MEMAHAMI FILOSOFI LELUHUR JAWA. Bagian. 2
PANDAWA LIMA
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Tanah Pasundan
1. PRABU
YUDHISTIRA
PRABU YUDHISTIRA menurut cerita pedalangan Jawa adalah
raja jin negara Mertani, sebuah Kerajaan Siluman yang dalam penglihatan mata
biasa merupakan hutan belantara yang sangat angker. Prabu Yudhistira mempunyai
dua saudara kandung masing-masing bernama ;Arya Danduwacana, yang menguasai
kesatrian Jodipati dan Arya Dananjaya yang menguasai kesatrian Madukara. Prabu
Yudhistira juga mempunyai dua saudara kembar lain ibu, yaitu ; Ditya Sapujagad
bertempat tinggal di kesatrian Sawojajar, dan Ditya Sapulebu di kesatrian
Baweratalun.Prabu Yudhistira menikah dengan Dewi Rahina, putri Prabu Kumbala,
raja jin negara Madukara dengan permaisuri Dewi Sumirat.
Dari perkawinan tersebut ia memperoleh seorang putri
bernama Dewi Ratri, yang kemudian menjadi istri Arjuna.Ketika hutan Mertani
berhasil ditaklukan keluarga Pandawa berkat daya kesaktian minyak Jayengkaton
milik Arjuna pemberian Bagawan Wilwuk/Wilawuk, naga bersayap dari pertapaan
Pringcendani. Prabu Yudhistira kemudian menyerahkan seluruh negara beserta
istrinya kepada Puntadewa, sulung Pandawa, putra Prabu Pandu dengan Dewi Kunti.
Prabu Yudhistira kemudian menjelma atau menyatu dalam tubuh Puntadewa, hingga
Puntadewa bergelar Prabu Yudhistira. Prabu Yudhistira darahnya berwarna putih
melambangkan kesuciannya.
2. BIMA atau
WERKUDARA
Dikenal pula dengan nama; Balawa, Bratasena, Birawa,
Dandunwacana, Nagata, Kusumayuda, Kowara, Kusumadilaga, Pandusiwi, Bayusuta,
Sena, atau Wijasena. Bima putra kedua Prabu Pandu, raja Negara Astina dengan
Dewi Kunti, putri Prabu Basukunti dengan Dewi Dayita dari negara Mandura. Bima
mempunyai dua orang saudara kandung bernama: Puntadewa dan Arjuna, serta 2
orang saudara lain ibu, yaitu ; Nakula dan Sadewa.
Bima memililki sifat dan perwatakan; gagah berani, teguh,
kuat, tabah, patuh dan jujur. Bima memiliki keistimewaan ahli bermain ganda dan
memiliki berbagai senjata antara lain; Kuku Pancanaka, Gada Rujakpala, Alugara,
Bargawa (kapak besar) dan Bargawasta, sedangkan ajian yang dimiliki adalah ;
Aji Bandungbandawasa, Aji Ketuklindu dan Aji Blabakpangantol-antol. Bima juga
memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran yaitu; Gelung Pudaksategal, Pupuk Jarot
Asem, Sumping Surengpati, Kelatbahu Candrakirana, ikat pinggang Nagabanda dan
Celana Cinde Udaraga.
Sedangkan beberapa anugerah Dewata yang diterimanya
antara lain; Kampuh atau kain Poleng Bintuluaji, Gelang Candrakirana, Kalung
Nagasasra, Sumping Surengpati dan pupuk Pudak Jarot Asem. Bima tinggal di
kadipaten Jodipati, wilayah negara Amarta. Bima mempunyai tiga orang isteri dan
3 orang anak, yaitu :
1. Dewi Nagagini, berputra Arya Anantareja,
2. Dewi Arimbi, berputra Raden Gatotkaca dan
3. Dewi Urangayu, berputra Arya Anantasena.
Akhir riwayat Bima diceritakan, mati sempurna (moksa)
bersama ke empat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuda.
3. ARJUNA
Adalah putra Prabu Pandudewanata, raja negara Astinapura
dengan Dewi Kunti/Dewi Prita putri Prabu
Basukunti, raja negara Mandura. Arjuna merupakan anak ke-tiga dari lima
bersaudara satu ayah, yang dikenal dengan nama Pandawa. Dua saudara satu ibu
adalah Puntadewa dan Bima/Werkudara.
Sedangkan dua saudara lain ibu, putra Pandu dengan Dewi
Madrim adalah Nakula dan Sadewa. Arjuna seorang satria yang gemar berkelana,
bertapa dan berguru menuntut ilmu. Selain menjadi murid Resi Drona di Padepokan
Sukalima, ia juga menjadi murid Resi Padmanaba dari Pertapaan Untarayana.
Arjuna pernah menjadi Pandita di Goa Mintaraga, bergelar Bagawan Ciptaning.
Arjuna dijadikan jago kadewatan membinasakan Prabu Niwatakawaca, raja raksasa
dari negara Manimantaka. Atas jasanya itu, Arjuna dinobatkan sebagai raja di
Kahyangan Kaindran bergelar Prabu Karitin dan mendapat anugrah pusaka-pusaka
sakti dari para dewa, antara lain ; Gendewa ( dari Bathara Indra ), Panah
Ardadadali ( dari Bathara Kuwera ), Panah Cundamanik ( dari Bathara Narada ).
Arjuna juga memiliki pusaka-pusaka sakti lainnya, atara
lain ; Keris Kiai Kalanadah, Panah Sangkali ( dari Resi Durna ), Panah
Candranila, Panah Sirsha, Keris Kiai Sarotama, Keris Kiai Baruna, Keris
Pulanggeni ( diberikan pada Abimanyu ), Terompet Dewanata, Cupu berisi minyak
Jayengkaton ( pemberian Bagawan Wilawuk dari pertapaan Pringcendani ) dan Kuda
Ciptawilaha dengan Cambuk Kiai Pamuk. Sedangkan ajian yang dimiliki Arjuna
antara lain:
Panglimunan, Tunggengmaya, Sepiangin, Mayabumi, Pengasih
dan Asmaragama. Arjuna mempunyai 15
orang istri dan 14 orang anak. Adapun istri dan anak-anaknya adalah :
1. Dewi Sumbadra
, berputra Raden Abimanyu.
2. Dewi Larasati
, berputra Raden Sumitra dan Bratalaras.
3. Dewi Srikandi
4. Dewi
Ulupi/Palupi , berputra Bambang Irawan
5. Dewi Jimambang
, berputra Kumaladewa dan Kumalasakti
6. Dewi Ratri ,
berputra Bambang Wijanarka
7. Dewi Dresanala
, berputra Raden Wisanggeni
8. Dewi Wilutama
, berputra Bambang Wilugangga
9. Dewi Manuhara
, berputra Endang Pregiwa dan Endang Pregiwati
10. Dewi Supraba , berputra Raden Prabakusuma
11. Dewi Antakawulan , berputra Bambang Antakadewa
12. Dewi Maeswara
13. Dewi Retno Kasimpar
14. Dewi Juwitaningrat , berputra Bambang Sumbada
15. Dewi Dyah Sarimaya.
Arjuna juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran,
yaitu ; Kampuh/Kain Limarsawo, Ikat Pinggang Limarkatanggi, Gelung Minangkara,
Kalung Candrakanta dan Cincin Mustika Ampal (dahulunya milik Prabu Ekalaya,
raja negara Paranggelung).
Arjuna juga banyak memiliki nama dan nama julukan, antara
lain ; Parta (pahlawan perang), Janaka (memiliki banyak istri), Pemadi
(tampan), Dananjaya, Kumbaljali, Ciptaning Mintaraga (pendeta suci), Pandusiwi,
Indratanaya (putra Bathara Indra), Jahnawi (gesit trengginas), Palguna,
Danasmara ( perayu ulung ) dan Margana ( suka menolong ).
Arjuna memiliki sifat perwatakan ; Cerdik pandai,
pendiam, teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah.
Arjunaa memimpin Kadipaten Madukara, dalam wilayah negara
Amarta. Setelah perang Bhatarayuda, Arjuna menjadi raja di Negara Banakeling,
bekas kerajaan Jayadrata.
Akhir riwayat Arjuna diceritakan, ia muksa ( mati
sempurna ) bersama ke-empat saudaranya yang lain.
4. NAKULA
Nang dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama
Pinten (nama tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat)
adalah putra ke-empat Prabu Pandudewanata, raja negara Astina dengan permaisuri
Dewi Madrim, putri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati, dari negara
Mandaraka. Nakula lahir kembar bersama adiknya, Sahadewa atau Sadewa
(pedalangan Jawa), Nakula juga menpunyai tiga saudara satu ayah, putra Prabu
Pandu dengan Dewi Kunti, dari negara Mandura bernama; Puntadewa,
Bima/Werkundara dan Arjuna. Nakula adalahtitisan Bathara Aswi, Dewa Tabib.
Nakula mahir menunggang kuda dan pandai mempergunakan
senjata panah dan lembing. Nakula tidak akan dapat lupa tentang segala hal yang
diketahui karena ia mepunyai Aji Pranawajati pemberian Ditya Sapujagad,
Senapati negara Mretani. Nakula juga mempunyai cupu berisi, “Banyu Panguripan
atau Air kehidupan” (tirtamaya) pemberian Bhatara Indra. Nakula mempunyai watak
jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna dan dapat menyimpan
rahasia.
Nakula tinggal di kesatrian Sawojajar, wilayah negara
Amarta. Nakula mempunyai dua orang isteri yaitu:
1. Dewi Sayati putri Prabu Kridakirata, raja negara
Awuawulangit, dan
memperoleh dua
orang putra masing-masing bernama; Bambang
Pramusinta dan
Dewi Pramuwati.
2. Dewi Srengganawati, putri Resi Badawanganala,
kura-kura raksasa
yang tinggal di
sungai/narmada Wailu (menurut Purwacarita,
Badawanangala dikenal
sebagai raja negara Gisiksamodra/Ekapratala)
dan memperoleh
seorang putri bernama Dewi Sritanjung.
Dari perkawinan itu Nakula mendapat anugrah cupu pusaka
berisi air kehidupan bernama Tirtamanik. Setelah selesai perang Bharatyuda,
Nakula diangkat menjadi raja negara Mandaraka sesuai amanat Prabu Salya kakak
ibunya, Dewi Madrim. Akhir riwayatnya diceritakan, Nakula mati moksa bersama
keempat saudaranya.
5. SADEWA atau Sahadewa
Dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Tangsen
(buah dari tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan dan dipakai untuk
obat) adalah putra ke-lima atau bungsu Prabu Pandudewanata, raja negara Astina
dengan permaisuriDewi Madrim, putri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati dari
negara Mandaraka. Ia lahir kembar bersama kakanya, Nakula. Sadewa juga
mempunyai tiga orang saudara satu ayah, putra Prabu Pandu dengan Dewi Kunti,
dari negara Mandura, bernama; Puntadewa, Bima/Werkundara dan Arjuna. Sadewa
adalah titisan Bathara Aswin, Dewa Tabib.
Sadewa sangat mahir dalam ilmu kasidan (Jawa)/seorang
mistikus. Mahir menunggang kuda dan mahir menggunakan senjata panah dan
lembing. Selain sangat sakti, Sadewa juga memiliki Aji Purnamajatipemberian
Ditya Sapulebu, Senapati negara Mretani yang berkhasiat; dapat mengerti dan mengingat
dengan jelas pada semua peristiwa. Sadewa mempunyaiwatak jujur, setia, taat,
belas kasih, tahu membalas guna dan dapat menyimpan rahasia.
Sadewa tinggal di kesatrian Bawenatalun/Bumiretawu,
wilayah negara Amarta. Sadewa menikah dengan Dewi Srengginiwati, adik Dewi
Srengganawati (Isteri Nakula), putri Resi Badawanganala, kura-kura raksasa yang
tinggal di sungai/narmada Wailu (menurut Purwacarita, Badawanangala dikenal
sebagai raja negara Gisiksamodra/Ekapratala). Dari perkawinan tersebut ia memperoleh
seorang putra bernama Bambang Widapaksa/ Sidapaksa). Setelah selesai perang
Bharatayuda, Sedewa menjadi patih negara Astina mendampingi Prabu
Kalimataya/Prabu Yudhistrira. Akhir riwayatnya di ceritakan, Sahadewa mati
moksabersama ke empat saudaranya.
Muga Bermanfa’at.
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment