Legenda Mimpi:
BEGAWAN Bagaspati ngungun mendengar permintaan putrinya,
Dewi Pujawati, untuk mencarikan seorang pemuda yang gagah bagus yang muncul di
impiannya untuk diabdi sebagai suami. Percuma sang Begawan menasihati putrinya
bahwa mimpi itu hanyalah bunga tidur. "Ingat kan di Indonesia tu pernah
amat populer lagu "Waktu semalam bunga/ aku bermimpi/ ketemu ular bung/
besar sekali/ Ular menggigit bung/ Jari kakiku/ Setelah menggigit bung/ ular
berlalu Kupijit-pijit bung/ darah keluar/ aku menjerit aduh/ hingga
tersadar!". Toh Pujawati tetap mendesak, meyakinkan ayahnya bahwa Hyang
Widi telah memberi wisik bahwa pemuda itulah bakal jodohnya! Begawan Bagaspati
-yang berupa raksasa tapi arif bijaksana- "ngerti sadurunge winarah",
tahu bahwa pemuda itulah bakal penyebab matinya, tetap bersikukuh bahwa
"mimpi adalah mimpi adalah mimpi". Namun Dewi Pujawati mengancam mau
mencari sendiri pemuda pujaannya itu (waktu itu belum ada "Woman
Liberation", tetapi juga belum ada "gender mainstreaming" Dewi
Pujawati tidak perlu malu kasmaran seperti itu).
E. Benar. Narasoma ketemu, tapi menolak dipek mantu. Waktu
akhirnya dengan rudapaksa dibawa ke hadapan Dewi Pujawati yang cantik jelita
itu. Narasoma jatuh cinta, tapi tetap minta syarat Bagawan Bagaswati yang
berupa raksasa dan memalukan itu mesti mati (Dasar patriarkat!). Bagaspati rela
demi kebahagian putrinya itu. Itulah sebabnya ia diberi nama Dewi Setyawati;
sementara si pemuda tidak tahu malu itu kemudian dikenal sebagai Prabu Salya.
Mimpi memang sudah punya legenda yang panjang sekali. Dulu,
pada masa awal peradaban manusia di Yunani sana, sudah hidup legenda bahwa
manusia mimpi karena sewaktu tidur, nyawanya jalan-jalan ke dunia mimpi. Di
sanalah mereka ketemu macan lalu dikejar-kejar macan sampai kamisesegen (atau
digigit ular besar sekali). Bahkan di negeri China ada legenda mimpi dari Chang
Ten yang terbangun ngungun sehabis mimpi jadi kupu-kupu: "Adakah aku
kupu-kupu yang mimpi jadi manusia?!". Sementara dalam berbagai cerita
pendek orang cukup menjiwit lengan untuk meyakinkan diri bahwa dia tidak mimpi
(Padahal sangat mungkin kan dia mimpi menjiwit diri sendiri. Agaknya dalam
mimpi asas pluralisme sudah berlaku. Mimpi dan mimpi itu berbeda-beda. Ada
mimpi yang "ngemot wadi", isyarat, sisik ; tetapi ada pula mimpi
profan, yang tidak punya makna apa pun. Pakai bahasa Ki Ageng Soerjoemantaram
"Takhyul, karena takhyul itu menghubung-hubungkan yang tidak ada
hubungannya. Artinya, ada mimpi yang sakral, penuh makna, yakni impian yang
di-dhawuh-kan oleh Allah, seperti yang diterima Nabi Yusuf ketika bermimpi
ketemu tujuh akar sapi gemuk lagi nyenggot rumputan, lantas didatangi tujuh
ekor sapi kurus kering, lha nek sapi-sapi gendut itu dimakan to sama sapi-sapi
kurus itu. "Artinya, Kerajaan Mesir Firaun bakal mengalami masa kelaparan
7 tahun ...." Inilah kisah nabi yang tidak hanya dianggap sebagai juru
tafsir mimpi yang agung, tetapi juga nabi eksekutif yang mampu melaksanakan
program penanggulangan (akibat) mimpi itu.
Robert Frager dari Institute of of Transpersonal Psychology,
California menulis bahwa mimpi yang diterima oleh Nabi Yusuf itu langsung dari
Tuhan; sementara mimpi yang lain bisa saja dari malaikat, tapi bisa juga dari
setan. Dibutuhkan seorang Syekh yang tinarbuka untuk membantu menafsirkan
mimpi.
Ini tentu beda dari tafsir mimpi ilmiah ala psikoanalisis
Sigmund Freud yang mengemukakan teori mimpi sebagai munculnya kembali hal-hal
yang telah direaresi kebawah sadar oleh manusia, yang telah menimbulkan
kecemasan.
(Siapa hayo satria piningit yang "mampu" mimpi
tentang masa depan Indonesia (agar) supaya bebas "saling curiga",
bahwa kesejahteraan, kemiskinan, pengangguran serta berbagai peristiwa yang
membuat wong cilik tidak percaya pada wong agungnya vica versa?!).
Di Jawa memang kondang sih adanya paranormal yang bisa
menafsirkan mimpi-mimpi -tapi bahkan dalam wayangan, sebenarnya hanya sedikit
lakon yang mbabar impian- di antaranya yang terkenal ya impian Dewi Pujawati
tadi. Sekali pun begitu beberapa kitab "Tafsir Mimpi" sangat terkait;
bahkan kitab "Betaljemur Adamakna" juga (sedikit) mengungkap rahasia
mimpi ini. Agaknya tidak semua mimpi itu merupakan tanda akan apa yang terjadi
pada masa depan, hanya mimpi yang terjadi pada jam-jam tertentu yang punya
makna (apalagi tafsir yang cespleng) utamanya mimpi yang terjadi pada seputar
pukul 02.00; sekali pun begitu banyak sekali lakon ketoprak yang mengandung
adegan impian itu, malah yang betul-betul secara empiris sosial histori saja
ditampilkan sebagai mimpi kok. Cuma ya itu, jangan cepat percaya pada cerita
impian itu karena memang banyak impian yang berakhir pada mimpi juga. Bahkan
Ciprut, 5 tahun, pernah bertanya, "Apa kita bisa ya jalan-jalan di dunia
mimpi?!" Kok nyimut! Bagaimana kalau tersesat di dunia mimpi, itu soalnya!
Karena itu baik kalau kita dengarkan pendapat Ekonom Prof Dr
Hendrawan Supratikno, mimpi individual itu utopia, tapi mimpi bersama-sama itu
akan membawa kenyataan (dream come true). Inilah kekosongan jiwa kita: Kosong
dari mimpi "Indonesia Bersatu" bersama-sama!" (Barangkali itu
sebabnya kenapa peristiwa kesurupan massal terjadi berkali-kali di negeri kita
hari-hari ini).
Dalam hal takdir, memang sudah maktub, kita hanya perlu
"iqra" cuma yang perlu dipahami, bukan orang biasa-biasa saja yang
bisa membaca isyarat mimpi ini.
Diperlukan orang yang suka "lelunga teki-teki/ cegah
dhahar lawan nendra"- jadi kok kira-kira ya bukan menteri atau anggota DPR
yang kesabet KK itu; namun jelas orang yang bisa dipercaya, bahkan jadi
piyandeling liyan "Ing sasmita amrih lantip". Kalau wong cilik pada
mengeluh, mengerang bersama, biar pun mal penuh dan jalanan padat mobil, orang
yang "pracaya, prasetya, pasti pramana, prayitna, duwe prabawa dan pranata
" agar rakyatnya tidak pada pralaya. Gicu!
Sayang bila Jawa kehilangan mimpi-mimpi yang visioner sakral
itu -bahkan legenda kemiskinan di baliknya justru (jadi) kasunyatan. Karena
itu, Jangan berhenti di pikir: Renungkanlah!Jangan berhenti di angan-angan;
Rencanakanlah! Jangan berhenti di mimpi: Kerjakanlah! Rambate rata hayo.
Holobis kuntul baris! . ... He he he . . . Edan Tenan. Salam Rahayu kanti Teguh
Slamet Berkah Selalu Lurr...
Semoga Bermanfa’at. Amiin
Ttd: Wong Edan Bagu
Pengembara Tanah Pasundan
Post a Comment