Alternatif: MERAGA SUKMA DENGAN AMALAN SURAH AL-KAHFI:
Alternatif:
MERAGA SUKMA DENGAN AMALAN SURAH AL-KAHFI:
Oleh: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
Jakarta Jumat 14 Nov 2014
Jika ingin bertemu dengan ruh diri sendiri atau ruh orang
lain, maka bacalah 4 ayat terakhir dari surah Al-Kahfi. Kiranya, penjelasan
yang sepertinya naïf ini bukanlah isapan jempol semata….
Al-Qur’an adalah kitab suci ummat Islam yang diturunkan
oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW lewat perantara Malaikat Jibril as.
Kitab ini terdiri dari 30 juz, 114 surah, yang isi kandungannya menyelimuti
seluruh aspek kehidupan dunia dan akhirat. Ada masalah Tauhid, hukum, ilmu
pengetahuan, juga kisah para anbiya dan mursalin atau kisah orang-orang shaleh
yang begitu gigih dan berani berkorban demi mempertahankan iman kepada Allah
SWT. Salah satunya adala kisah para pemuda beriman kepada Allah pengikut Nabi
Isa as, di masa pemerintahan raja Dikyanus (Dicius). Merekalah yang disebut
sebagai Ashabul Kahfi. Kisah tentang mereka terdapat dalam Surah Al-Kahfi.
Selain kisah para Ashbul Kahfi, di dalam surah ini juga
diceritakan tentang Nabi Musa as yang disertai salah seorang muridnya mencari
Nabi Khidir as dipertemuan dua arus laut untuk belajar ilmu gaib, namun sayang
Nabi Musa tidak sabar sehingga tidak bisa menimba ilmu tersebut. Menurut para
ahli ilmu hikmah, jika seseorang membaca surah Al-Kahfi pada malam Jum’at satu
kali, maka akan diampuni oleh Allah dosanya selama satu minggu sebelumnya, dan
satu minggu sesudahnya.
Sedangkan ahli hikmah lainnya mengatakan, jika ingin
bertemu dengan ruh diri sendiri atau ruh orang lain, maka bacalah 4 ayat
terakhir dari surah Al-Kahfi. Kiranya, penjelasan yang sepertinya naïf ini
bukanlah isapan jempil semata. Saya adalah seorang saksi yang telah membuktikan
kebenarannya.
Kejadian ini saya alami sekitar tahun 1999. Ketika saya
membuka2 hazanah perpustakaan tentang kanuragan dan saya menemukan salah satu
kitab ilmu hikmah yang saya baca dan amalkan adalah Kitab Mujarabat. Saya
pernah mengamalkan membaca surah Al-Ikhlas disertai puasa mutih agar bisa
bertemu dengan khodamnya yang bernama Syekh Abdul Wahid, namun saya tidak
berhasil untuk bertemu dengan khodam tersebut.
Kemudian saya coba mengamalkan 4 ayat terakhir surah
Al-Kahfi sebanyak 160 kali. Apa yang terjadi?
Menurut petunjuk kitab Mujarabat tersebut, jika Anda
ingin bertemu dengan ruh diri Anda sendiri, atau ruh orang lain, maka bacalah 4
ayat terakhir surat Al-Kahfi sebanyak 160x. Diceritakan bahwa amalan ini pernah
diamalkan oleh seseorang di dalam penjara di zaman Belanda.
Pada waktu tengah malam, orang tersebut didatangi oleh
ruh dirinya sendiri yang mengatakan bahwa dia sebentar lagi akan dibebaskan
dari penjara. Tidak lama kemudian, orang tersebut benar-benar dibebaskan dari
penjara.
Cerita tersebut, sangat menarik minat saya untuk
mengamalkan 4 ayat terakhir surah Al-Kahfi. Kemudian saya mempersiapkan segala
kebutuhan yang dibutuhkan. Seperti menyediakan hio cap buah Tao, serta puasa
hari kamis. Malam Jum’atnya, barulah saya membaca amalan tersebut di atas
susuai dengan petunjuk yang ada dalam Mujarobat.
Ternyata, butuh waktu berjam-jam untuk menyelesaikan
amalan tersebut. Namun, Alhamdulillah, saya berhasil menyelesaikannya dengan
baik. Setelah itu, saya membakar hio kemudian berbaring di atas dipan. Posisi
tubuh telentang dengan kedua tangan disedekapkan di dada seperti orang shalat
sambil berdzikir.
Sebenarnya, tuntunan dzikir seperti ini tidak ada didalam
kitab tersebut. Hal ini saya lakukan atas inisiatif sendiri.
Ketika berdzikir “Khafi Allah…Allah,” saya merasakan
suatu kenikmatan yang luar biasa sampai suatu ketika, saya dikejutkan oleh
kehadiran anak-anak kecil berusia lima tahunan. Mereka melempari tubuh saya
dengan bola-bola tenis.
Saya jadi terusik dengan kehadiran mereka. Kemudian saya
bangun untuk mengusir mereka. Namun apa yang terjadi? Ketika saya bangkit,
ternyata saya dapat meninggalkan tubuh sendiri yang telentang di atas dipan.
Anehnya, hal yang musykil ini tidak sempat saya pikirkan. Saya malah langsung
mengusir anak-anak tersebut hingga akhirnya mereka menghilang. Setelah itu,
saya terjalan kembali lagi ke tubuh semula yang masih terbaring di atas dipan.
Setelah sadar dengan pengalaman tersebut, saya bertambah
yakin dengan kebenaran petunjuk di dalam kitab. Karena itulah, pengalaman
pertama melihat ruh diri sendiri di malam Jum’at tersebut, membuat saya ingin
mengulanginya kembali.
Sama seperti malam Jum’at sebelumnya, kali ini pun saya
melakukan prosesi yang serupa. Hingga sampailah ketika saya sedang asyik dengan
dzikiran, tiba-tiba saya dikagetkan dengan kemunculan orang-orang tinggi besar.
Ya, tinggi badan orang-orang itu dari lantai sampai
flafon. Tubuhnya yang tinggi besar ditumbuhi oleh bulu-bulu hitam pekat. Tubuh
mereka juga hanya dibungkus dengan cawat putih, dengan mata sebesar bola
pingpong berwarna merah.
Mereka melempari saya dengan obor-obor yang menyala.
Dalam hati saya berpikir, “Pasti mereka adalah orang tua dari anak-anak yang
malam Jum’at sebelumnya menggangguku. Tentu orang tua mereka menuntut balas
padaku!”
Tanpa rasa takut walau sedikitpun, saya bangkit dari
tidur. Aneh, sama seperti kejadian sebelumnya, tubuh saya ketinggalan di atas
dipan. Namun saya tidak menghiraukan hal tersebut. Dengan gigih saya membalas
serangan mereka dengan menangkap lemparan obor-obor mereka. Setelah berhasil
saya tangkap, kemudian saya lempar lagi ke arah mereka.
Namun mereka begitu tangguh. Buktinya, mereka selalu bisa
menghindari lemparan saya. Hingga, pada lemparan terakhir, saya membaca ayat
Qursyi. Kemudian melempar obor api itu dengan sekuat tenaga. Akhirnya,
terdengar lengkingan panjang. Merekapun menghilang.
Begitulah yang saya alami. Subhanallah!
Setelah mengalami dua kali kejadian tersebut, maka pada
malam Jum’at berikutnya, saya mengulang lagi amalan tersebut diatas. Namun
kejadian kali ini sungguh luar biasa bagi saya yang waktu itu belum pernah
berguru pada seseorang, sehingga tidak mengerti kejadian apa yang sedang saya
alami.
Pada malam kejadian tersebut, saya merasakan tubuh saya
dapat naik dan berputar-putar seperti spirial. Pertama menembus atap rumah.
Saya tentu kaget bukan kepalang. Terlebih saat menengok ke bawah, maka saya
dapat melihat tubuh sendiri yang masih telentang dengan posisi tangan
bersedekap seperti orang shalat.
Tubuh saya terus naik dengan kecepatan yang tinggi.
Tetapi di saat yang sama ada kenikmatan luar biasa yang belum pernah saya
rasakan seumur hidup. Dalam kenikmatan tersebut, saya sempat melewati
bintang-bintang dengan aneka warna yang sangat indah. Setelah itu, barulah saya
ingat akan tubuhku yang masih tertinggal di bumi, tepatnya di atas dipan.
Lalu membatin, “Pastilah saya sedang dalam perjalanan
menuju ke alam kematian. Alangkah enaknya jika saya mati seperti ini. Karena
menurut cerita, kalau orang mau mati, sakitnya luar biasa sewaktu ruhnya mau
keluar dari raga. Tetapi yang saya rasakan adalah sebaliknya, kenikmatan yang
luar biasa.”
Dalam perjalanan melewati bintang-bintang kali ini, saya
teringat kedua orangtua. Mereka mengharapkan saya bisa menjadi sarjana. Tidak
sebagaimana saudara-saudara saya yang kuliahnya berhenti di tengah jalan.
“Lantas, kalau aku mati, pupuslah harapan mereka!” Batin saya. Karena itulah
dalam seketika muncul keinginan tidak mau mati saat itu. Ya, saya ingin kembali
ke dunia!
Seketika, saya terhempas ke bumi. Tubuh ini sampai
terlonjak. Saya pun lalu menangis tanpa tahu sebabnya. Untuk meredam tangis
agar tidak didengar oleh para tetangga, maka saya pun menutup mulut dengan
bantal.
Sejak kejadian tersebut, saya tidak berani lagi
mengamalkan 4 ayat terakhir surah Al-Kahfi tersebut. Mengapa? Sebab saya sangat
takut tidak bisa kembali lagi dan mati, untuk kemudian dikubur. Padahal bisa
jadi, saat itu saya belum semestinya mati.
Beberapa tahun kemudian, saya sempat bertemu dengan
seorang yang ahli dalam ilmu Hikmah. Dan beliau menjelaskan bahwa sebenarnya
kejadian yang saya alami itu bukan menuju alam kematian, tetapi menuju suatu
tempat dimana di tempat tersebut saya akan diajarkan ilmu laduni.
Sedangkan guru spiritual saya mengatakan, bahwa orang
yang mengamalkan 4 ayat terakhir surah Al-Kahfi, ruhnya akan menjadi ringan.
Tapi orang yang mengamalkan 4 ayat itu, sebelumnya harus mempunyai pagaran
badan yang kuat agar tidak diganggu makhluk gaib sewaktu ruh atau sukmanya
meninggalkan badan.
Oleh guru spiritual ini, saya diminta untuk tidak
melakukan meraga sukma untuk beberapa waktu. Saya diberi amalan untuk membuat
pagaran badan agar kalau sedang meraga sukma tidak akan mengalami hal-hal yang
tidak diinginkan. Amalan untuk pagaran badan ini berupa puasa selama 7 hari,
serta wirid selama 7 malam berturut-turut.
Ahamdulillah, setelah selesai menjalani ritual pagaran
badan, saya diajak meraga sukma oleh guru. Setelah itu saya dengan mudah
melakukan meraga sukma berkat mengamalkan 4 ayat terakhir surah Al-Kahfi.
Demikian pengalaman sejati yang telah saya lakoni
sendiri. Semoga ada hikmahnya. Pesan saya, jangan sekali-kali mendalami ilmu
gaib tanpa bimbingan seorang guru, sebab bisa fatal akibatnya.
Semoga; Artikel tentang MERAGA SUKMA DENGAN AMALAN SURAH
AL-KAHFI ini... Dapat bermanfaat bagi
kita semuanya. Sebagai wawasan dan
tambahan pengalaman. Salam kasih damai nan bahagia selalu kanti Teguh Rahayu
Slamet Berkah Selalu dari saya untukmu
sekalian yang terberkahi Allah Ta’ala. Amiin dan Terima kasih.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://webdjakatolos.blogspot.com
Post a Comment