7 HAL TENTANG LAKU HAKIKAT HIDUP:
(1) LAKU HAKIKAT HIDUP ADALAH PEDOMAN
YANG…
Merupakan Pengendalian Diri dan Penemuan Jati Diri
Dalam mencapai kesempurna’an yang Sesungguhnya:
Oleh: Wong Edan Bagu
Sedulur; 10 PEDOMAN dibawah inilah, yang saya terapkan di
dalam LAKU Spiritual HAKIKAT HIDUP, yang saya jalani selama ini. Dengan ini,
semuanya nampak jelas dan pasti, tidak ada yang semu atau sia-sia. Sehingganya,
tak ada sedikitpun ragu dan bimbang, yang ada hanya, yakin, percaya, merdeka,
serta tetep idep Made mantep, dan imanpun bisa tumbuh tanpa paksa’an, serta
menuntun kita dengan bukti-bukti nyata pada setiap Laku/Proses Kesempurna’an
yang Sesungguhnya/Sebenarnya, yang kita jalani. INGAT..!!! “Yang Sesungguhnya/Sebenarnya”.
Bukan pada yang Sejatinya. Karena Sejati itu adalah Hasilnya. Bukan
Proses/Laku. Jadi, tidak perlu kita kejar dan kita cari. Jika raga kita sudah
siap, maka sejati akan datang dengan sendirinya, jika jiwa kita sudah mapan,
maka sejati akan bersemayan dengan sendirinya, jika iman kita sudah utuh tanpa
cacat, maka tidak ada satupun yang mustahil bersama Kuasa Maha Suci Hidup.
Dibawah inilah 10 PEDOMAN LAKU HAKIKAT HIDUP yang saya maksudkan. Semoga bisa
dan dapat menambah ilmu pengetahuan para Sedulur semuanya. Terutama anak-anak
angkat didik saya;
1. Makhluk yang paling menakjubkan adalah manusia, karena
dia bisa memilih untuk menjadi “setan” atau “malaikat”. Bahkan bisa memilih
untuk menuju “Neraka dan Surga atau TUHAN”.
2. Kebebasan bukan terletak pada kekuatan yang dimiliki
melainkan bagaimana manusia itu menggunakan kekuatan itu dengan tepat.
3. Saudara-saudariku yang menyalakan lilin dan membakar dupa
serta menghitung butiran-butiran atau jari jemari..!!!. hendaknya dengan tulus
hati menghayati arti Welas asih dan kasih sayang Serta makna Hidupmu.
4. Kehidupan duniawi tidak luput dari Lahir, Tua, Sakit,
Mati dan Duka. untuk menghindarkan dari segala tipuan dan siksaan duniawi, maka
sebelum kita harus mematuhi, menghormati dan mengamalkan ajaran-ajaran Tuhan
Yang Maha Esa. Kuatkan dulu iman kita, jangan tergoda segala Versi ulah manusia
yang bersifat negatif. Berbuat baiklah tanpa menampilkan diri kita.
5. Bila kita melekat dan terikat pada pendirian kita, maka
kita tidak memiliki pandangan yang terang.
6. Bila kemelekatan dan keterikatan timbul, maka kita tidak
memiliki pandangan yang benar.
7. Bila kita melekat dan terikat pada kehidupan ini, maka
kita bukanlah seorang yang melatih diri dalam pengembangan bathin untuk Hidup.
8. Menaklukkan ribuan orang belum bisa disebut sebagai
pemenang, tapi mampu mengalahkan diri sendiri itulah yang disebut penakluk
gemilang.
9. Baik sepatutnya dibalas baik, jahat jangan dibalas jahat.
Bukan tiada pembalasan, hanya belum saatnya Hukum Karma berlaku abadi.
10. Kesempurnaan manusia yang sejati bukan pada apa yang
dimilikinya, melainkan bagaimana dirinya sebagai manusia Hidup.
He he he . . . Edan Tenan. Salam Rahayu kanti Teguh Selamat
Berkah Selalu Saudara-Saudariku Semuanya. Sukses Selalu ya.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
(2) LAKU HAKIKAT HIDUP ADALAH AKU SEJATI
YANG…
Merupakan Pengendalian Diri dan Penemuan Jati Diri
Dalam mencapai kesempurna’an yang Sesungguhnya:
Oleh: Wong Edan Bagu
Apa yang tersampaikan ini kepadamu sekalian tentang KUNCI,
bukanlah hal yang baru;
sudah berulang kali tersampaikan di masa lalu. Dari masa ke
masa, di setiap masa. Sesungguhnya kita semua telah berulang kali mendengarnya,
dan AKU mengingat setiap Penyampaian, sedang Kau tidak, itu saja bedanya.
Setiap kali keseimbangan alam terkacaukan, dan
ketakseimbangan mengancam keselarasan alam,
maka “AKU” menjelma dari masa ke masa, untuk mengembalikan
keseimbangan alam. “AKU” ini bersemayam pula di dalam dirimu, bahkan di dalam
diri setiap makhluk hidup, segala sesuatu yang bergerak maupun yang tak
bergerak. Menemukan “Sang AKU” ini merupakan pencapaian tingkat tertinggi
Spiritual… INGAT itu ya Ngger…. He he he . . . Edan Tenan.
Dengan menemukan jati diri, “Sang Aku Sejati” segala apa
yang kau butuhkan akan kau
peroleh dengan sangat mudah. Maka, berkaryalah dan
Keberadaan akan membantumu.
Sesuai dengan sifat dasar masing-masing, Manusia dibagi
dalam 4 golongan utama.
Walau pembagian seperti itu. Tidak pernah mempengaruhi Sang
Jiwa Agung.
Para Pemikir bekerja dengan berbagai pikiran mereka.
Para Satria membela negara dan bangsa.
Para Pengusaha melayani masyarakat dengan berbagai cara.
Para Pekerja melaksanakan setiap tugas dengan baik.
Berada dalam kelompok manapun, bekerjalah selalu sesuai
kesadaranmu.
ANA APA-APA KUNCI. LANGKA APA-APA KUNCI.
Jangan memikirkan keberhasilan maupun kegagalan. Terima
semuanya dengan penuh ketenangan.
Bila kau bekerja sesuai dengan kodratmu, tidak untuk
memenuhi keinginan serta harapan tertentu,
maka walau berkarya sesungguhnya kau melakukan persembahan.
Dan, kau terbebaskan dari hukum sebab akibat.
INGAT ya… Tuhan yang kau sembah, juga adalah Persembahan itu
sendiri. Dalam diri seorang penyembahpun, Ia bersemayam. Maka… Berkaryalah
dengan kesadaran ini. KUNCI KENA KANGGO APA BAE. dan senantiasa merasakan
kehadiran-Nya. Banyak sekali cara persembahan – persembahan.
Ada yang menghaturkan sesajen dalam berbagai bentuk. Ada
pula yang menghaturkan kesadaran hewani pada “Sang AKU” – sejati yang
bersemayam di dalam diri. Bila kau mempersembahkan kenikmatan dunia pada
pancaindera, maka kau menjadi penyembah pancaindera. Bila kau mengendalikan
pancaindera, maka kau menyembah Kesadaran Murni di dalam diri.
Ada yang mempersembahkan harta, ada yang bertapa, Ada yang
berkorban, ada yang menjauhkan diri dari dunia, Ada yang sibuk mempelajari
kitab suci, ada yang berpuasa. Apapun yang kau lakukan, lakukanlah dengan
kesadaran…!!! WATON ORA TUMINDAK LUPUT.
Saudara – Saudariku semuanya… mari kita Melangkah bersama
berikut ini:
Lakoni kehidupanmu seolah kau sedang melakukan persembahan.
Berkarya dengan penuh kesadaran, itulah Pengabdian. Cara-cara lain hanya
bersifat luaran.Terlebih dahulu, raihlah kesadaran diri. Bila kau tidak
mengetahui caranya, Belajarlah dari mereka yang telah sadar. Untuk itu
hendaknya kau berendah hati. Orang yang sadar tidak pernah bingung.
Pandangannya meluas, penglihatannya menjernih, ia yakin dengan apa yang
dilakukannya, Sehingga meraih kedamaian yang tak terhingga nilainya. YEN WANI
AJA WEDI-WEDI. YEN WEDI AJA WANI-WANI.
He he he . . . Edan Tenan. Salam Rahayu kanti Teguh Selamat
Berkah Selalu Saudara-Saudariku Semuanya. Sukses Selalu ya.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
(3) LAKU HAKIKAT HIDUP ADALAH KESADARAN
YANG…
Merupakan Pengendalian Diri dan Penemuan Jati Diri
Dalam mencapai kesempurna’an yang Sesungguhnya:
Oleh: Wong Edan Bagu
Bila Pengendalian Diri dan Penemuan Jati Diri, merupakan
tujuan hidup, maka untuk apa melibatkan diri dengan dunia? Sungguh tambah
membingungkan…. He he he . . . Edan Tenan.
Pengendalian Diri dan Penemuan Jati Diri, memang merupakan
tujuan tertinggi. Namun, kau harus berkarya laku untuk mencapainya. Dan,
berlaku sesuai dengan kodratmu. Bila kau seorang Pemikir, kau dapat menggapai
Kesempurnaan Diri dengan cara mengasah kesadaranmu saja. Bila kau seorang
Pekerja, kau harus menggapainya lewat Karya Nyata, dengan menunaikan
kewajibanmu, serta melaksanakan tugasmu. Dan, kau seorang Pekerja, kau hanya
dapat mencapai Kesempurnaan Hidup lewat Kerja Nyata. Itulah sifat-dasarmu,
kodratmu. Sesungguhnya tak seorang pun dapat menghindari perkerjaan. Seorang
Pemikir bahkan seorang yang duduk bermeditasi pun sesungguhnya bekerja.
Pengendalian Pikiran – itulah pekerjaannya. Bila pikiran masih melayang ke
segala arah, apa gunanya duduk diam dan menipu diri?
Lebih baik berkarya dengan pikiran terkendali. Bekerjalah
tanpa pamrih..! Hukum Sebab Akibat menentukan hasil perbuatan setiap makhluk
hidup. Tak seorang pun luput darinya, kecuali ia berkarya dengan semangat
menyembah. Alam Semesta tercipta “dalam” semangat Persembahan. Dan, “lewat”
Persembahan pula segala kebutuhan manusia terpenuhi.
Bila kau menjaga kelestarian lingkungan, lingkungan pun
pasti menjaga kelestarianmu.
Raihlah kebahagiaan tak terhingga dengan saling “menyembah”
– membantu dan melindungi.
Bila kau hanya berkarya demi kepentingan pribadi, tak pernah
berbagi dan tak peduli terhadap alam yang senantiasa memberi; maka
seseungguhnya kau seorang maling.
Berkaryalah dengan semangat “menyembah”. Persembahkan hasil
pekerjaanmu pada Yang Maha
Kuasa. Dan, nikmati segala apa yang kau peroleh dari-Nya
sebagai Tanda Kasih-Nya! Walau hanya secuil dan setetes, wajib kau Akui dan kau
syukuri. Apa yang kau makan, menentukan kesehatan dirimu. Dan, makanan berasal
dari alam sekitarmu. Bila kau menjaga kelestarian alam, kesehatanmu pun akan
terjaga – inilah yang dimaksud Kesadaran Hidup… Maka,,, INGATlah… He he he . .
. Edan Tenan.
He he he . . . Edan Tenan. Salam Rahayu kanti Teguh Selamat
Berkah Selalu Saudara-Saudariku Semuanya. Sukses Selalu ya.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
(4) LAKU HAKIKAT HIDUP ADALAH PEKERJA’AN
YANG…
Merupakan Pengendalian Diri dan Penemuan Jati Diri
Dalam mencapai kesempurna’an yang Sesungguhnya:
Oleh: Wong Edan Bagu
Waspadai setiap tindakanmu. Bertindaklah dengan penuh
kesadaran. Inilah Persembahan, yang dapat mengantarmu pada Kepuasan Diri. Bila
kau puas dengan diri sendiri, dan tidak lagi mencari kepuasaan dari sesuatu di
luar diri, maka kau akan berkarya tanpa pamrih. Sesungguhnya seorang Pekerja
tanpa Pamrih sudah tak terbelenggu oleh dunia. Jiwanya bebas, namun ia tetap
bekerja, supaya orang laind apat mencontohinya. Sesungguhnya tak ada sesuatu
yang harus “Ku”-lakukan.
Namun, “Aku” tetap bekerja demi Keselarasan Alam.
Bila “Aku” berhenti bekerja, banyak yang akan mencontohi
tindakan-“Ku”, dan “Aku” akan menjadi sebab bagi kacaunya tatanan masyarakat.
Ketahuilah bahwa segala sesuatu terjadi atas Kehendak- Nya. Tak seorang pun
dapat menghindari pekerjaan, kau akan didorong untuk menunaikan kewajibanmu.
Maka, janganlah berkeras kepala – bekerjalah!
Terpicu oleh hal-hal di luar, panca-indera pun bekerja
sesuai dengan kodrat mereka. Janganlah kau terlibat dalam permainan itu.
Jadilah saksi, kau bukan panca-indera. Berkat pengendalian diri bila inderamu
tak terpicu lagi oleh hal-hal luaran, hendaknya kau tidak membingungkan mereka
yang belum dapat melakukan hal itu. Biarlah mereka menghindari pemicu di luar
untuk mengendalikan diri.
Berkayalah demi “Aku” dengan kesadaranmu terpusatkan
pada-”Ku”, bebas dari harapan dan ketamakan – itulah Persembahan, Pengabdian.
Para bijak berkarya sesuai dengan sifat mereka, kodrat serta kemampuan mereka.
Demikian mereka terbebaskan dari perasa’an gelisah, dan mencapai kesempurnaan
hidup. Berkaryalah sesuai dengan kemampuan serta kewajibanmu. Janganlah engkau
sekadar ikut-ikutan memilih suatu Pekerja’an/Laku yang tidak sesuai dengan
sifat dasarmu, dan tidak sesuai dengan kemampuanmu.
He he he . . . Edan Tenan. Salam Rahayu kanti Teguh Selamat
Berkah Selalu Saudara-Saudariku Semuanya. Sukses Selalu ya.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
(5) LAKU HAKIKAT HIDUP ADALAH Sang AKU
YANG…
Merupakan Pengendalian Diri dan Penemuan Jati Diri
Dalam mencapai kesempurna’an yang Sesungguhnya:
Oleh: Wong Edan Bagu
Memahami semua itu, namun kadang tetap saja terpicu untuk
melakukan sesuatu yang tidak tepat. Mudah terpengaruh bahkan ikut-ikutan.
Bagaimana mengatasi hal itu?
Ketahuilah terlebih dahulu penyebabnya – yaitu “keinginan”,
“ketamakan” dan sifat dasar manusia yang membuatnya bekerja (Melakukan).
Manusia tak dapat berhenti bekerja. Bila ia tidak bekerja tanpa pamrih, Ia akan
bekerja untuk memenuhi keinginannya. Ketamakan melenyapkan kesadaran manusia,
akhirnya ia binasa terbakar oleh api nafsunya sendiri KUNCInya keberhasilan
manusia terletak pada pengecualian diri. Bila terkendali oleh pancaindera kau
pasti binasa.
Ketahuilah bahwa panca indera mengendalikan raga, namun
pikiran menguasai pancaindera.
Di atas pikiran adalah intelek, kemampuanmu untuk
membedakan tindakan yang tepat dari yang tidak tepat – itulah Kesadaran.
Bertindakalah sesuai dengan kesadaranmu. Dengan pengendalian diri dan bekerja
sesuai dengan kesadaran, segala keinginan dan ketamakan dapat kau lampaui.
Kemudian setiap pekerjaan menjadi persembahan pada “Sang AKU” yang bersemayam
dalam diri setiap makhluk.
Kau tidak berperang untuk memperebutkan kekuasaan; kau
berperang demi keadilan, untuk menegakkan Kebajikan pribadimu sendiri, bukan
orang lain. Karenanya, Janganlah kau melemah di saat yang menentukan ini.
Bangkitlah demi bangsa, negeri, dan Ibu Pertiwimu.
He he he . . . Edan Tenan. Salam Rahayu kanti Teguh Selamat
Berkah Selalu Saudara-Saudariku Semuanya. Sukses Selalu ya.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
(6) LAKU HAKIKAT HIDUP ADALAH HATI NURANI RASA
YANG…
Merupakan Pengendalian Diri dan Penemuan Jati Diri
Dalam mencapai kesempurna’an yang Sesungguhnya:
Oleh: Wong Edan Bagu
Untuk itu, kita harus memerangi Diri sendri, Keluarga
sendiri, Sahabat sendiri, Teman sendiri, Tetangga sendiri, bahkan yang amat
sangat kita cintai? Bingung… Ragu… Bimbang,,, tunjukkan jalan kepadaku.
Kau berbicara seperti seorang bijak, namun menangisi sesuatu
yang tak patut kau tangisi. Seorang bijak sadar bahwa kelahiran dan kematian,
dua-duanya tak langgeng. Jiwa yang bersemayam dalam diri setiap insan,
sungguhnya tak pernah lahir dan tak pernah mati. Badan yang mengalami kelahiran
dan Kematian ibarat baju yang dapat kau tanggalkan sewaktu-waktu dan
menggantinya dengan yang baru.
Perubahan adalah Hukum Alam – jadi, tak patut kau tangisi.
Suka dan duka hanyalah perasaan sesaat, disebabkan oleh panca-inderamu sendiri
ketika berhubungan dengan hal-hal di luar diri. Lampauilah perasaan yang tak
langgeng itu. Janganlah kau terbelenggu olehnya. Temukan Kebenaran Mutlak di
balik segala pengalaman perasaanmu. Kebenaran Abadi, Langgeng dan Tak
Termusnahkan. Segala yang lain diluar-Nya sesungguhnya tak ada – jadi, tak
perlu kau risaukan.
Temukan Kebenaran Abadi Itu, Dia Yang Tak Terbunuh dan Tak
Membunuh. Dia Yang Tak Pernah Lahir dan Tak pernah Mati. Dia Yang Melampaui
Segala dan Selalu Ada. Kau akan menyatu dengan-Nya, bila kau menemukan-Nya.
Karena, sesungguhnya Ialah yang bersemayam di dalam dirimu, diriku, diri setiap
insan. Maka, saat itu pula kau akan terbebaskan dari suka, duka, gelisah dan
bersalah. Kebenaran Abadi Yang Meliputi Alam Semesta, tak terbunuh oleh senjata
seampuh apapun jua. Tak terbakar oleh api, tak terlarutkan oleh air, dan tidak
menjadi kering karena angin. Sementara itu, wujud-wujud yang terlihat olehmu
muncul dan lenyap secara bergantian. “Keberadaan” muncul dari “Ketiadaan” dan
lenyap kembali dalam “Ketiadaan”. Jiwa tak berubah dan tak pernah mati;
hanyalah badan yang terus-menerus mengalami kelahiran dan kematian. Lalu… Apa
yang harus kau tangisi?
Sesungguhnya kau tak perlu memikirkan kemenangan dan
kekalahan. Lakukan tugasmu dengan baik.
Berkaryalah demi kewajibanmu. Janganlah membiarkan pikiranmu
bercabang, bulatkan tekadmu, dan dengan keteguhan hati, tentukan sendiri jalan
apa yang terbaik bagi dirimu. Berkaryalah demi tugas dan kewajiban, bukan demi
surga, apa lagi kenikmatan dunia. Janganlah kau merisaukan hasil akhirnya, tak
perlu memikirkan kemenangan maupun kegagalan. Dengan jiwa seimbang, dan tak
terikat pada pengalaman suka maupun duka, berkaryalah dengan penuh semangat
iman…!!!
Bebaskan pikiranmu dari pengaruh luar; dari pendapat orang
tentang dirimu, dan apa yang kau lakukan. Ikuti suara Hatimu Nurani Rasamu,
bukan perasa’anmu.
He he he . . . Edan Tenan. Salam Rahayu kanti Teguh Selamat
Berkah Selalu Saudara-Saudariku Semuanya. Sukses Selalu ya.
Ttd: Wong Edan Bagu
Putra Rama Tanah Pasundan
(7) LAKU HAKIKAT HIDUP ADALAH SUARA HATI
YANG…
Merupakan Pengendalian Diri dan Penemuan Jati Diri
Dalam mencapai kesempurna’an yang Sesungguhnya:
Oleh: Wong Edan Bagu
Bagaimana mendengarkan suara Hati Nurani Rasa?
Bebas dari segala macam keinginan dan pengaruh pikiran, kau
akan mendengarkan dengan jelas
suara hati nurani rasamu – itulah Pencerahan!
Saat itu, kau tak tergoyahkan lagi oleh pengalaman duka, dan
tidak pula mengejar pengalaman suka.
Perasa’an cemas dan amarah pun terlampaui seketika. Ia yang
tercerahkan tidak menjadi girang
karena memperoleh sesuatu, tidak pula kecewa bila tidak
memperolehnya. Dirinya selalu puas, dalam segala keadaan. Pengendalian Diri
yang sempurna membuatnya tidak terpengaruh oleh pemicu-pemicu di luar. Ia
senantiasa sadar akan Jati-Dirinya.
Keterlibatan panca-indera dengan pemicu-pemicu di luar
menimbulkan kerinduan, kemudian muncul keinginan. Dan, bila keinginan tak
terpenuhi, timbul perasa’an kecewa, amarah. Manusia tak mampu lagi membedakan
tindakan yang tepat dari yang tidak tepat. Seorang bijak yang tercerahkan,
terkendali panca-inderanya, maka ia dapat hidup di tengah keramaian dunia, dan
tak terpicu oleh hal-hal diluar diri. Demikian dengan keseimbangan diri, ia
menggapai kesadaran yang lebih tinggi. Jiwanya damai, dan ia pun memperoleh
Hasil Kebahagia’an Kekal Sejati.
Pengendalian Diri menjernihkan pandangan manusia, ia
menggapai kesempunaan hidup.
Saat ajal tiba, tak ada lagi kekhawatiran baginya, ia
menyatu kembali dengan Hyang Maha Suci Hidup. Yang Maha Kuasa diatas segala
yang kuasa. Bukan ke Surga, Neraka, atau Pepohonan, Gunung, Jembatan atau Rumah
kosong dll.
He he he . . . Edan Tenan.
Muga Bermanfa’at.
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://wongedanbagu.blogspot.com
Post a Comment