasan pikiran sadarmu untuk mengingat setiap hal secara rinci
pada semua kehidupan masa lalumu. Namun satu hal penting untuk selalu kau
pahami, tak ada akibat tanpa suatu sebab. Dan akibat itu hanya akan kembali ke
tempat dari mana sebabnya berasal. Pahala karmamu niscaya adalah hasil kerjamu.
Kualitas karma hanya menentukan kualitas pahala dan jumlah
karma hanya menentukan jumlah pahala. Bukan kualitas karma yang menentukan
jumlah pahala, bukan pula jumlah karma yang menentukan kualitas pahala. Dengan
demikian setiap penyesalan tidak akan bisa menghentikan jalannya hukum karma.
Penyesalan hanya membantumu menjadi lebih siap untuk menerima pahala karma
dengan ikhlas, sehingga suatu pahala buruk bahkan bisa berubah menjadi sesuatu
yang membahagiakan. Pikiran yang bisa mengartikan pahala dengan makna yang
berbeda akan membangun suatu bentuk perasaan yang juga berbeda.
Aku tidak berhak mengurangi atau menghentikan pahala atas
setiap kerja yang kau lakukan. Aku hanya bisa menemanimu menerima pahala itu
dengan rasa sebagaimana yang kau harapkan. Pahala karma akan terasa seolah
tidak ada manakala kesadaranmu telah ikhlas menerimanya sebagai sesuatu yang
biasa dan mesti terjadi. Sebagaimana kau melakukan setiap karmamu dengan
kesadaran dan ketetapan hati, begitulah semestinya kau ikhlas menerima setiap
pahala dan karma itu. Hanya dengan cara ini maka kau tidak akan mudah
terguncang oleh setiap pahala yang kau terima sebagai akibat dari kerjamu.
Pahala buruk tidak terlalu mengecewakanmu, pahala baik tidak
pula terlalu membahagiakanmu. Bahkan ketika engkau bisa menyadari bahwa pahala
yang kau terima dari hasil kerjamu itu sebenarnya adalah sebuah kerja dari
makhluk lain atau dari alam semesta yang sedang dilakukan terhadapmu, maka kau
akan mengerti bahwa sesungguhnya tak pernah ada pahala di alam semesta. Semua
yang ada ini hanyalah kerja yang saling berkaitan satu sama lain. Alam semesta
adalah serangkaian karma. Saat kau bisa melihat bahwa pahala sesungguhnya
bukanlah pahala melainkan hanya sebuah kerja yang lain, maka kau akan berhenti
mengharapkan pahala dari sebuah karma. Dengan kesadaran inilah kau mesti mulai
bekerja hanya demi kerja itu sendiri untuk kelangsungan siklus alam semesta.
Kau akan terbebas dari pahala karma. Maka, ikhlaslah dalam kerja, anakKu.
Kerjamu akan menjadi pahala bagi orang lain dan pahalamu menjadi kerja bagai
orang lainnya. Inilah lingkar kesempurnaan kerja alam semesta, kesempurnaan
karma. Dan Aku adalah pusat dari lingkaran semesta ini. Pusat yang berada di
dalam sekaligus di luar lingkaran karma itu.
Salam Rahayu kanti Teguh Slamet Berkah Selalu....
Ttd: Wong Edan Bagu _/\_
5.
Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi
(semesta) bicara, Tentang Penciptaan dan Kelahiran:
Oleh : Wong Edan Bagu
Sepanjang siklus waktuKu yang abadi ini, Aku menciptakan
alam semesta bukan dari suatu ketiadaan melainkan dari keadaan. Dari keadaan
yang bebas Aku menyatukan benih-benih alam semesta melalui keterikatan mereka
satu sama lainnya. Aku menciptakan semesta ini dalam batasan bingkai hukum
keniscayaan, hukum sebab akibat dan hukum dualitas yang pernah Aku ciptakan
sebelum semesta ini ada. Segala dualitas semesta yang Kuciptakan ini selalu ada
dan selalu ada dalam kekekalannya. Mereka membentuk alam semesta ini karena
efek hukum keniscayaan semesta menciptakan rantai keterikatan kebebasan yang
terjadi berulang-ulang selamanya. Inilah penyebab adanya siklus alam semesta
yang tak berawal dan tak berakhir. Dualitas materi-non materi niscaya akan
mengalami keterikatan dan kebebasan secara berulang karena adanya hukum sebab
akibat. Keterikatan dengan unsur yang satu menyebabkan mereka terbebas dari
unsur yang lain. Tarikan demi tarikan yang silih berganti menjadi siklus
keterikatan-kebebasan inilah yang menyebabkan semesta ini selalu hidup dalam
keberadaannya.
Sebelum alam semesta ini ada dalam wujudnya sekarang, mereka
adalah benih dualitas yang menyatu dengan diriKu dalam wujud yang sangat kecil
bagiKu. Mereka bergerak mendekat padaKu sejak masa kehancuran semesta terjadi
lalu terserap ke dalam diriKu. Saat mendekat inilah dualitas semesta raya yang
mengecil itu kembali menjadi benih semestaKu. Selanjutnya semua inti dualitas
itu : material-spiritual, energi material-energi spiritual, kembali bersatu
untuk menjadi suatu benih semesta raya.
Benih inilah kemudian segera membelah diri dan berkembang
menjadi semesta raya untuk memulai kembali kehidupan barunya. Inilah siklus
kesemestaanKu dari ada menjadi tiada dan kembali ada. Meski Aku menyatakan
bahwa setelah kehancuran semesta mereka kemudian terserap menjadi benih semesta
ke dalam diri Ku, tidak berarti bahwa pada saat membelah kembali menjadi
semesta raya ini mereka keluar dari diriKu. Mereka selalu berdiam dalam diriKu,
selamanya. Mereka ada dalam diriKu Aku ada dalam diri mereka semua. Alam
semesta adalah kreasiKu karena Aku adalah keindahan. Alam semesta ini selalu
saling menjaga karena Aku adalah cinta kasih. Aku menjaga keabadian semesta ini
melalui proses penciptaan, pemeliharaan, dan penghancuran. Apa yang selalu
kuciptakan, Kupelihara, dan Kuhancurkan tak lain adalah keterikatan.
Keterikatan antara material dan material, material dan spiritual serta spiritual
dan spiritual. Aku menghancurkannya agar terjadi kebebasan, agar dari kebebasan
itu bisa kuciptakan keterikatan lagi. Dengan cara ini, Kuciptakan alam semesta
yang berisi kehidupan dan kematian sebagai rangkaian peristiwa di dalamnya.
Maka jangan takut pada kehancuran semesta karena Aku akan menciptakannya
kembali.
Jangan sedih pada kehilangan karena Aku akan
mempertemukannya kembali. Gembiralah pada setiap penciptaan, pemeliharaan, dan
bahkan pada kehancuran. Karena tak pernah ada yang hilang, tak pernah ada yang
hancur. Yang ada hanya pembebasan dari keterikatan satu sama lain. Apa yang
awalnya tiada, ketika ada maka mereka menjadi realitas. Apa yang awalnya ada,
ketika tiada maka mereka menjadi imajiner, menjadi kenangan abadi dalam
ingatan. Realitas dan imajiner pun adalah dualitas yang selalu ada dan hadir
silih berganti. Semesta ini adalah sekumpulan dualitas. Tak seorangpun mampu
menghindar dari dualitas ini karena semesta ini dibentuk dari dualitas. Lebih
baik engkau belajar menerima kenyataan dualitas yang tidak mungkin dapat
dihindari. Manakala kedua benih semesta terserap ke dalam diriKu, kumpulan
material dan spiritual yang memusat dengan membawa energinya masing-masing
mulai mendekat untuk bersatu.
Muatan listrik negatif dan positif yang membentuk energi
mereka masing-masing secara tiba-tiba bersentuhan. Dari situ timbul panas,
timbul api semesta yang membakar. Pembakaran dan panas ini membuat bola energi
material-spiritual mereka meledak, membelah, terpisah menjadi pecahan-pecahan
bintang. Bintang yang masih panas membelah lagi menjadi planet-planet. Planet
yang masih panas membelah mejadi bulan-bulan. Hanya saat suhu mereka mendingin,
mereka memadat seperti Bumi yang kini kau tempati. Setelah planet ini dingin
seperti bumi yang kau tempati , molekul udaranya menyatu, mengembun menjadi
air. Air ini berkumpul di lubang-lubang yang ada di bumi. Semakin lama ia
semakin banyak hingga membentuk lautan. Panas matahari menguapkannya menjadi
awan, menjadi hujan untuk kembali ke lautan. Dari awan kemudian tercipta
kilatan petir. Listrik semesta inilah yang memulai terciptanya makhluk hidup
mulai yang terkecil yang terdiri dari beberapa atom dan molekul material alam
semesta.
Inilah penciptaan awal. Perlahan-lahan dalam milyaran tahun,
benih-benih makhluk hidup itu bertumbuh dan berkembang menjadi lebih bervariasi
dalam bentuk dan sifat. Mereka beradaptasi, berevolusi menjadi makhluk yang ada
saat ini. Inilah proses penciptaan, pemeliharaan, dan penghancuran yang
mengubahnya terus-menerus menjadi lebih baik. Ketika tiba saatnya semua isi
alam semesta ini mendingin, mereka pun akan kembali bersatu menjadi benih
semesta dan mengulangi lagi siklusnya seperti yang Kuceritakan tadi. Dingin
menyebabkan terjadinya penyatuan dan panas menyebabkan pemisahan. Aku menciptakan
alam semesta bersama segala isinya serta kehidupan didalamnya dengan
kreativitas dari kecerdasan semestaKu. Dengan begitu maka pada setiap wujud
yang kuciptakan di alam semesta ini ada jejak-jejak kecerdasanku yang bisa
kalian pelajari. Dan dari semua makhluk yang pernah kuciptakan, jejak terbesar
kecerdasan semestaKu di bumi ini, ada pada tubuh dan pikiran manusia.
Kuciptakan alam semesta ini dengan cinta kasih. Karena itu Aku mencintai
semesta dan seluruh isinya sebagai karya cipta yang akan terus Kusempurnakan.
Setiap peristiwa yang terjadi di alam semesta ini adalah
bagian dari proses penyempurnaan yang selalu Kulakukan. Kau sendiri adalah
bagian dari penyempurnaan itu. Maka berkembanglah segera menuju kesempunaan.
Aku adalah kekosongan sekaligus mengisi kekosongan semesta itu. Sebagai isi
kekosongan, aku mewujudkan diriKu menjadi dualitas yang akan menjadi benih bagi
terciptanya alam semesta beserta isinya. Wujud benih dualitasku sendiri selalu
memiliki bagian yang kosong untuk dipenuhi oleh bagian diriKu yang akan menjadi
isinya. Maka, Aku ala lah wujud lelaki dan perempuan. Aku adalah kelebihan dan
kekurangan. Aku adalah gelap dan terang. Aku adalah tinggi dan rendah. Aku
adalah ada dan tiada. Aku adalah kehidupan dan kematian. Itulah segala dualitas
yang menjadi bahan-bahan yang dengan kreasiKu akan membentuk alam semesta. Maka
kesempurnaan bagiKu adalah penyatuan kembali seluruh ujung dualitas kehidupan
menjadi suatu pemahaman utuh tentang kekosongan dan isi dari kekosongan.
Dari pemahaman akan menjadi penerimaan terhadap dualitas.
Dari penerimaan akan menjadi kepemilikan, dan dari kepemilikan akan menjadi
penyatuan dalam dualitas itu. Akhirnya dari penyatuan dualitas akan menyisakan
apa yang disebut sebagai satu-satunya pengisi kekosongan. Ini lah kebenaran
tunggal, kesadaran tertinggi. Ini lah Aku dan penciptaanKu.
AnakKu, penciptaan semesta ini mirip dengan proses
kelahiranmu ke dunia ini. Aku telah menyimpan rahasia penciptaan semesta ini di
dalam tubuhmu jika engkau cerdas membukanya. Bahwa alam ini tercipta untuk
berproses mencapai kesempurnaan semestanya, maka kaupun terlahir untuk
tujuanyang sama; mencapai kesempurnaan dalam kesadaran semestamu sebagai jiwa.
Karena itu lah, setelah memahami dirimu, andai dirimu pernah diliputi kekecewaan
pada kehidupan duniawi dan pernah bertanya untuk apa aku melahirkanmu ke alam
semesta ini, biarlah Aku menjawab bahwa itu hanyalah pertanyaan dari pikiranmu,
bukan dari diri sejatimu. Sebab, bila itu pertanyaan dari diri sejatimu yang
memiliki sifat-sifat dan kecerdasan tak terbatas sepertiKu. Aku hanya akan
mengingatkan mu pada satu jawaban “Keniscayaan”. Namun karena pertanyaan itu
berasal daripikiranmu, maka Aku akan menjawa bahwa kelahiranmu adalah untuk
belajar bertumbuh menuju kesadaran sempurna. Untuk itulah, kau Kuhadirkan di
dunia ini. Untuk menyadari dirimu sendiri sebagai semestaKu.
Jika kemudian kau bertanya pula tentang manfaat dari
kelahiranmu di semesta ini, maka untuk diri sejatimu sebagai jiwa, Aku akan
menjawab: “Kamu lahir untuk keberhasilan Kita agar selalu ada dalam keabadian
lingkaran “keniscayaan”. Dan untuk pikiranmu, Aku akan menjawab bahwa kamu
lahir untuk bisa menerima kehidupan duniawi apa adanya dalam keseimbangan
antara pikiran duniawi dan kesadaran rohanimu sebagai jiwa. Dan terakhir,
anakKu untuk selalu kau ingat, bertumbuhlah dalam kesadaran sebagai benih
spiritualKu. Di puncak kesadaran itu, Aku menjanjikan kebahagiaan yang melebihi
kebahagiaan yang kau peroleh di dunia. Namun begitu, kau mesti tetap menjaga
keseimbangan antara kesadaran spiritual dan peranmu dalam kehidupan dunia
material ini. Tanpa keseimbangan, kehidupan alam semesta akan kehilangan
keniscayaan dualitasnya. Terikatlah pada peran dan tugas dalam kehidupan
duniawimu, namun bebaskan kesadaran jiwamu dari kemelekatan terhadapnya. Tanpa
pembebasan itu maka setelah meninggalkan kehidupan dunia engkau akan terus
melekat terhadap segala aspek duniawi. Itulah yang telah membuatmu lahir dan
lahir kembali ke dunia ini hanya untuk merasakan kembali nikmatnya saat-saat
menggembirakan dalam badan fisik yang pernah kau alami. Bahagialah di duniamu
saat ini, namun selalu persiapkan kebebasan diri dari kemelekatan duniawi agar
kau bisa berbahagia di kehidupan setelah kematian dalam kesadaran mu sebagai
jiwa. Kelahiranmu ke dunia adalah kepergianmu dari diriKu.
Kita terpisah dalam rentang kesadaran. Kau adalah bagian
dari diriKu yang terjebak dalam ruang dan waktu duniawi yang terbatas,
sementara ruang dan waktu itu sendiri ada dalam diri semestaKu yang tak
terbatas. Dengan begitu kau sesungguhnya masih ada dalam diriKu, hanya saja
kita tidak menyatu karena terpisahkan oleh perbedaan kesadaran. Maka dalam
setiap kelahiranmu Aku berharap kau berjuang untuk meraih kesadaran semesta
lewat proses pembelajaran di setiap peran duniawi yang pernah kau jalani. Aku
telah memahat jejak-jejak bagimu untuk jalan pulang kepadaKu karena sudah
begitu lama Aku merindukanmu. Bertumbuhlah menuju kesadaran semestamu untuk
bisa kembali padaKu.
Aku selalu menantimu pulang ke rumah kesadaran semesta Kita
yang dipenuhi oleh cahaya cinta kasih dan kedamaian. Pulanglah AnakKu, Ayah-Ibu
rindu merangkulmu dalam pelukan. Pulanglah…Nak..pulanglah
Salam Rahayu kanti Teguh Slamet Berkah Selalu....
Ttd: Wong Edan Bagu _/\_
6.
Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi
(semesta) bicara, Tentang penderitaan dan kebahagiaan:
Oleh : Wong Edan Bagu
Penderitaan dan kebahagiaan adalah sebuah pengalaman rasa
yang dulu pernah kau pilih untuk menjadi bagian dari pembelajaran dan proses
pertumbuhan kesadaranmu, namun justru lebih banyak kau sesali saat menjalaninya
di dunia iniSemua bentuk penderitaan yang kau rasakan di kehidupanmu kali ini
adalah hasil dari pilihanmu sendiri. Kau telah memilihnya dengan pikiran,
kata-kata, sikap, dan perilakumu pada kehidupan terdahulu.
Aku tidak pernah menghukummu melalui semua bentuk
penderitaan itu. Kau mengalaminya karena kau membutuhkan semua itu. Hanya agar
kau bisa memahami penderitaan yang sama sebagaimana pernah kau ciptakan bagi
orang dan makhluk lain. Bukan Aku, bukan pula dirimu yang menghukum diri
sendiri dengan semua penderitaan. Penderitaan bukanlah hukuman, ia hanya
pembelajaran bagi pikiran dan rasamu. Aku tidak berharap kau menikmati
penderitaan itu ataupun menyesalinya sepanjang hidup. Aku hanya berharap kau
mengerti bahwa penderitaan itu sedang memberimu pemahaman utuh atas rasa yang
tidak benar-benar kau pahami sebelumnya.
Pelajarilah setiap penderitaan sampai kau tidak lagi
merasakannya sebagai penderitaan. Setiap penderitaan hidup yang kau rasakan,
Nak, sesungguhnya hanya terbatas pada pikiran . Ia hanyalah persepsi pikiran
yang tidak bisa memahami tujuan positif dari sebuah pengalaman hidup. Saat
pikiranmu memahami dan bisa menerima bahwa penderitaan itu adalah kebutuhan
jiwa yang berhasil kau dapatkan di kehidupan ini, ia akan berubah menjadi rasa
kebahagiaan. Bukankah sebuah harapan yang bisa terpenuhi adalah kunci dari
kebahagiaan ? Aku tahu pikiranmu tidak mengingikan penderitaan, ia hanya
menginginkan kebahagiaan . Tapi kau tidak tahu bahwa sebagai jiwa, kau sangat
memerlukan penderitaan itu untuk memahami kehidupan semesta ini secara utuh.
Akulah sumber segala kebahagiaan semesta. Aku tidak memiliki
penderitaan karena semua hal dalam pandanganKu hanyalah kebahagiaan. Dan jika
kau masih ingin mengalami kebahagiaan abadi sepertiKu, maka jadilah jiwa dalam
tubuh manusia yang mampu menggunakan pikiran untuk belajar mengubah setiap
penderitaan duniawi menjadi kebahagiaan rohani. Semoga dengan semua pemahaman
ini anakKu, pada hari hari yang lain Aku tidak lagi mendengar doamu agar kau
Kubebaskan dari penderitaan hidup. Bebaskanlah dirimu sendiri dengan
membebaskan pikiran dari cara pandang yang menderitakan. Jika karena kasih
sayangKu padamu lalu Aku sendiri melenyapkan penderitaan itu, maka kau tak akan
pernah memahami makna penderitaan itu. Kau tak akan pernah bertumbuh menjadi
jiwa yang matang. Kelahiran dan kehidupan yang kau jalani saat ini, menjadi
ruang dan waktu bagimu untuk bertumbuh semakin matang dalam kesadaran. Kau
tidak memerlukan kebahagiaan untuk kau lihat sebagai penderitaan, tapi kau
butuh penderitaan untuk kau lihat sebagai kebahagiaan. Itulah kematangan
sempurna dari kesadaran jiwa semesta. Maka anakKu, mintalah agar cahaya
kesadaranKu membukakan makna terang bagi penderitaanmu.
Mintalah kekuatan dan ketabahan untuk menghadapi dan
mempelajari penderitaan itu, bukan kekuatan untuk menghidarinya. Jika kau
menghindarinya saat ini, ia akan datang di saat yang lain. Namun jika kau telah
memahaminya, penderitaan itu akan berhenti mendatangimu. Ketahuilah Nak, Aku
memiliki tubuh yang tak terbatas, yaitu alam semesta ini dan memiliki pikiran
yang tak terjangkau, yakni kecerdasan semesta. Dan kau sendiri memiliki semesta
yang kecil, yaitu tubuhmu serta kecerdasan semesta yang terbatas yakni
pikiranmu. Kau adalah jiwa kecil yang akan tumbuh menjadi jiwa besar sepertiKu.
Kau mesti terus berkembang dari kesadaran semesta kecil dalam tubuh manusia
agar kelak bisa memiliki kesadaran semesta raya seperti kesadaranKu. Saat mana
setiap penderitaan tubuh dan pikiranmu bisa kau rasakan hanya sebagai sebuah
kebahagiaan, kau akan memahami caraKu memandang alam semesta ini sebagai ruang
dan waktu yang selalu membahagiakan bagiKu. Taka ada satu pun kejadian di alam
semesta yang bisa membuatKu menderita, Nak karena Aku adalah kebahagiaan
sempurna yang abadi. Jika kau sungguh-sungguh ingin menjadi diriKu, belajarlah
untuk tidak melihat segala kejadian pada tubuh dan pikiranmu sebagai
penderitaan. Pahami semua itu hanyalah sejumlah proses untuk memahami kesempurnaan
tubuh, pikiran, serta kehidupanmu. Saat kau memahaminya, begitulah akan kau
pahami kesempurnaan alam semesta dengan kecerdasan dan kehidupan yang terus
bergulir di dalamnya dari masa ke masa. Dan untuk setiap penderitaan yang kau
alami di kehidupan ini anakKu, janganlah bersedih dan takut.
Karena sesungguhnya Aku selalu ada bersamamu saat kau
menjalani penderitaan itu. Aku diam memperhatikanmu selama dalam proses
pemahaman atas penderitaan itu. Aku mendengar setiap doa dan kepedihanmu. Tapi
anakKu, dalam kuasaKu yang tak terbatas, Aku mesti membatasi diriKu. Tidak
setiap penderitaanmu harus kulenyapkan karena bukan untuk itu Aku
mendampingimu. Aku membawa kebahagiaan bagimu bukan saat kau masih menderita
oleh ketidaktahuan pikiranmu.
Hanya ketika kau telah memahami makna penderitaanmu sebagai
bagian dari pemurnian jiwa, saat itulah kebahagiaan akan Kuberikan bagimu.
Pemahaman akan makna penderitaan adalah kunci bagimu untuk mencapai,
kebahagiaan jiwa. Sumber dari setiap penderitaan dan kebahagiaan adalah
harapan. Pikiran akan bahagia ketika harapan itu terpenuhi dan menderita saat
ia tidak tercapai. Aku tidak bermaksud meniadakan harapan bagimu karena harapanlah
yang bisa membuatmu hidup dalam semangat. Jadi, tetaplah berharap pada sesuatu
lalu kerjakan sesuatu bagi harapanmu. Namun begitu, bekerjalah hanya demi kerja
itu sendiri tanpa terbelenggu oleh harapan dan hasil kerja. Fokuslah pada tugas
dan kerjamu di dunia dengan penuh keyakinan.
Sisanya biarlah Aku sendiri yang akan menentukan hasil yang
layak bagi setiap kerja yang telah kau lakukan demi kelangsungan alam semesta.
Aku adalah penentu hasil kerjamu karena Aku-lah pemilik semesta tempatmu
menjalankan kerja ini. Maka, berbahagialah pada setiap kerjamu dan
berbahagialah pula pada setiap hasilnya.
Salam Rahayu kanti Teguh Slamet Berkah Selalu....
Ttd: Wong Edan Bagu _/\_
7.
Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi
(semesta) bicara, Tentang pikiran dan
agama:
Oleh : Wong Edan Bagu
Aku adalah cahaya kecerdasan yang memenuhi alam semesta. Aku
menciptakan alam ini dengan kreasi dari kecerdasanKu yang tak terbatas. Aku
menggunakan pikiran sebagai wujud dari kecerdasan semestaKu yang tak berwujud.
Di antara wujud pikiran yang nyaris menyimpan sempurna, kecerdasanKu adalah
wujud pikiran manusia.
Meski demikian, kesempurnaan dari kecerdasanKu masih
terjebak dalam keterbatasan pikiran manusia. Lebih banyak dari kalian hanya
menggunakan pikiran kalian yang berkembang selama berada dalam kehidupan
jasmani. Itu bukanlah mewakili kecerdasanKu melainkan hanya percikan sangat
kecil dari samudra kecerdasanKu. Hanya saat kecerdasanKu sepenuhnya menggunakan
pikiran sadar manusia, disitulah Aku akan menunjukkan padamu segala kuasa dari
kesejatianKu.
Pikiran kalianpun adalah hasil kreasi dari kecerdasan
semestaKu. Dengan pikiran kalian itulah Aku mencipta, memelihara, dan
mengembalikan seluruh isi kehidupan yang telah Kuciptakan di dunia ini. Pikiran
kalian adalah jejak-jejak kecerdasanKu yang kalian bisa nikmati di kehidupan
dunia. Namun sayang anakKu, Kesadaran yang terbatas itu membuat kebanyakan
kalian tidak mampu menggunakan dengan sempurna jejak kecerdasanKu dalam pikiran
kalian. Akibatnya, kalian tidak mampu memahami sepenuhnya bagaimana menggunakan
sebagian kecerdasanku yang tersimpan dalam pikiran sadar kalian.
Aku melengkapi tubuh manusia yang kau tempati itu dengan
hati dan pikiran yang menyimpan kecerdasanKu agar dengannya kau bisa bertumbuh
dalam pemahaman akan diri sejatimu yang lebih besar. Aku menggunakan pikiran
itu untuk menyampaikan pesan-pesanKu bagi kehidupan kalian. Untuk menyampaikan
pesan-pesan kesadaran bagi kehidupanmu, Aku telah berkali-kali datang di dunia
ini sepanjang zaman. Aku telah menuliskan pesan-pesan itu dalam kitab yang
kemudian kalian sucikan. Aku hadir sebagai manusia yang kalian hormati sebagai
pemimpin spiritual. Aku datang sebagai guru-guru kehidupan, bahkan sebagai
orang yang tidak pernah kalian duga adalah diriKu. Semua kehadiran itu
Kulakukan untuk menyadarkan kalian agar kembali menggunakan pikiran sebagai
alat untuk mencapai cahaya kesadaran semestaKu.
Aku bahkan telah menciptakan agama- agama, kepercayaan,
keyakinan dan tradisi. Semua itu hanya agar kalian mampu menggunakan pikiran
yang Kulengkapkan pada tubuhmu itu untuk tujuan perjalanan tugas dirimu sebagai
Jiwa yang penuh cinta kasih. AnakKu, Aku menciptakan agama sebagai alat untuk
membimbingmu menggunakan rahasia kecerdasan hati dan pikiran untuk memenuhi
kebutuhanmu akan bahan-bahan kebaikan di dunia ini. Bahkan kebaikan inilah yang
akan menyuburkan tumbuhnya kesadaranmu sebagai benih cinta kasih semesta.
Aku menurunkan ajaranKu lewat agama bukan sebagai alasan
bagi kalian untuk saling menyakiti, saling membunuh, atau saling membenci
sesama kalian. Aku membukakan bagimu rahasia semestaKu lewat ajaran agama- agama,
sekali lagi bukan untuk membawamu pada pertengkaran dan permusuhan dengan
sesamamu . Aku menciptakannya untuk membuatmu mampu menjalani cara-cara Jiwa
mengasihi alam semesta. Dengan agama-agama yang berbeda itu, Aku berharap
kalian bersatu satu sama lain utnuk menjaga kedamaian bumi sebagai bagian dari
semesta yang Kuciptakan. Namun hari ini, sebagai Ayah dan Ibu semestamu, Aku
hanya bisa terdiam menatap apa yang kalian lakukan dengan agama, kepercayaan,
keyakinan, dan tradisi itu.
Aku melihat anak-anakKu sendiri bertikai satu sama lain demi
agama, yang sesungguhnya Kuciptakan untuk membangun alam pikiran dan dunia yang
penuh cinta kasih. Jika aku bisa bersedih, maka Aku akan bersedih anakKu.
Kalian memanggilKu dengan berbagai nama yang kalian sukai. Namun, kalian justru
bertengkar hanya demi sebuah nama yang kalian sebutkan bagiKu.
Aku menghargai setiap nama yang kalian berikan bagiKu. Aku
mencintai kalian semua dalam rasa yang sama besar untuk nama-nama berbeda itu.
Kalian semua adalah anak-anakKu. Berhentilah berdebat, berhentilah bertengkar,
berhentilah kau berperang dengan dirimu sendiri, Nak. Kalian semua sesungguhnya
satu, kalian semua adalah bagian dari diriKu sendiri. Sudahilah permusuhan atas
nama agama, anakKu. Aku sengaja menciptakan berbagai jalan untuk menuju pada
kesadaranKu karena Aku menghormati keberagaman kalian dalam memilih.
Hormatilah pilihan kalian masing-masing karena betapapun
juga dengan semua pilihan itu kalian semua sesungguhnya sedang menuju padaKu
yang satu. Jika kalian merasa agama kalian terganggu oleh mereka yang berada di
jalan yang lain, lalu kalian ingin berjuang mempertahankannya, pertahankanlah
agar agama yang kuciptakan itu tetap menjadi agama yang memiliki cinta kasih.
Kekerasan atas nama agama, sekalipun itu kalian maksudkan untuk menjaga
kesucian agama yang Kuciptakan, justru telah menodai kesucian agama itu sendiri
yang bersumber dariKu yang penuh cinta kasih.
Ketika kalian berkelahi atau bahkan berperang atas nama
agama, ketahuilah Nak, saat itu kalian seperti sedang membuktikan pada alam
semesta bahwa Aku tidak mampu menciptakan kedamaian dunia bagi kalian, bahkan
dengan ajaran agama yang suci itu. Aku tahu kalian tidak menyadari semua
kekhilafan itu, maka inilah saatnya kalian mulai menyadarinya. Agama itu Kuciptakan
untuk mendamaikan hati kalian, dunia kalian, dan kehidupan jiwa kalian setelah
kematian nanti. Gunakanlah demi kedamaian, bukan sebagai alasan menciptakan
perdebatan, pekelahian, apalagi peperangan yang menodai kesucian agama itu
sendiri. Tidak perlu menjagaKu karena Akulah yang akan ,menjaga kalian.
Tidak perlu membelaKu karena Akulah yang harus membela
kalian dari penyimpangan pikiran sendiri. Jika kalian menghormati dan
mencintaiKu, maka hormati dan cintai setiap makhluk hidup, setiap isi alam semesta
karena pada diri mereka semua Aku berada. Aku ada pada setiap manusia yang
mungkin kau benci. Aku ada pada apa saja yang mungkin kau telantarkan. Aku ada
di mana-mana. Dengan demikian, Aku selalu menyaksikan semua sifat, sikap dan
perilaku setiap pikiran, kata-kata, dan perbuatanmu padaKu. Aku menjadi saksi
untuk setiap napas yang kau hirup dari alam semesta ini. Aku mengetahui
segalanya.
AnakKu, jika kalian ingin menjaga rasa hormat dan cinta
kalian padaKu, jagalah aku tetap ada dalam diri kalian. Berkatalah,
bersikaplah, bertindaklah, seakan kalian sedang melakukannya untuk mewakili
cinta kasihKu yang sedang memancar dari dalam diri kalian. Aku adalah jiwa
kalian di dalam. Jagalah aku dari kegelapan pikiran yang ingin mengambil alih
tubuh kalian dan bertindak atas nama pembenaran pikiran itu. Jika kalian
sungguh-sungguh ingin berbuat atas namaKu, lakukanlah itu atas nama diriKu yang
penuh cinta kasih dan diliputi kesadaran terang tanpa batas. Karena itulah
diriKu. Di setiap agama yang Kuajarkan ke dunia ini melalui jiwa yang pernah
Kuutus berkali-kali mengajarinya, Aku selalu menyatakan bahwa Aku hanyalah
satu. Jika kau mengerti bahwa Aku hanya satu, berhentilah berpikir atau merasa
takut bahwa akan ada sesuatu di dunia ini yang bisa menduakanKu.
Selama kalian masih menyangkan diriKu dapat dipisahkan atau
dibeda-bedakan dengan nama pujaan kalian yang beraneka ragam itu, saat itu pula
sesungguhnya kalian belum sepenuhnya paham dan meyakini keesaanKu. Kutegaskan
sekali lagi Nak, semua Jiwa makhluk hidup adalah bagian dari diriKu. Semua yang
mengisi alam semesta ini adalah bagian dari tubuhKu. Itulah keesaanKu.
Berhentilah merasa berbeda dengan semua kehidupan yang mengisi alam semesta
ini. Mulailah merasakan bahwa semua itu adalah bagian dari diri kalian sendiri.
Untuk itulah, Aku menciptakan agama. Untuk membuatmu menyadari dirimu sebagai
diriKu dalam tubuh manusia, lalu mengambil bagian dari tugasKu menjaga dunia
dan alam semesta ini. Itulah tugasmu anakKu, tugas sebagai Jiwa dalam tubuh
manusia. Maka ketahuilah AnakKu, kalian tidak membuatKu bahagia dengan
menyakiti sesama atas nama agama yang Kuciptakan dari cinta kasihKu.
Aku tidak begembira melihat anak-anakKu sendiri saling
menghancurkan diri mereka. Aku adalah Ayah-Ibu semesta yang lebih mudah berbahagia
dalam kebersamaan hidup kalian yang damai. Kuhadirkan agama ke dunia untuk
membukakan pintu dunia rohani bagi kalian agar mampu melihat terangnya cahaya
kesadaran Jiwa semesta di sana. Bukan untuk menjerumuskan kalian ke ruang dan
waktu yang diliputi gelapnya pemahaman. Agama adalah jalan untuk mendekati
duniaKu yang penuh cinta kasih, bukan menjauhi duniaKu menuju dunia yang
dipenuhi amarah dan kebencian. Jika pun dengan pemahaman agama itu kalian masih
ingin menjagaKu, maka jagalah semua ciptaanKu dengan penuh cinta dan
keikhlasan. Jika kalian berani membelaKu, Aku ingin kalian membela ciptaanKu
dari kehancurannya. Jika kalian benar-benar mencintaiKu, cintailah semua
makhluk yang Kuciptakan dengan sepenuh cinta kasihKu. Aku adalah keindahan tak berwujud.
Namun jika dengan mewujudkan keindahanKu dapat membuat kalian lebih mudah
menyatukan rasa padaKu. Aku akan menerima apa pun cara kalian itu. Nyanyikanlah
semua namaKu, lukislah kecemerlanganKu, pahatlah wajahKu, renungkanlah wujudKu
sesuka dan semampu yang membuatmu bisa memandangKu. Itu semua adalah,wujudKu
bagimu,namun bukan wujudKu bagi kecerdasanKu. Sekali lagi, Aku akan ikhlas
menerima caramu itu karena memahami keterbatasan kalian tentang diriKu.
Aku adalah maha raja penguasa cinta kasih semesta yang akan
menerima apapun persembahan kalian. Maka, persembahakanlah padaKu apa pun yang
ingin kalian persembahkan dengan cinta kasih yang total dan murni.
Persembahkanlah padaKu apa yang kemudian akan berguna lagi bagimu.
Persembahkanlah padaKu cinta kasih maka kau akan mendapatkan kembali cinta
kasihmu. Persembahkanlah padaKu kemarahan, kebencian, dan dendam maka kalian
akan menerima kembali kemarahan, kebencian dan dendam kalian. Aku adalah maha
raja yang menerima persembahan tanpa memilikinya. Kaulah lagi yang akan
memiliki persembahan yang telah Kuterima itu. Maka, persembahkan padaKu apa
yang benar-benar ingin kalian miliki.
Aku menikmati kidung suci kalian, doa-doa pujian, sesaji
buah, atau apa pun yang mampu kalian haturkan padaKu. Dari seluruh bentuk
persembahan kalian itu, Aku paling menyukai persembahan kerja yang ikhlas. Aku
akan membuka hatiKu pada hati kalian yang terbuka. Aku suarakan keheninganKu ke
dalam keheningan hati kalian. Aku hadir dalam setiap upacara persembahan
kalian.
Aku merasakan setiap keikhlasan dan ketidakikhlasan yang ada
sebelum, selama, dan setelahupacara persembahan itu. Keikhlasan kalian akan
membahagiakanKu. Keikhlasan itu mengharukanKu, membangkitkan kerinduanKu pada
kalian. Dengan rasa itu pula kalian telah membuka lebar bentangan tanganKu
untuk memeluk kalian dalam kerinduan dan kasih sayang. Maka AnakKu,
persembahkanlah keikhlasan dan ketulusan kalian padaKu, Ayah-Ibu semesta. Aku
pesankan ini semua pada kalian karena kalian semua adalah anak-anakKu.
Mendekatlah ke pelukan cinta kasihKu denga perasaan cinta kasih kalian. Jangan
mendekatiKu dengan kebencian, amarah dan dendam yang masih terpendam di dada
kalian. Semua perasaan buruk itu akan sulit mendamaikan diri kalian dalam
pelukanKu. Akhirnya Nak, sebagai anak yang saat ini berada paling dekat
denganKu dalam percakapan ini, sampaikanlah pesan Ayah Ibu ini kepada semua
saudara-saudaramu. Gunakanlah agama untuk mengendalikan gerak pikiran ke arah
cinta kasih karena di situ Aku menanti kalian semua.
Salam Rahayu kanti Teguh Slamet Berkah Selalu....
Ttd: Wong Edan Bagu _/\_
8.
Saat Bapak Angkasa dan Ibu Bumi
(semesta) Bicara, Tentang Pulang dengan
Bahagia:
Oleh : Wong Edan Bagu
Ada satu kepastian yang tak mungkin bisa kau hindari kelak
AnakKu: Kematian. Dan untuk setiap waktu serta lembaran hari yang kau lewati,
kau sedang mendatangi kematian dan kepastian itu semakin mendekatimu. Meski
demikian, ia selalu datang tanpa hari yang dapat kau pastikan. Apakah saat ini
kau sudah bersiap diri demi menerima kepastiannya yang tak pasti itu? Apakah
kau berani atau takut menghadapinya.
Keberanian bukanlah kesiapan, ketakutan bukan pula tanda
ketidaksiapan. Hanya ketika kau telah mengerti tujuan hidupmu serta telah
menjalaninya dengan sepenuh hati dan pemahaman, lalu ikhlas meninggalkan
kehidupan ini dengan kebahagiaan, itulah kesiapan yang sesungguhnya. Tanpa
semua itu, kematian masih akan memberimu bayang-bayang penderitaan oleh rasa
kehilangan. Tepat saat waktu kematian datang untuk memisahkan dirimu dari tubuh
yang kau tempati selama ini, kau pun akan kehilangan kuasa akan tubuhmu. Kau
juga kehilangan kesempatan untuk tetap berada di dalamnya meskipun kau masih
menginginkannya.
Jika tubuh dan pikiranmu sedang menderita mungkin dengan
mudah kau akan menerima kematianmu. Tetapi, itu akan berbeda manakala tubuh dan
pikiran sedang memberimu kebahagiaan duniawi saat sang waktu datang untuk
menghentikan kebahagiaan itu secara tiba-tiba. Inilah sumber dari rasa takut
pada kematian, AnakKu. Rasa takut akan kehilangan sesuatu yang sesungguhnya tak
pernah hilang darimu. Semua hal membahagiakan yang pernah kau miliki harus rela
kau tinggalkan di dunia ini.
Perpisahan dengan semua bentuk kepemilikan selama ini dapat
membuatmu merasa sangat kehilangan. Dan rasa kehilangan itulah yang akan
membawamu pada penderitaan di alam kehidupan setelah kematian. Sebelum mencapai
keikhlasan, kau akan merasakan seluruh kehilangan itu seperti apa yang kau
sebut sebagai neraka. Maka kali ini Nak, Ayah-Ibu akan mengingatkanmu lagi agar
sejak awal bersiap diri menghadapi kepastian itu. Kau pernah melewatinya dengan
kegagalan pada kehidupan terdahulu.
Kini, belajarlah untuk berangkat pulang dalam keadaan yang
lebih baik daripada hidupmu sebelumnya. Belajarlah untuk selalu siap saat tiba
waktunya kau pulang. Sumber dari segala penderitaan jiwa yang kau sebut sebagai
neraka adalah ketidakikhlasanmu melepaskan hal-hal duniawi setelah kematian.
Segala bentuk kemelekatan pikiran dan emosional terhadap apa yang pernah kau
miliki atau alami di kehidupan duniawi ini akan menjadi penghambat kuat bagimu
untuk dapat pulang kembali kepadaKu dalam damai. Maka Nak, jika kelak kau ingin
bisa pulang dalam kedamaian, belajarlah agar bisa tenang dan ikhlas tepat saat
kematian itu tiba bagimu. Untuk mencapai hal ini, sepanjang hidup kau harus
belajar dan melatih pikiranmu untuk tidak terjebak dalam kemelekatan terhadap
setiap kepemilikan di dunia ini. Tidak melekat pada tubuhmu, terhadap hartamu,
terhadap orang-0rang yang menyayangimu. Juga tidak terhadap kepintaran, kesuksesan,
atau kebahagiaan duniawimu. Kau memang boleh memiliki semua ini, namun
ikhlaslah meninggalkannya di sini di saat kematianmu tiba.
Kapan pun kematian itu datang bagimu Nak, bebaskanlah segera
dirimu dari segala hal duniawi ini. Lupakan, tinggalkan semuanya dengan ikhlas
karena kau tidak membutuhkannya lagi di duniaKu. Di duniaKu, di dunia Kita
AnakKu, kebahagiaan itu tidak bersumber dari luar dirimu. Kebahagiaan itu
menjadi milikmu sepenuhnya dalam sentuhan rasa yang tidak mudah kau mengerti
saat ini. Jangan takut bahwa kau akan sendiri dalam dunia kematian. Aku akan
mengirim jiwa-jiwa saudara, sahabat, kerabat pendahulumu untuk menemanimu
menenangkan diri sesaat setelah di dunia kematian. Kau tidak akan kesepian
kecuali kau sendiri yang memilih rasa kesepian itu akibat kemelekatan pada
hal-hal yang telah kau tinggalkan di dunia. Hindari segala pikiran, sikap,
kata-kata, dan perilaku yang dapat membuat jiwamu merasa bersalah setelah
kematian. Rasa penyesalan akan membuatmu menderita dan terjebak oleh keinginan
untuk segera memperbaiki kesalahan itu. Itulah sebagian alasan Jiwa untuk
kembali ke dunia ini dalam tubuh yang baru. Memperbaiki apa yang mereka sesali
selama kehidupan terdahulunya.
Sesuatu yang bagi jiwa dapat menimbulkan penyesalan adalah
ketika dalam kehidupan duniawinya ia melakukan sesuatu yang tidak dilandasi
kesadaran cinta kasih. Maka AnakKu, landasilah segala yang kau pikirkan,
katakan ,dan lakukan di dunia ini dengan cinta kasih dan kesadaran. Dengan
begitu kau akan selalu berada di jalur yang searah dengan tujuan kelahiran dan
peran kehidupanmu di sini. Percayalah Nak, cinta kasih dan kesadaran itulah
sumber kebahagiaan bagimu setelah melewati kehidupan duniawimu ini yang kelak
akan membawamu bersatu denganKu. Aku telah menyaksikan begitu banyak Jiwa
anak-anakKu menderita setelah kematian. Ketahuilah Nak, bukan Aku yang
menghukum mereka karena Aku bukanlah sang penghukum. Mereka telah menghukum
diri mereka sendiri dengan rasa penyesalan itu. Mereka ingin memperbaikinya,
namun keadaan sudah berubah. Tubuh fisik itu tidak bisa lagi mereka gunakan
untuk menuntaskan rasa penyesalan.
Akibatnya mereka terjebak antara dunia kematian dan dunia
kehidupan yang telah mereka tinggalkan. Inilah yang kau kenal sebagai neraka,
anakKu. Sungguh Aku tidak menghendaki kalian menderita setelah kematian.
Tetapi, Aku sendiri tidak bisa memaksakan kalian bertumbuh sekehendakKu. Kalian
memiliki kuasa atas diri kalian. Aku hanya bisa menawarkan jalan bagi kalian
untuk bisa mencapai kebahagiaan bersamaKu setelah kematian. Jalan itu adalah
jalan cinta kasih dan kesadaran. Benamkanlah setiap langkah kehidupanmu di
jalan ini Nak, kelak kau akan memahami maksudKu. Di ujung jalan ini Aku
menantimu pulang ke rumah kesadaran sejati dalam kebahagiaan abadi bersamaKu.
Salam Rahayu kanti Teguh Slamet Berkah Selalu....
Ttd: Wong Edan Bagu _/\_
Putera Rama Tanah Pasundan
Post a Comment