KISAH NYATA: Perjalanan Spiritual Wong Edan Bagu.
KISAH NYATA: Perjalanan Spiritual Wong Edan Bagu.
Dalam Mencari Jatidiri.
Oleh: Wong Edan Bagu.
WONG EDAN BAGU;
AJA PISAN-PISAN NGAKU WONG URIP. YEN ORA BISA NGRASAKAKE
URIP. SEBAB; YEN ORA BISA NGRASAKAKE URIPE. KUWI DUDU WONG URIP. ANANGIN MAYIT
URIP.
Jangan sekali-kali mengaku manusia hidup. Jika tidak bisa
merasakan hidup. Karena; jika tidak bisa merasakan hidupnya. Itu bukan manusia
hidup. Tetapi mayat hidup.
Kalimat ini, berkaitan erat dengan firman Tuhan yang
mengartinya seperti ini: Jika engkau ingin mengenalku. Maka kenalilah dirimu
terlebih dulu. Karena. sesungguhnya, aku berada amat dekat, bahkan lebih dekat
dari urat nadimu.
Sabda pandita Ratu dan Firman Tuhan ini, banyak di gunakan
sebagai Pameling/Peringatan di hampir tiap-tiap perguruan atau padepokan
spiritual jawa. KUSUSNYA AJARAN-AJARAN YANG MENDALAMI ATAU MEMPELAJARI
KEMANUNGGALAN ATAU PENYATUAN DIRI DENGAN SANG PENCIPTA SEGALANYA. Tujuannya,
agar setiap cantrik/murid. Mengerti, betapa pentingnya hidup itu, untuk di
ketahui, betapa utamanya hidup itu untuk segera di pahami.
Karena, siapapun dia, jika sudah bisa mengenal hidupnya,
mengetahui dan memahami hidupnya, maka dia akan memiliki hidupnya, sesuai yang
dikehendaki Tuhan dan bisa bercengkrama dengan hidupnya. Al-Hasil; selain bisa
waskita, weruh sejeroning winarah dan sakti mandraguna tanpa payah, dia akan
bisa mengenal dan mengetahui Tuhannya secara nyata-nyata dan nyata benar.
Karena itu… Mulai dari jaman nabi, spiritual yang menjurus
ke hal tersebut, di rancang dan di cipta sedemikian rupa rapinya. Oleh para
ahli, namun sedikit yang berhasil, hanya orang-orang pilihan saja. Lalu
berlanjut ke sejarah jaman para wali, hingga kisahnya menggemparkan… pro dan
kontra terjadi antara wali dan wali hingga menimbulkan banyak korban jiwa,
termasuk beberapa wali itu sendiri. Kemudian berlanjut ke para ahli tapa dan
semedi/meditasi, namun tetap hanya orang-orang pilihan saja yang bisa mencapai
tingkatan tersebut.
Dulu… sewaktu saya masih Edan dalam hal mencari ilmu
kesaktian, ilmu jaya kawijayan. Mendengar adegan tersebut, dari Para sepuh dan
membaca dari beberapa kitab spiritual. Darah langsung mendidih… karena hanya
punya semua yang terkandung di badan ini, serta teka yang membara, tidak punya
modal lainya. Sayapun menyiksa diri, dengan cara berjalan kaki berbekal apa
adanya, keliling tanah jawa dwipa. Mencari sang guru yang mumpuni dalam hal
tersebut, hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, dari satu guru
berganti guru yang lainnya, dari mulai yang ahli agama sampai yang ahli
kejawen, hingga terhitung tahun terlampaui, tapi tidak satupun yang bisa
membuat saya dapat berhasil mencapai keinginan tersebut. Namun saya mendapatkan
banyak pengalaman dari para guru-guru terhormat saya itu. Yang akhirnya membawa
saya tersesat ke sebuah goa sembrani, yang terletak di gunung malih rupa,
disebuah pedukuhan terpencil, yaitu dukuh cimone kecamatan patuguran kabupaten
tegal jateng.
Berawal tersesat di goa sembrani gunung malih rupa inilah,
saya menemukan caranya, untuk mencapai apa yang termaksud diatas. Kala itu,
saya sudah kehabisan semuanya, kecuali pakaian yang saya kenakan di badan.
karena tidak punya apa-apa yang bisa saya berikan buat Jurkun, sayapun memaski
lokasi pertapa’an dengan cara mengendap-endap alias sembunyi-sembunyi
(diam-diam) berusaha agar tidak ada yang mengetahuinya, setelah hari sudah
gelap, saya mulai bergerak menelusuri jalan setapak menuju pesanggrahan keramat
kaki gunung malih rupa. Setibanya di sana, saya melihat ada Jurkun yang sedang
membimbing ritual dari beberapa tamu pentingnya entah dari mana, di di subuah
pendopo mewah tap kuno dan tidak berdinding. yang di dirikan oleh Persiden Bung
Karno pada jamannya. Sedangkan saya, bersembunyi dbalik semak yang sangat dekat
disamping pendopo tersebut. Setelah usai ritual… sang Jurkun lalu memberi
pengetahuan para tamunya tersebut. Dan saya sangat medengarnya.
Kata Jurkun:
Ini adalah Pesanggrahan suci Sang hyang Ismaya. Bangunan ini
pendirinya adalah Persiden Bung Karno, Saat beliau bertapa mencari wahyu
keselamat bagi tanah air kita ini. yang kemudian di jaga dan dirawat oleh orang
pilihannya sebagai Jurkun, dan saya adalah Jurkun yang ke 9, keturunan
Jurkun-jurkun yang terdahulu. ingat… selama tirakat disini, jangan sekali-kali
meludah di tanah sekitar pesanggrahan, apa lagi buang air kecil/besar, kalau
mau meludah harus di wadahi, begitupun jika mau buang air kecil/besar, terus
nanti di buang jauh dari area pesanggrahan. Tidak boleh tidur atau makan dan
minum, tirakat yang di boelhkan disini hanyalah pati geni, tirakat-tirakat
lainya yang masih menggunakan buka sahur, tidak di bolehkan. Lalu sambil
mengarahkan senternya ke arah puncak gunung.
Jurkun berkata lagi: Itu adalah puncak gunung kamat malih
rupa, di puncak gunung itulah, Dewa. Sang hyang ismaya turun ke bumi lalu
merubah wujud menjadi Semar. Di puncak itu, ada sebuah goa, namanya goa
sembrani… tempat eyang semar bersemedi. Ingat ya, apapun yang terjadi, jangan sekali-kali
nekad naik ke puncak gunung itu, sangat berbahaya… belum ada sejarah yang
menceritakan, ada orang yang naik gunung itu, bisa kembali dengan selamat,
semuanya hilang tanpa jejak, jika suatu saat ada yang memanggil atau mengajak
untuk menaiki gunung itu, jangan pernah mau, itu goda untukmu, yang harus kamu
tolak… jika sampai ada yang nekad naik kesana, apapun alasannya, saya sebagai
Jurkun, tidak bertanggung jawab, dan saya hanya akan menjenguk setiap jam 1
siang dan jam 9 malam. Selain waktu itu, masing-masing harus bisa menjaga
dirinya sendiri-sendiri. Di bawah sana, ada sungai kecil, diatasnya ada air
terjun, namanya air terjun Nagapesona, tapi jangan coba mandi atau meminum atau
apa saja di air terjun sungai itu, kecuali jika tirakatmu batal. Kamu boleh ke
air terjun itu untuk minum air. Jika tidak batal, jangan sekali-kali menyentuh
airnya, karena jika sampai menyentuh airnya, berati tirakatmu batal.
Setelah menjelaskan lalu Jurkun itu berpamit pulang, dan
setelah Jurkun pulang, dan beberapa orang itu sedang fokus berdoa sesuai
hajatnya masing-masing, perlahan-lahan saya bergerak naik ke puncak gunung
kramat malih rupa yang tadi di ceritakan sangat amat bahaya oleh jurkun.
Setelah 2 jam kurang lebihnya, saya sapai di puncaknya. Waktu itu sedang ada
kabut tebal, sehingga pandangan saya sangat terganggu, untuk menghindari hal
yang tidak di inginkan, saya naik ke pohon istirahat menunggu waktu pagi, dan
semalam suntuk diatas pohon, saya dapat menyaksikan ke anehan ke anehan yang
terjadi dibawah yang tidak layak untuk di ceritakan disini, setelah pagi, lalu
saya turun dan mencari goa sembrani yang di maksud jurkun itu. Dan di goa
itulah saya mengadu nasib dan nyali demi cita-cita spiritual. Setelah 6 hari
menahan diri dari apapun,,, saat itu saya dalam kadaan lemah segalanya, entah
darimana asalnya, saya kurang jelas, munculah suara yang memenuhi ruangan goa,
Suara itu berkumandang hingga ber ulang-ulang kali hingga saya hapal, setlah
saya hapal. Suara itu lenyap, dan mendadak tenaga saya pulih seperti makan
minum cukup dalam keseharian.
Suara itu seperti ini bunyinya:
He he he . . . Edan Tenan. Lamun jeneng sira tumuju weruh
lan waskita marang sejatine Urip sira lan Sejatining Pengeranira. Nora perlu
ndawa waktu lan nyiksa raga, cukup dudahen rasa kang anglimputi sakujur
badanira, ing kono ana dawuhe Pengeran kang bakal nggendong ngempit ngindit
jiwa raga, pati urip lan dunya akherira.
Arti kurang lebihnya seperti ini:
He he he . . . Edan Tenan. Kalau kamu ingin tau sebenarnya
hidup dan sebenarnya Tuhanmu, tidak perlu buang waktu dan menyiksa badan. cukup
galilah rasa yang meliputi seluruh tubuhmu, disitu ada Firman Than yang akan
menjamin jiwa raga, hidup mati dan dunia kakheratmu.
Para Sedulur… Dengan inilah saya laku spiritual mencari
Hakikat dari segala hal, terutama tentang Hidup dan Tuhan, tanpa puasa, pagi
geni,tirakat dan tanpa bertapa serta tanpa penyiksa’an-penyiksa’an lainya.
Cukup pilih waktu yang tepat, lalu duduk bersilah, Sembah Sungkem menghadap
bathin. Lalu baca KUNCI 7x. Paweling 3x. Terus mijil lalu bersamadi
mengheningkan cipta, menggali semua Rasa yang tersimpan di seluruh tubuh… dan
selama saya menjalankan cara ini, tidak ada satupun yang luput dari pencarian
saya, apa lagi gagal. Jika sudah selesai, lalu Palungguh hingga klimaxnya dapat…
Nah,,, Para sedulur… Yuk… kita belajar bareng dan bersama ya lurr, semuanya
akan menjadi terasa ringan tanpa beban dan menyenangkan, Sembayang. Sholat.
Berdoa. Wirid dan ibadah-ibadah apapun yang kita jalankan, akan terasa luar
biasa membahagiakan… tidak ada satupun yang kita ibadahkan terasa berat, jenuh
dan membosankan apa lagi menyapekan. Semuanya membahagiakan jika dengan cara
yang tersebut diatas… Monggo… Silahkan di renungkan ya Lurr,,, lalu buktikan
sendiri… Biyar tau sendiri, bukan katanya saya. Teori dan prakteknya dari saya.
Tapi Buktinya nanti dari Sedulur sendiri. Bukan katanya saya lagi.
He he he . . . Edan Tenan. Muga Bermanfa’at.
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
Post a Comment