KESOMBONGAN:
Kesombongan:
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
Jakarta Minggu 16 Nov 2014
I. Pendahuluan;
Kesombongan adalah sifat yang muncul seiring dengan
keberadaan manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT. Sifat ini sudah
berusia ratusan bahkan ribuan tahun sebelum kita lahir. Namun penyakit ini
hingga kini terus melanda manusia. Sombong adalah sifat yang dibenci oleh
manusia dan juga Allah. Sombong termasuk dalam kategori penyakit yang tumbuh
dalam jiwa manusia, jin dan syaithan. Kisah pertama munculnya sombong adalah
berawal dari syaithan yang merasa lebih tinggi dari manusia. Ketika ia
diperintahkan oleh Allah untuk sujud kepada Adam as. sebagai tanda
penghormatan, syaithan menolaknya karena ia merasa lebih baik dari Adam
‘alaihis salam.
Kesombongan keseluruhannya adalah sifat yang tercela.
Yang berhak menyandang kesombongan adalah Allah SWT, karena Dia-lah yang
memiliki segalanya. Kesombongan berakibat kesengsaraan, tidak ada manfaat sama
sekali bagi manusia yang mempunyai sifat ini. Allah SWT berfirman dalam QS. Al
Mu’minun (23) : 56, “Tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan
akan) kesombongan yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya.”
II. Hakikat Kesombongan;
Kesombongan pada dasarnya adalah perangai yang ada dalam
jiwa yaitu kepuasan dan kecenderungan kepada penglihatan atas orang yang
disombonginya. Kesombongan menuntut adanya pihak yang disombongi dan hal yang
dipakai untuk sombong. Pada saat ia merasa memiliki kesempurnaan dibandingkan
dengan orang lain hingga dalam hatinya timbul anggapan, kepuasan, kesenangan
dan kecenderungan terhadap keyakinan tersebut maka ia telah takabur. Perangai
kesombongan meliputi perasaan merasa benar, seolah manusia memandangnya dalam
pandangan keyakinan dirinya bahwa ia besar, sempurna atau terbaik.
Bila keyakinan ini dilanjutakn dengan perbuatan secara
zhahir dengan meremehkan orang lain maka ini disebut takabur. Ia sudah merasa
besar, lebih baik dan merendahkan orang lain, menjauh dan tidak mau duduk
bersama dengan yang bukan yang sebanding dengannya.
III. Keburukan yang ditimbulkan dari kesombongan;
1. Kesombongan menjadi penghalang masuk syurga.
Kesombongan menghalangi semua akhlaq yang seharusnya
disandang oleh orang mu’min, sedang akhlaq-akhlaq itu merupakan pintu-pintu
syurga dan kesombongan merupakan penutupnya. Ia tidak bisa mencintai kaum
muslimin karena ia lebih mencintai dirinya sendiri dan ia merasa dirinya yang
lebih baik sehingga bagaimana mungkin orang lain dapat masuk dalam hatinya. Ia
juga tidak dapat terbebas dari melecehkan orang lain karena ia merasa lebih
baik dari orang lain.
Hadits: “Tidak akan masuk syurga orang yang di dalam
hatinya terdapat kesombongan sebesar dzarrah.” (HR. Bukhari)
2. Kesombongan berakibat buruk bagi dirinya di dunia dan
juga di akhirat.
Sifat sombong yang bersemayam dihatinya akan
mengakibatkan sikap merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Dialah yang
memiliki banyak ilmu, paling alim, banyak harta, paling pintar, paling kaya dan
sebagainya. Dengan sikap seperti itu maka manusia akan menjauhinya, mereka
tidak akan senang bersama orang yang sombong, mereka juga tidak akan sudi
menolong orang yang sombong. Di akhirat orang tersebut juga akan mendapat cela
tidak hanya dari malaikat namun juga akan dimasukkan ke dalam neraka oleh Allah
SWT dan mereka juga akan dipersalahkan oleh pengikutnya. (QS. Az Zumar (39) :
72, Maryam (16) : 69).
IV. Tingkatan kesombongan dan pihak yang disombonginya;
1. Sombong kepada Allah SWT.
Ini adalah kesombongan yang paling keji. Penyebabnya
adalah kebodohan dan pembangkangan. Kisah Fir’aun menjadi saksinya.
“Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak
mau beribadah kepada-Ku, mereka akan masuk neraka Jahanam dengan hina dina.”
2. Sombong kepada para rasul.
Kesombongan ini akibat dari keengganan jiwa untuk
mematuhi manusia yang seperti mereka (rasul). (QS. Al Mu’minun (23) : 47, Yasin
(36) : 15, Al Furqan (25) : 21)
3. Kesombongan terhadap para hamba.
Kesombongan ini muncul sebagai akibat merasa dirinya
paling terhormat, lebih baik dan melecehkan orang lain sehingga tidak mau patuh
kepada mereka, meremehkan mereka dan tidak mau sejajar dengan mereka. Sifat ini
tidak layak dimiliki manusia, karena yang berhak memiliki sifat ini adalah
Allah SWT.
Dalil Hadits qudsi: “Kebesaran adalah kain sarung-Ku dan
kesombongan adalah selendang-Ku. Barang siapa yang melawan Aku pada keduanya
niscaya Aku akan menghancurkannya.”
V. Penyebab Kesombongan.
1. Ilmu Pengetahuan ; Ilmu pengetahuan dapat menjangkiti para
ulama (para intelektual) karena dengan ilmunya ia merasa tinggi dan orang lain
tidak mampu menyainginya.
2. Amal dan Ibadah ; Orang ahli ibadah dan zuhud tidak
dapat juga terlepas dari nistanya kesombongan ini. Kesombongan itu menyelinap
ke dalam diri mereka, baik menyangkut urusan agama maupun dunia.
Dalil Hadits: “Cukuplah seseorang dinilai telah melakukan
kejahatan bila ia merendahkan saudaranya sesama muslim.” (HR. Muslim)
3. Nasab/Keturunan ; Orang yang memiliki nasab mulia akan
menganggap orang lain hina.
Dalil Hadits: “Hendaklah orang-orang meninggalkan
kebanggaan terhadap nenek moyang mereka yang telah menjadi batu bara di neraka
jahanam atau (jika tidak) mereka akan menjadi lebih hina di sisi Allah dari
kumbang yang hidungnya mengeluarkan kotoran.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi dan
Ibnu Hibban)
4. Harta Kekayaan ; Hal ini terjadi pada hartawan dan
raja-raja yang membanggakan harta kekayaannya. (QS. Qashash (28) :79)
5. Kecantikan dan Ketampanan
6. Kekuatan dan Keperkasaan
7. Pengikut, pendukung, murid, pembantu keluarga, kerabat
dan anak ; Hal ini dapat terjadi bagi para pemimpin baik negarawan, raja,
pemuka ataupun ulama yang bersaing memperbanyak anggotanya.
VI. Cara Mengobati Kesombongan;
Cara mengobati kesombongan dengan mengikis habis sampai ke
akar-akarnya dan mencabut pohonnya dari tempat tanamannya yang bersemayam di
dalam hati, yaitu:
1. Pengobatan melalui ilmu (‘ilaj ilmi)
Yaitu melalui pengenalan diri pada Tuhannya. Apabila ia
telah mengenal dirinya dengan benar maka ia akan mengetahui bahwa ia hanyalah
salah satu dari makhluk-Nya dan seorang hamba yang memiliki keterbatasan dan
kekurangan. Dengan demikian ia akan menyadari bahwa ia sama sekali tidak berhak
menyandang kesombongan. Jika dibandingkan dengan Allah SWT, ia tidak mempunyai
sesuatu apapun yang bisa disombongkan.
2. Pengobatan secara perbuatan (‘ilaj Amali)
Yaitu melalui sikap tawadhu. Ia bersikap tawadhu kepada
Allah SWT dengan amal ibadahnya dan kepada makhluk-Nya dengan senantiasa
menjaga akhlaq seperti orang-orang yang tawadhu seperti yang dicontohkan oleh
Rasulullah dan para sahabat. Semoga, sekelumit
ilmu Pengertian tentang
Kesombongan ini... Dapat
bermanfaat bagi kita semuanya. Salam kasih damai nan bahagia selalu kanti Teguh
Rahayu Slamet Berkah Selalu dari saya
untukmu sekalian yang terberkahi Allah Ta’ala. Amiin dan Terima kasih.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://webdjakatolos.blogspot.com
TAMBAHAN:
10 dalail tentang kesombongan.
Berikut ini 10 dalil terkait dengan sombong, tapi
tentunya masih banyak dalil lain yang berhubungan dengan kesombongan:
1. “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu
berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri. “ (QS. Luqman:18)
2. “Wahai manusia kalian semua fakir sangat membutuhkan
Allah sedangkan Allah Maha Kaya
lagi Maha Terpuji.” (al-Fathir: 15)
3. “Turunlah engkau dari surga karena tidak pantas engkau
berlaku sombong di dalamnya.
Keluarlah! Sesungguhnya engkau termasuk orang yang
hina.”(QS.al-A’raf: 13)
4. Kesombongan Qorun: “Harta ini aku dapatkan karena
ilmuku.”(QS.al-Qashash: 78)
5. ”Kebesaran adalah pakaian-Nya dan kesombongan adalah
selendang-Nya. (Allah Ta’ala
berfirman): Barang siapa menyaingi Aku pada keduanya
pasti Aku azab ia.” (HR. Muslim
dari Abu Hurairah ra)
6. “Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya ada
kesombongan meski sebutir atom.” (HR.
Muslim dari Abdullah bin Mas’ud ra)
7. Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw,”
Seseorang itu tentu senang kalau
pakaiannya bagus dan sandalnya pun indah. Apakah itu
sombong?” Beliau saw menjawab
pertanyaan tersebut dan menerangkan hakikat sombong,”
Allah itu Maha Indah dan menyukai
keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran (bathru
al-Haq) dan merendahkan orang lain
(ghamtu al-Nâs).
“Maha suci Dia pemilik keperkasaan, kekuasaan, kebesaran
dan keagungan.” (HR.Abu Dawud
dari ‘Auf bin Malik al-Asyja’i ra)
8. Dari Haritsah bin Wahb ra berkata: “Saya mendengar
Nabi Muhammad saw bersabda, “Maukah
kamu sekalian aku beritahu tentang ahli neraka? Yaitu
setiap orang yang kejam, rakus,
dan sombong.” (HR. Bukhari dan Muslim)
9. Dari Abu Hurairah ra bahwasannya Nabi Muhammad saw
bersabda: “Sesungguhnya pada hari
kiamat nanti Allah tidak akan melihat orang yang
menurunkan kainnya di bawah mata kaki
karena sombong.” (HR Bukhari dan Muslim)
10. Dari Abu Hurairah ra berkata, Nabi Muhammad saw
bersabda: “Ada tiga kelompok orang yang
nanti pada hari kiamat Allh tidak akan berbicara dengan
mereka, Allah tidak akan
membersihkan (mengampuni dosa) mereka, dan Allah tidak
akan memandang mereka, serta
mereka akan disiksa dengan siksaan yang pedih, yaitu:
orang tua yang berzina, raja
(penguasa) yang suka bohong, dan orang miskin yang sombong.”
(HR. Muslim)
Post a Comment