Makam Temenggung Purwodiningrat dinganjuk dijiaraihi Para calon anggota legislatif (caleg) Tiap kali mendekati Pemilu;
Makam Temenggung Purwodiningrat dinganjuk dijiaraihi Para
calon anggota legislatif (caleg) Tiap kali mendekati Pemilu;
Oleh: Wong Edan Bagu.
NGANJUK — Para calon anggota legislatif (caleg) mendekati
Pemilu 9 April mendatang nampaknya melakukan berbagai macam cara, untuk bisa
terpilih menjadi anggota legislatif.
Selain melakukan kampanye untuk merayu memperoleh dukungan
masyarakat, mereka juga melakukan hal-hal yang bersifat supra natural. Seperti
misalnya mendatangi makam-makam keramat, terutama makam para penguasa tempo
dulu.
Seperti yang terjadi di Makam Pakuncen, Kecamatan
Patihanrowo, Kabupaten Nganjuk. Sejak memasuki masa kampanye Pemilu terbuka
beberapa hari lalu, makam ini banyak dikunjungi para caleg. Para caleg tersebut
berasal dari berbagai daerah, termasuk dari luar Jawa Timur. Saat berada dalam
komplek makam tersebut, mereka melakukan ziarah ke makam Tumenggung
Purwodiningrat, Bupati Pertama Kertosono.
Temenggung Purwodiningrat ini, merupakan kerabat Pangeran
Puger, Raja Mataram. Ia mendapat perintah dari Pangeran Puger untuk mendirikan
kadipaten di barat Sungai Brantas. Tujuan mendirikan kadipaten ini untuk
menaklukan sejumlah daerah di Jawa Timur yang belum mengakui Mataram, seperti
Surabaya dan Madura.
Nandir, Juru Kunci Makam Pakuncen menyatakan, dirinya hanya
bisa melayani, ketika ada peziarah datang ke makam tersebut. Ia mengaku tidak
tahu apa maksud dari peziarah itu.
“Sebagai juru kunci, saat ada orang datang ingin berziarah
dan ingin berziarah, saya buka kunci Makam. Lalu mereka saya antar ke dalam
makam. Saya tidak tahu apa maksudnya. Cuma yang saya tahu, mereka sepertinya
berdoa di Makam Tumenggung,” ujar Nandir, keturunan ketujuh Nur Jalipah, yang
diberi tanah perdikan Keraton Mataram, di Desa Pakuncen tersebut.
Dijelaskan dia, biasanya mereka datang pada malam hari.
Banyak diantara mereka datang secara rombongan.
Buku tamu makam Pakuncen yang dilihat Republika menyebutkan,
sejak beberap hari terakhir jumlah pengunjung mencapai ratusan. Menurut Nandir,
banyak peziarah yang enggan menulis di buku tamu. Sehingga, masih banyak
peziarah yang tidak bisa dideteksi.
Salah seorang Caleg dari partai tertentu menjelaskan,
dirinya mendatangi makam para penguasan tempo dulu tersebut bertujuan untuk
ngalab berkah. Selain itu juga untuk menenangkan jiwa.
“Di tengah persaingan keras seperti ini, sering saya setres.
Makanya kami mencari ketenangan,” ujar salah seorang Caleg, yang enggan
disebutkan namanya.
Selain itu, kata dia, berziarah ke makam penguasa tempo dulu
sudah menjadi kebiasaan, bagi orang yang ingin mendapatkan pangkat. “Para
pejabat itu kan secara diam-diam, sering berziarah ke makam Bupati-Bupati dan
raja tempo dulu,” tandas dia.
Selain makam Pakuncen, makam keramat yang banyak didatangi
para Caleg, adalah makam Kanjeng Jimat, Bupati Pertama Nganjuk, di Berbek.
Namun demikian, kedatangan para Caleg tersebut sulit dideteksi, karena mereka
berbaur dengan para peziarah lain. Makam ini selalu ramai dikunjungi orang,
baik dari Nganjuk maupun dari luar daerah, terutama pada malam Jumat dan Selasa
Pon.
He he he . . . Edan Tenan.
Muga Bermanfa’at.
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://wongedanbagu.blogspot.com
Post a Comment