IMAN, ISLAM, IHSAN…?
IMAN, ISLAM, IHSAN…?
Oleh: Wong Edan Bagu.
Putera Rama Tanah Pasundan
Daftar Isi:
1. Pengertian Iman
2. Pengertian Islam
3. Pengertian Ihsan
Oleh: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
Kudus. Minggu tgl 03/08/2014
Banyak orang yang fasekh dan hapal tentang kata IMAN,
mangaku ISLAM dan merasa dirinya IHSAN, bahkan saking hapalnya, sehingganya
dengan amat sangat gampang dan mudahnya dikatakan. Aku Beriman kepada Allah
Swt. Aku Beriman kepada malaikatullah. Aku Beriman kepada kitab-kitabullah. Aku
Beriman kepada para Rasulullah. Aku Beriman kepada hari akhiratullah. Aku
Beriman kepada (taqdir) ketentuan Allah. Aku orang ISLAM. Aku seorang IHSAN.
Namun apa itu IMAN, ISLAM, IHSAN ..?! belum tentu semua
orang tau dan mengerti, apa itu IMAN, ISLAM, IHSAN. Jika seseorang tau dan
paham serta mengerti apa dan bagaimana itu IMAN, ISLAM, IHSAN. Sudah pasti
seseorang itu tidak akan asal dan tidak akan usul, karena di dalam IMAN, ISLAM,
IHSAN , semuanya dan segalanya ada TUHAN dan karena TUHAN.
Kajian tentang Iman, Islam dan Ihsan merupakan pokok
(rukun) agama. Ketiga hal ini merupakan hal yang prinsip dalam ajaran agama
Islam, Ketiga aspek tersebut harus ada dalam setiap pribadi ummat, karena
ketiga-tiganya saling berkaitan, untuk mencapai muslim yang sejati. Di dalam
Al-quran sendiri, Kata amana dengan berbagai bentuk kata turunannya dijelaskan
Allah dalam 861 ayat. Sedangkan kata aslama dengan berbagai bentuk kata
turunannya dijelaskan Allah dalam 138 ayat. Sedangkan kata hasana dengan
berbagai bentuk kata turunannya dijelaskan Allah dalam 189 ayat.[1] Oleh karena
begitu banyak ayat-ayat yang membicarakan tentang ketiga aspek tersebut,
menunjukkan hal tersebut begitu urgen dan harus dipahami dan diamalkan dalam
kehidupan.
“Diriwayatkan dari umar bin khatab, “Suatu hari, disaat
kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah Saw. Tiba-tiba muncullah seorang
laki-laki yang mengenakan pakaian serba putih, rambutnya hitam pekat, tidak
berjejak, dan tidak seorangpun diantara kami yang mengenalnya, samppai dia
duduk di depan Nabi Saw. dan menyandarkan kedua lututnya pada lutut Nabi Saw,
seraya meletakkan kedua telapak tangannya diatas paha beliau. Kemudian ia
berkata, Wahai Muhammad, ajarilah aku tentang islam.
Nabi bersabda, islam adalah hendaknya engkau bersaksi
bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul-Nya,
engkau mendirikan solat, mengeluarkan zakat, berpuasa ramadhan, dan menunaikan
ziarah haji ke baitullah jika engkau mampu menempuh perjalanannya. Namun semua
itu harus engkau lalukan dengan iman, jika tidak, engkau tidak tersebut
beribadah.
“Segera saja laki-laki itu berkata, “Engkau benar wahai
Muhammad.” . . . . . . . . . . . . . Dia kembali berkata, Wahai Muhammad
kabarilah aku tentang iman.
Muhammad bersabda, iman adalah hendaknya engkau beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitb-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari
kiamat, dan beriman pula kepada ketentuan (qadar) baik ataupun buruk adalah
berasal atas kehendaknya, namun engkau akan mengalami proses sulit di sini,
karena adanya iman bersama bukti, sementara manusia tidak mungkin bisa percaya
hanya dengan katanya saja, maka, engkau harus berihsan.
”Engkau benar Muhammad , Kemudian ia berkata lagi
“jelaskan padaku tentang ihsan.
Rasulullah bersabda” Hendaknya engkau menyembah Allah
seakan melihat-Nya tanpa harus membayangkan dan berandai-andai, bila engkau
masih sulit, tidak melihat-Nya, maka Alla-lah yang akan melihat engkau. Asalkan
engkau sudah melakukannya. Allah akan menumbuhkan iman itu dari dirimu.
Nah . . . dalam kesempatan kali ini, saya. Wong Edan
Bagu, akan mengungkap tentang iman bersama sekalian, saudara-saudariku Terkasih
yang senantiasa di muliakan Allah
1. Pengertian
dan Penjelasan IMAN:
Secara bahasa, iman berarti membenarkan (tashdiq)
Sementara menurut istilah ialah…
“membenarkan dengan hati”
“mengucapkan dengan lisan”
“mengamalkan dengan perbuatannya”
Sedang menurut istilah yang sesungguhnya ialah
kepercaya’an yang meresap kedalam hati sanubari, dengan penuh keyakinan, tidak
bercampur dengan syak dan ragu, karena sudah menyaksikan buktinya, serta
memberi pengaruh terhadap pandangan hidup dan kehidupan, tingkah laku dan
perbuatan sehari-hari. Kata iman dalam Al-quran digunakan untuk arti yang bermacam-macam.
Ar- Raghib al-Ashfahani (ahli kamus Al-quran) Mengatakan, iman di dalam
Al-quran terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya sebatas dibibir saja,
sehingganya, dapat bisa dengan mudahnya untuk mengaku atau mengatakan aku…
saya… beriman, walau tanpa melihat dengan mata kepala sendiri.
Padahal… tanpa bisa di pungkiri, yang namanya manusia,
tidak akan bisa dengan mudah percaya, jika matanya tidak melihat sendiri,
bagaimana kita bisa percaya begitu saja, kalau yang namanya buah alpukat itu hijau,
jika kita tidak pernah tau wujudnya buah alpukat itu seperti apa,,, bagaimana
kita bisa dengan gampangnya percaya, kalau kota bogor itu, tersebut kota hujan
dan berudara sejuk kalau kita tidak pernah datang ke bogor dan tau kota bogor
itu seperti apa. Bagaimana kita bisa percaya kalau gula itu rasanya manis dan
empedu itu pahit rasanya, jika kita tidak pernah melihat dan memakan gula dan
empedu tersebut.
Mengatakan, iman di dalam Al-quran terkadang digunakan
untuk arti iman yang hanya sebatas dibibir saja, karena terkadang digunakan
untuk arti iman yang hanya terbatas pada perbuatannya saja, sedang hati dan
ucapannya tidak beriman dan ketiga kata iman terkadang digunakan untuk arti
iman yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan di amalkan dalam
perbuatan sehari-hari.
Lalu apa dan bagaimana IMAN itu sebenarnya…?
Hehe…:-)
Iman… Adalah Wahyu, yang di sebut wahyu itu, adalah
pemberian Tuhan yang tidak bisa di minta dan di tolak, dan yang namanya
pemberian Tuhan. Tentu melalui pembuktian-pembuktian yang nyata, bukan katanya
bayang membayangkan atau berandai kata. Sebenarnya… di setiap diri manusia
hidup, sudah di tanami iman oleh hyang maha hidup sejak awal di ciptakan, dan
melalui proses pembuktian-pembutian yang dialaminya sendiri, bukan katanya,
Tuhan menumbuhkan iman tersebut. Hingga pantas dan layak, pantas dan layak
untuk Neraka atau Surga,,, atau Sempurna.
2. Pengertian
dan Penjelasan ISLAM:
kata islam merupakan pernyataan kata nama yang berasal
dari bahasa arab aslama, yaitu bermaksud “untuk menerima, menyerah, atau
tunduk” Dengan demikian islam berarti penerimaan dari diri kita dan penundukan
kepada Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya,
menuruti perintah-Nya dan menghindari politheisme. Perkataan ini memberikan
beberapa maksud dari Al-qur,an. Dalam beberapa ayat, kualitas islam sebagai
kepercayaan ditegaskan: “ Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan
kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama
islam)” . Ayat lain menghubungkan islam dan din (lazimnya diterjemahkan sebagai
“Agama”) .” Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai islam jadi agama bagimu”.
Secara etimologis kata islam diturunkan dari akar kata
yang sama dengan kata salam yang berarti. “Damai”. Kata muslim (sebutan bagi
pemeluk agama islam) juga berhubungan dengan kata islam, kata tersebut berarti
”Orang yang berserah diri kepada Allah”.
Islam memberikan banyak amalan keagamaan bagi para penganut
dan umumnya di galakan untuk memegang lima rukun islam, yaitu lima pilar yang
menyatukan muslim sebagai sebuah komunitas. Islam adalah syari’at Allah
terakhir yang diturunkan-Nya kepada penutup para nabi dan Rasul-Nya, Muhammad
bin Abullah Saw, ia merupakan satu-satunya agama yang benar. Allah tidak
menerima agama dari siapapun selainnya. Dia telah menjadikannya sebagai agama
yang mudah, tidak ada kesulitan dan kesusahan didalamnya, Allah tidak
mewajibkan dan tidak pula membebankan kepada para pemeluknya apa-apa yang
mereka tidak sanggup melakukunnya. Islam adalah agama yang dasarnya tauhid,
syi’arnya kejujuran, parosnya keadilan, tiangnya kebenaran, ruhnya kasih
sayang.ia merupakan agama agung yang mengarahkan manusia kepada seluruh hal
yang bermanfaat, serta melarang dari segala hal yang membahayakan bagi agama
dan kehidupan mereka sendiri didunia.
Jika masih neko-neko, masih suka gunjing sana-sini,
fitnah sana-sini, teror sana-sini, ngebom sana-sini, benci sana-sini, cemoh
sana-sini, ngeclup kelamin sana-sini, bingung, ragu, curiga, pusing, tidak tau,
tidak paham namun shok tau shok paham, sombong, iri, dengki dan apapun sebutan
tercelanya… berati itu bukan penganut islam, tapi pengkhianat islam.
3. Pengertan
dan Penjelasa IHSAN:
Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa
menjadi target seluruh hamba Allah swt. Sebab ihsan menjadikan kita sosok yang
mendapatkan kemuliaan darin-Nya. Sebaliknya, seorang hamba yang tidak mampu
mencapai target ini akan kehilangan kesempatan yang sangat mahal untuk
menduduki posisi terhormat dimata Allah swt. Rasulullah Saw. Pun sangat menaruh
perhatian akan hal ini, sehingga seluruh ajaran-ajarannya mengarah kepada satu
hal, yaitu mencapai ibadah yang sempurna dan akhlak yang mulia. Oleh karenanya,
seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya sebatas akhlak yang
utama saja, melainkan harus dipandang sebagai bagian dari aqidah dan bagian
terbesar dari keislamannya karena, islam di bangun atas tiga landasan utama,
yaitu iman, islam, dan ihsan, seperti yang telah diterangkan oleh Rasulullah
Saw.dalam haditsnya yang sahih .
Hadits ini menceritakan saat Rasulullah Saw. Menjawab
pertanyaan malikat jibril – yang menyamar sebagai seorang manusia – mengenai
islam, iman, dan ihsan. Setelah jibril pergi, Rasulullah Saw. Bersabda kepada
sahabatnya, “ inilah jibril yang datang mengajarkan kepada kalian urusan agama
kalian.” Beliau menyebut ketiga hal diatas sebagai agama, dan bahkan Allah Swt.
Memerintahkan untuk berbuat ihsan pada banyak tempat dalam Al-qur’an.
.” Dan berbuat baiklah kalian, karena sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang berbuat baik. “ (Qs Al-baqarah:195)
“ Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk berbuat adil
dan kebaikan . . . .”(Qs. An-nahl : 90 )
Ihsan berasal dari kata hasana yuhsinu, yang artinya
adalah berbuat baik, sedangkan bentuk masdarnya adalah ihsanan, yang artinya
kebaikan. Allah Swt. Berfirman dalam Al-qur’an mengenai hal ini.
” Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik
bagi dirimu sendiri . . .”(Al-isra’:7)
“Dan berbuat baiklah (kpd orang lain) seperti halnya
Allah berbuat baik terhadapmu . . “(Qs AL-Qashash: 77).
Ibnu katsir mengomentari ayat diatas dengan mengatakan
bahwa kebaikan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah kebaikan kepada seluruh
mahluk Allah Swt. Landasan syar’I ihsan
Pertama Al- qur’anul karim
Dalam Al-qur’an, terdapat 166 ayat yang berbicara tentang
ihsan dan implementasinya. Dari sini kita dapat menarik satu makna, betapa
mulia dan agungnya perilaku dan sifat yang sesungguhnya, hingga mendapat porsi
yang sangat istimewa dalam Al-qur’an. Makanya saya selalu menggerutu dan sambil
meneteskan air mata jika ada saudara-saudari saya yang mengaku telah iman islam
ihsan tapi sipat dan sikapnya kebuangetan,,, heeeemmmmm gatel….
Berikut ini adalah beberapa ayat yang menjadi landasan
akan hal ini.
“ Dan berbuat baiklah kalian karena sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (Qs. Al- baqarah: 195)
“Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk berbuat adil dan
kebaikan.” (Qs.An-nahl:90)
“. . . . .serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada
manusia. . . .”(Qs. Al-baqarah:83)
“Dan berbuat baiklah terhadap kedua orang tuamu, yaitu
ibu bapakmu, gurumu, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan para hamba
sahayamu. . . . “ (Qs. An-nisa’: 36)
Kedua, As-sunnah
Rasulullah Saw. Pun sangat memberi perhatian terhadap
masalah ihsan ini. Sebab,ini merupakan puncak harapan, perjuangan seorang
hamba. Bahkan, diantara hadits-hadits mengenai ihsan tersebut, ada beberapa
yang menjadi landasan utama dalam memahami agama ini. Rasulullah Saw.
menerangkan mengenai ihsan –Ketika ia menjawab pertanyaan malaikat jibril
tentang ihsan, dimana jawaban tersebut dibenarkan oleh jibril, dengan mengatakan
,” Engkua menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau
tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”(HR. Muslim).
kita berkewajiban ihsan dalam islam iman, yaitu dengan
menjalankan semua jenis ibadah, tentu saja hal ini tidak akan mungkin mudah
dapat ditunaikan oleh seorang hamba manusia, kecuali jika saat pelaksnaan
ibadah-ibadah tersebut ia penuhi dengan cita rasa yang sangat kuat
(menikmatinya) Dan tidak ada satupun pelajaran yang mengajarkan Tentang
kekuatan Rasa kecuali KUNCI. Hanya dengan KUNCI. kesadaran penuh, yaitu SADAR
bahwa Allah selalu memantaunya hingga ia merasakan bahwa ia sedang dilihat dan
diperhatikan oleh Allah… INGAT..!!! Merasakan, bukan Merasa, karena Merasakan
dan Merasa itu sangat berbeda, kalau Merakan itu Rasa, sedangkan Merasa itu
adalah Perasa’an. Dan lagi, Rasa dan Perasa’an itu tidak sama, kalau Rasa itu
Hidup, kalau Perasa’an itu roh, dan lagi, Hidup dan roh itu sangat amat tidak
sama, kalau Hidup asalnya dari Maha Suci Hidup yaitu Allah, kalau roh berasal
dari empat anasir. Karenanya….
Minimal seorang manusia yang IMAN. ISLAM. IHSAN, harus
merasakan sendiri, bukan katanya. Bahwa Allah selalu memantaunya, karena dengan
inilah ia dapat menunaikan ibadah-ibadah tersebut dengan baik dan sempurna,
sehingga hasil dari ibadah tersebut akan seperti yang diharapkan. inilah maksud
dari perkataan Rasulullah Saw. yang berbunyi.
“Hendaklah kamu menyembah Allah seakan kamu melihat-Nya,
dan jika engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya melihatmu.” (Ingat
ya. SEAKAN. Bukan seaka-akan) Seakan dan Seakan-akan itu berbeda, kalau Seakan
itu bukan bayangan atau membayangkan, sedangkan Seakan-akan itu, sudah jelas
membayang-bayangkan.
Kini jelaslah bagi kita bahwa sesungguhnya arti dari
ibadah itu sendiri sangatlah luas.INTISARInya, yaitu senantiasa sadar jika
ingin mewujudkan ihsan dalam setiap ibadahnya. Agar iman islamnya SEMPURNA
menjadi Busana HIUDUP untuk menghadap TUHAN (Kanggo Sebo Mengko Sore)
SEMOGA BERMANFA’AT DAN BERKAH… He he he . . . Edan Tenan…
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Selalu saudara-saudariku semuanya tanpa
terkecuali dimanapun berada.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
Post a Comment