KEMABUKAN SPIRITUAL:
ADALAH HIJAB YANG SANGAT HALUS;
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Tanah Pasundan
Kudus Kamis Pon; 07-08-2014
Sungguh….. Bagi pejalan-perjalanan Ruhani dalam menuju
kepada Allah Swt dengan melalui Ma’rifatnya kepada Allah maka “kemabukan spiritula”
itu adalah suatu hal yg selalu ada dan pasti ada dan tidak akan mungkin tiada
karena “kemabukan spiritual” itu adalah FASE untuk sempurna dalam menuju
Al-HAQ.
Sehingganya… Bagi yg belum mengalami “kemabukan
spiritual”, maka bersiap2lah jika suatu saat mengalaminya dan jangan takut jika
hal itu suatu saat terjadi pada diri Anda. Dan bagi yg sudah berada di dalam
“kemabukan spiritual ” maka hendaknya di ketahui bahwa hal itu masih dalam
Perjalanan/proses. Bukan “AKHIR” perjalanan. Maka……senantiasa lah tetap
TAWAKKALTU ALALLAH agar tidak hanyut di “kemabukan spiritual” itu, sehingga
dalam situasi dan kondisi serta keadaan apapun tetap dalam “RASA yang SADAR”
dan ingatlah bahwa Allah berfirman : “Watawakkaltu Alallah fa HUWA hasbuh” dan
siapa yg bertawakkal dengan sebenar-benarnya Tawakkal maka “DIA” akan menjadi
penolongmu dan penJAMIN dirimu”. Biarkanlah…………….”kemabukan spiritual” itu
datang pada diri sebagai “HADIAH” dari ALLAH dan janganlah engkau menolaknya
karena sesungguhnya “kemabukan spiritual” itu adalah suatu “Isyarat” dari pada
ALLAH bahwa ALLAH sungguh-sungguh sedang memperhatikan dirimu dalam Pandangan
Rahmat-NYA, maka tersenyumlah selalu dan lapangkan JIWA dalam menghadap
kepada-NYA dengan menjalani “kemabukan spiritual” itu, namun……..tetaplah
Istiqomah dalam TAWAKKALTU ALALLAH agar diri tidak hanyut di Samudra Jamal
(ke-INDAHANNYA ) yg menyebabkan kelalaian dari Tujuan yg sebenarnya yaitu
“AL-HAQ” yg memiliki Sifat Jalal, Jamal, Qohar dan Kamal.
ke-Asyikan itu adalah sesuatu yang meMABUKan…..
Tenggelam dalam penghayatan Amal Ibadah adalah suatu
ke-Asyikan dan itu adalah keMABUKan….
Tenggelam dalam penghayatan akan lantunan Wirid dan Zikir
juga adalah suatu ke-Asyikan dan itu pun adalah keMABUKan….
Tenggelam dalam Musyahadah akan Allah dalam Ma’rifatullah
itu juga suatu ke-Asyikan dan itu pun adalah keMABUKan…. Setelah berhasil
mengemuka AKU, lalu…
Asyik dan hanyut dalam keAKUan yg tiada yg lain selain
AKU, itu pun adalah keMABUKan. Bla… Bla… Bla… Dan lain-lain…. Apa saja yg
membawa kepada ke-Asyikan dalam perjalanan menuju kepada Allah dengan hal
apapun itu adalah suatu keMABUKan.
Dan intinya adalah keMABUKan itu semua…….di dalam
perjalalan menuju AL-HAQ (ALLAH SWT) baik dengan Amal Ibadah, lantunan wirid
dan zikir, Samadi atau Bertapa, Musyahadah, dll…… Kesemuanya itu SADAR maupun
tiada diSADARi, TAHU atau tiada diketahui, bahwa : “IA (HAMBA) sedang ASYIK di
dalam keMABUKan CINTA kepada TUHANNYA”.
Ya…….MABUK CINTA kepada AL-HAQ dan UNIKnya keMABUKan
CINTA itu sangat Lembut sekali menghampiri dirinya sehingga tanpa di sadari Ia
MABUK itu seolah-olah di sebabkan dengan sebab-sebab yg lain, padahal tiada
sebab yg lain selain CINTA kepada AL-HAQ, Ya…..CINTA kepada
AL-HAQ……AL-HAQ….HAQ…HAQ…..HAQ……
Bahkan Azazil pun tanpa diSADARi nya, ia itu sangat CINTA
kepada Tuhannya sehingga membuat ia CEMBURU BUTA ketika Tuhan melebihkan
kedudukan Adam beserta Anak keturunannya di bandingkan dengan dirinya sendiri,
yang kemudian berefek Benci dan DENDAM kepada Adam dan Keturunannya. Semua itu
di karenakan Azazil telah di serang keMABUKan CINTA kepada Tuhannya dalam Versi
“CINTA yang BUTA”, bukan CINTA yang TULUS dan MURNI.
Pada Saat keMABUKan di dalam CINTA yang TULUS dan MURNI
maka Allah sendirilah yang memuji diriNYA pada lisan HambaNYA. Dan ketika itu
pula maka leburlah ke-EGO-an diri kedalam SifatNYA yang Ar-Rahman Ar-Rahiiim.
Maka jika benar sudah demikian kenyataannya PASTI Ia akan menjadi Rahmat bagi
sekelilingnya sebagai Cermin dari pada Sifat JALAL, JAMAL, QOHAR dan KAMAL- Nya
Allah Swt dan ke-AKU-an menjadi Sirr/Rahasia dalam Diam-NYA sehingga tidak
muncul kepermukaan Zahir yang membawa Fitnah bagi sekelilingnya.
WEB:
“Bagi para pemabuk memaknai bahwa “MABUK” itu adalah
ke-Asyik-an sedangkan bagi mereka yg sudah Sadar sesadar-sadarnya memaknai
“MABUK” itu adalah “HIJAB yang Sangat Halus”.
JADI…. Bagaimana mungkin dapat berhenti dari kebiasaan
“MABUK” Jika masih berkawan dengan para pemabuk dan berkonsultasi juga dengan
pemabuk, yang ada malah tambah “MABUK.”. Maka…..Carilah seorang TABIB TUHAN yg
sudah dapat mengendalikan Rasa ke-MABUK-an itu, maka ke-MABUK-an mu pun
perlahan-lahan akan sirna dengan KUNCI”… He he he . . . Edan Tenan.
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah selalu
saudara-saudariku semuanya tanpa terkecuali.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://wongedanbagu.blogspot.com
Post a Comment