140 AJARAN DAN PEMIKIRAN SYEKH SITI JENAR:
140 AJARAN DAN PEMIKIRAN SYEKH SITI JENAR:
Oleh:
Kh. Toso Wiajaya. D
Djaka Tolos (Wong Edan Bagu)
Ketika dihadapkan pada peradaban baru, banyak di antara
manusia yang memilih jalan yang dianggap benar. Jalan wali adalah salah satu
yang mungkin bisa membawa manusia memasuki peradaban yang penuh dengan
kesadaran untuk menuju Tuhan, karena jalan wali adalah jalan menuju
pembebasan…..
Syekh Siti Jenar adalah salah satu wali yang memiliki ajaran
dan pemikiran kontroversial. Banyak ulama melihat ajaran Beliu dari sudut
pandang tasawwuf dan menjadikan persoalan yang timbul menjadi lain, karena
dianggap menyesatkan tetapi justru menjadi suatu ajaran yang sudah mencapai
derajat ”fana”.
Apa dan bagaimana ajaran dan pemikiran Syekh Siti Jenar yang
telah menemukan ”sejati ning urip” hidup yang lahir. Apakah ajaran dan
pemikiran Beliu dapat kita petik untuk bekal kehidupan atau malah menyesatkan ….
Mari kita ungkap ajaran-ajaran Beliu serta membuka misteri
yang selama ini masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan,sbb:
001. …. tidak usah kebanyakan teori semu, karena
sesungguhnya ingsun (saya) inilah Allah. Nyata ingsun yang sejati, bergelar
Prabu Satmata, yang tidak ada lain kesejatiannya yang disebut sebangsa Allah.
002. Jika ada seseorang manusia yang percaya kepada kesatuan
lain selain Allah SWT, maka ia akan kecewa karena ia tidak akan memperoleh apa
yang ia inginkan.
003. Allah itu adalah keadaanku, lalu mengapa kawan-kawanku
sama memakai penghalang? Dan sesungguhnya aku ini adalah haq Allah pun tiada
wujud dua; saya sekarang adalah Allah, nanti Allah, dzahir bathin tetap Allah,
kenapa kawan-kawan masih memakai pelindung?.
004. Sebenarnya keberadaan dzat yang nyata itu hanya berada
pada mantapnya tekad kita, tandanya tidak ada apa-apa, tetapi harus menjadi
segala niat kita yang sungguh-sungguh.
005. Tidak usah banyak bertingkah, saya ini adalah Tuhan.
Ya, betul betul saya ini adalah Tuhan yang sebenarnya, bergelar Prabu Satmata,
ketahuilah bahwa tidak ada tuhan yang lain selain saya.
006. Saya ini mengajarkan ilmu untuk betul-betul dapat
merasakan adanya kemanunggalan. Sedangkan bangkai itu selamanya tidak ada.
Adapun yang dibicarakan sekarang adalah ilmu yang sejati yang dapat membuka
tabir kehidupan. Dan lagi semuanya sama. Tidak ada tanda secara samar-samar,
bahwa benar-benar tidak ada perbedaan yang bagaimanapun, saya akan tetap
mempertahankan tegaknya ilmu tersebut.
007. Bahwa sesungguhnya, lafadz Allah yaitu kesaksian akan
Allah, yang tanpa rupa dan tiada tampak akan membingungkan orang, karena
diragukan kebenarannya. Dia tidak mengetahui akan diri pribadinya yang sejati,
sehingga ia menjadi bingung. Sesungguhnya nama Allah itu untuk menyebut
wakil-Nya, diucapkan untuk menyatakan yang dipuja dan menyatakan suatu janji.
Nama itu ditumbuhkan menjadi kalimat yang diucapkan Muhammad Rasulullah.
008. ….. padahal sifat kafir berwatak jisim, yang akan
membusuk, hancur lebur bercampur tanah. Lain jika kita sejiwa dengan Dzat Yang
Maha Luhur. Ia gagah berani, Maha Sakti dalam syarak, menjelajahi alam semesta.
Dia itu pangeran saya, yang mengusai dan memerintah saya, yang bersifat
wahdaniyah, artinya menyatukan diri denga ciptaan-Nya. Ia dapat abadi
mengembara melebihi peluru atau anak sumpit, bukan budi bukan nyawa, bukan
hidup tanpa asal dari manapun, bukan pula kehendak tanpa tujuan. Dia itu yang
bersatu padu dengan wujud saya. Tiada susah payah, kodrat dan kehendak-Nya,
tiada kenal rintangan, sehingga pikiran keras dari keinginan luluh tiada
berdaya. Maka timbullah dari jiwa raga saya kearif-bijaksanaan saya menjumpai
ia sudah ada di sana.
009. Syehk Lemah Bang namaku, Rasulullah ya aku sendiri,
Muhammad ya aku sendiri,Asma Allah itu sesungguhya dirilu, ya akulah yang
menjadi Allah ta’ala.
010. Jika Anda menanyakan di mana rumah Tuhan, maka jawabnya
tidaklah sukar. Allah berada pada Dzat yang tempatnya tidak jauh, yaitu berada
dalam tubuh manusia. Tapi hanya orang yang terpilih saja yang bisa melihatnya,
yaitu orang-orang suni.
011. Rahasia kesadaran kesejatian kehidupan, ya ingsun ini
kesejahteraan kehidupan, engkau sejatinya Allah, ya ingsun sejatinya Allah;
yakni wujud yang berbentuk itu sejati itu sejatinya Allah, sir (rahasia) itu Rasulullah,
lisan (pengucap) itu Allah, jasad Allah badan putih tanpa darah, sir Allah,
rasa Allah, rahasia rasa kesejatian Allah, ya ingsun (aku) ini sejatinya Allah.
012. Adanya kehidupan itu karena pribadi, demikian pula
keinginan hidup itupun ditetapkan oleh diri sendiri, tidak mengenal roh, yang
melestarikan kehidupan, tiada turut merasakan sakit ataupun lelah. Suka dukapun
musnah karena tidak diinginkan oleh hidup. Dengan demikian hidupnya kehidupan
itu berdiri sendiri.
013. Dzat wajibul maulana adalah yang menjadi pemimpin budi
yang menuju ke semua kebaikan. Citra manusia hanya ada dalam keinginan yang
tunggal. Satu keinginan saja belum tentu dapat dilaksanankan dengan tepat,
apalagi dua. Nah cobala untuk memisahkan Dzat wajibul maulana dengan budi, agar
supaya manusia dapat menerima keinginan yang lain.
014. Hyang Widi, kalau dikatakan dalam bahasa di dunia ini
adalah baka bersifat abadi, tanpa antara tiada erat dengan sakit apapun rasa
tidak enak, ia berada baik disana, maupun di sini, bukan ini bukan itu. Oleh
tingkah yang banyak dilakukan dan yang tidak wajar, menuruti raga, adalah
sesuatu yang baru.
015. Gagasan adanya badan halus itu mematikan kehendak
manusia. Di manakah adanya Hyang Sukma, kecuali hanya diri pribadi.
Kelilingilah cakrawala dunia, membubunglah ke langit yang tinggi, selamilah
dalam bumi sampai lapisan ke tujuh, tiada ditemukan wujud yang mulia.
016. Kemana saja sunyi senyap adanya; ke Utara, Selatan,
Barat, Timur dang Tengah, yang ada di sana hanya adanya di sini. Yang ada di
sini bukan wujud saya. Yang ada dalam diriku adalah hampa dan sunyi. Isi dalam
daging tubuh adalah isi perut yang kotor. Maka bukan jantung bukan otak yang
pisah dari tubuh, laju peasat bagaikan anak panah lepas dari busur, menjelajah
Mekkah dan Madinah.
017. Saya ini bukan budi, bukan angan-angan hati, bukan
pikiran yang sadar, bukan niat, buka udara, bukan angin, bukan panas, dan bukan
kekosongan atau kehapaan. Wujud saya ini jasad, yang akhirnya menjadi jenazah,
busuk bercampur tanah dan debu. Napas saya mengelilingi dunia, tanah, api, air,
dan udara kembali ke tempat asalnya, sebab semuanya barang baru bukan asli.
018. Maka saya ini Dzat sejiwa yang menyatu, menyukma dalam
Hyang Widi. Pangeran saya bersifat Jalil dan Jamal, artinya Maha Mulia dan Maha
Idah. Ia tidak mau sholat atas kehendak sendiri, tidak pula mau memerintah
untuk shalat kepada siapapun. Adapun shalat itu budi yang menyuruh, budi yang
laknat dan mencelakakan, tidak dapat dipercaya dan dituruti, karena perintahnya
berubah-ubah. Perkataannya tidak dapat dipegang, tidak jujur, jika dituruti
tidak jadi dan selalu mengajak mencuri.
020. Menduakan kerja bukan watak saya. Siapa yang mau mati
dalam alam kematian orang kaya akan dosa. Balik jika saya hidup yang tak kekak
ajal, akan langeng hidup saya, tida perlu ini dan itu. Akan tetapi saya disuruh
untuk memilih hidup ayau mati saya tidak sudi. Sekalipun saya hidup, biar saya
sendiri yang menetukan.
021. …….Betapa banyak nikmat hidup manfaatnya mati.
Kenikmatan ini dijumpai dalam mati, mati yang sempurna teramat indah, manusia
sejati adalah yang sudah meraih ilmu. Tiada dia mati, hidup selamanya,
menyebutnya mati berarti syirik, lantaran tak tersentuh lahat, hanya beralih
tempatlah dia memboyong kratonnya.
022. Aku angkat saksi dihadapan Dzat-KU sendiri,
susungguhnya tidak ada Tuhan selain Aku. Dan Aku angkat saksi sesungguhnya
Muhammad itu utusan-KU, susungguhny yang disebut Allah adalah ingsun (aku) diri
sendiri. Rasul itu rasul-KU, Muhammad itu cahaya-KU, aku Dzat yang hidup yang
tak kena mati, Akulah Dzat yang kekal yang tidak pernah berubah dalam segala
keadaan. Akulah Dzat yang bijaksana tidak ada yang samar sesuatupun, Akulah
Dzat Yang Maha Menguasai, Yang Kuasa dan Yang Bijaksana, tidak kekurangan dalam
pegertian, sempurna terang benderang, tidak terasa apa-apa, tidak kelihatan
apa-apa, hanyalah aku yang meliputi sekalian alam dengan kodrat-KU.
023. Janganlah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau
adalah keberadaan Allah. Disebut Imannya Iman.
024. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau
adalah tempat manunggalnya Allah. Disebut Imannya Tauhid.
025. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau
adalah sifatnya Allah. DisebutImannya Syahadat.
026. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau
adalah kewaspadaan Allah. Disebut Imannya Ma’rifat.
027. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau
adalah menghadap Allah. Disebut Imannya Shalat.
028. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau
adalah kehidupannya Allah. Disebut Imannya Kehidupan.
029. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau
adalah kepunyaan dan keagungan Allah. Disebut Imannya Takbir.
030. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, sebab engkau
adalah pertemuan Allah. Disebut Imannya Saderah.
031. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau
adalah kesucian Allah. Disebut Imannya Kematian.
032. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, sebab engkau
adalah wadahnya Allah. Disebut Imannya Junud.
033. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau
adalah bertambahnya nikmat dan anugrah Allah. Disebut Imannya Jinabat.
034. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau
adalah asma Nama Allah. Disebut Imannya Wudlu.
035. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau
adalah ucapan Allah. DisebutImannya Kalam.
036. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau
adalah juru bicara Allah. Disebut Imannya Akal.
037. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau
adalah wujud Allah, yaitu tempat berkumpulnya seluruh jagad makrokosmos, dunia
akhirat, surga neraka,arsy kursi, loh kalam, bumi langit, manusia, jin, iblis
laknat, malaikat, nabi, wali, orang mukmin, nyawa semua, itu berkumpul di
pucuknya jantung, yang disebut alam khayal (ala al-khayal). Disebut Imannya Nur
Cahaya.
038. Yang disebut kodrat itu yang berkuasa, tiada yang mirip
atau yang menyamai. Kekuasannya tanpa piranti, keadaan wujudnya tidak ada baik
luar maupun dalam merupakan kesatuan, yang beraneka ragam.
039. Iradat artinya kehendak yang tiada membicarakan, ilmu
untuk mengetahui keadaan, yang lepas jah dari panca indra bagaikan anak
gumpitan lepas tertiup.
040. Inilah maksudnya syahadat: Asyhadu berarti jatuhnya
rasa, Ilaha berarti kesetian rasa, Ilallah berarti bertemunya rasa, Muhammad
berartihasil karya yang maujud dan Pangeran berarti kesejatian hidup.
041. Mengertilah bahwa sesungguhnya inisyahadat sakarat,
jika tidak tahu maka sakaratnya masih mendapatkan halangan, hidupnya dan
matinya hanya sperti hewan.
042. Syahadat allah, allah badan lebur menjadi nyawa, nyawa
lebur menjadi cahaya, cahaya lebur menjadi roh, roh lebur menjadi rasa, rasa
lebur sirna kembali kepada yang sejati, tinggalah hanya Allah semata yang abadi
dan terkematian. (Terjemahan dalam Bahasa Indonesia).
043. Syahadat Ananing Ingsun, Asyhadu keberadaan-KU, La
Ilaha bentuk wajahku, Ilallah Tuhanku, sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Aku,
yaitu badan dan nyawa seluruhnya. (Terjemahan dalam Bahasa Indonesia).
044. Syahadat Panetep Panatagana yaitu, yang menjdai
bertempatnya Allah, menghadap kepada Allah, bayanganku adalah roh Muhammad,
yaitu sejatinya manusia, yaitu wujudnya yang sempurna. (Terjemahan dalam Bahasa
Indonesia).
045. Kenikmatan mati tak dapat dihitung ….tersasar,
tersesat, lagi terjerumus, menjadikan kecemasan, menyusahkan dalam patihnya,
justru bagi ilmu orang remeh…..
046. Segala sesuatu yang wujud, yang tersebar di dunia ini,
bertentangan denga sifat seluruh yang diciptakan, sebab isi bumi itu angkasa
yang hampa.
047. Shalat limakali sehari adalah pujian dan dzikir yang
merupakan kebijaksanaan dalam hati menurut kehendak pribadi. Benar atau salah
pribadi sendiri yang akan menerima, dengan segala keberanian yang dimiliki.
048. Pada permulaan saya shalat, budi saya mencuri, pada
waktu saya dzikir, budi saya melepaskan hati, menaruh hati kepada seseorang,
kadang-kadang menginginkan keduniaan yang banyak, lain dengan Dzat Maha yang
bersama diriku, Nah, saya inilah Yang Maha Suci, Dzat Maulana yang nyata, yang
tidak dapat dipikirkan dan tidak dapat dibayangkan.
049. Syahadat, shalat, dan puasa itu adalah amalan yang
tidak diinginkan, oleh karena itu tidak perlu dilakukan. Adapun zakat dan naik
haji ke Makkah, keduanya adalah omong kosong. Itu semua adalah palsu dan
penipuan terhadap sesama manusia. Menurut para auliya’ bila manuasia
melakukannya maka dia akan dapat pahala itu adalah omong kosong, dan keduanya
adalah orang yang tidak tahu.
050. Tiada pernah saya menuruti perintah budi,
bersujud-sujud di masjid mengenakan jubah, pahalanya besok saja, bila dahi
sudah menjadi tebal, kepala, berbelang. Sesungguhnya hal itu tidak masuk akal.
Di dunia ini semua manusia adalah sama. Mereaka semua mengalami suka duka,
menderita sakit dan duka nestapa, tiada bedanya satu dengan yang lain. Oleh
karena itu saya, Siti Jenar, hanya setia pada satu hal, saja, yaitu Gusti Dzat
Maulana.
051. ….Gusti Dzat Maulana. Dialah yang luhur dan sangat
sakti, yang berkuasa Maha Besar, lagi pula memiliki dua puluh sifat, kuasa atas
segala kehendak-Nya. Dialah Maha Kuasa pangkal mula segala ilmu, Maha Mulia,
Maha Indah, Maha Sempurna, Maha Kuasa, Rupa warna-nya tanpa cacat, seperti
hamba-Nya. Di dalam raga manusia ia tiada tanpak. Ia sangat sakti menguasai
segala yang terjadi, dan menjelajahi seluruh alam semesta, Ngindraloka.
052. Hyang Widi, wjud yang tak tampak oleh mata, mirip
dengan ia sendiri, sifat-sifatnya mempunyai wujud, sperti penampakan raga yang
tiada tanpak. Warnanya melambangkan keselamatan, tetapi tanpa cahaya atau teja,
halus, lurus terus menerus, menggambarkan kenyataan tiada dusta, ibaratnya
kekal tiada bermula, sifat dahulu yang meniadakan permulaan, karena asal diri
pribadi.
053. Mergertilah bahwa sesungguhnya ini syahadat sakarat,
jika tidak tahu maka sekaratnya masih mendapatkan halangan, hidupnya dan
matinya hanya seperti hewan.
054. Syekh Siti Jenar mengetahui benar di mana kemusnahan
anta ya mulya, yaitu Dzat yang melanggengkan budi, berdasarkan dalil ramaitu,
ialah dalil yang dapat memusnahkan beraneka ragam selubung, yaitu dapat lepas
bagaikan anak panah, tiada dapat diketahui di mana busurnya. Syari’at, tarekat,
hakekat, dan ma’rifat musnah tiada terpikirkan. Maka sampailah Syekh Siti Jenar
di istana sifat yang sejati.
055. Kematian ada dalam hidup, hidup ada dalam mati.
Kematian adalah hidup selamanya yang tidak mati, kembali ke tujuan dan hidup
langgeng selamanya, dalam hidup ini adalah ada surga dan neraka yang tidak
dapat ditolak oleh manusia. Jika manusia masuk surga berarti ia senang, bila
manusia bingung, kalut, risih, muak, dan menderita berarti ia masuk neraka.
Maka kenikmatan mati tak dapat dihitung.
056. Hidup itu bersifat baru dan dilengkapi dengan panca
indera. Panca indera ini merupakan barang pinjaman, yang jika sudah diminta
oleh yang mempunyai, akan menjadi tanah dan membusuk, hancur lebur bersifat
najis. Oleh karena itu panca indera tidak dapat dipakai sebagai pedoman hidup.
Demikian pula budi, pikiran, angan-angan dan kesadaran, berasal dari panca
indera, tidak dapat dipakai sebagai pegangan hidup. Akal dapat menjadi gila,
sedih, bingung, lupa, tidur dan sering kali tidak jujur. Akal itu pula yang
siang malam mengajak kita berbuat dengki, bahkan merusak kebahagiaan orang
lain. Dengki juga akan menimbulkan kejahatan, kesombongan yang pada akhirnya
membawa manusia ke dalam kenistaan dan menodai citranya. Kalau sudah sampai
sedemikian parahnya manusia biasanya baru menyesali perbuatannya.
057. Apakah tidak tahu bahwa penampilan bentuk daging, urat,
tulang, dan sumsum busa rusak dan bagaimana cara Anda memperbaikinya. Biarpun
bersembahyang seribu kali setiap barinya akhirnya mati juga. Meskipun badan
Anda, Anda tutupi akhirnya kena debu juga. Tetapi jika penampilan bentuknya
seperti Tuhan, apakah para wali dapat membawa pulang dagingnya, saya rasa tidak
dapat. Alam semesta ini adalah baru. Tuhan tidak akan membentuk dunia ini dua
kali dan juga tidak akan membuat dunia ini dua kali dan juga tidak akan membuat
tatanan baru.
058. Segala sesuatu yang terjadi di alam ini pada hakikatnya
adalah perbuatan Allah. Berbagai hal yang dinilai baik maupun buruk pada
hakikatnya adalah dari Allah juga. Jadi sangat salah besar bila ada yang
menganggap bahwa yang baik itu dari Allah dan yang buruk adalah dari selain
Allah. Oleh karena itu Af’al allah harus dipahami dari dalam dan dari luar diri
manusia. Misalnya saat manusia menggoreskan pensil, di situlah terjadi
perpaduan dua kemampuan kodrati yang dipancarkan oleh Allah kepada makhluk-Nya,
yaitu kemampuan gerak pensil. Tanah yang terlempar dari tangan seseorang itu
adalah berdasar kemampuan kodrati gerak tangan seseorang, ”maksudnya bukanlah
engkau yang melempar, melainkan allah yang melempar ketika engkau melempar.
059. Di dunia ini kita merupakan mayat-mayat yang cepat juga
akan menjadi rusak dan bercampur tanah. Ketahuilah juga bahwa apa yang
dinamakan kawulo-gusti tidak berkaitan dengan seorang manusia biasa seperti
yang lain-lain. Kawulo dan Gusti itu sudah ada dalam diriku, siang dan malam
tidak dapat memisahkan diriku dari mereka. Tetapi hanya untuk saat ini nama
kawula-gusti itu belaku, yakni selama saya mati. Nanti kalau saya sudah hidup
lagi, gusti dan kawulo lenyap, yang tinggal hanya hidupku sendiri, ketentraman
langgeng dalam Anda sendiri. Bial kamu belum menyadari kata-kataku, maka dengan
tepat dapat dikatakan bahwa kamu masih terbenam dalam masa kematian. Di sini
memang terdapat banyak hihuran macam warna. Lebih banyak lagi hal-hal yang
menimbulkan hawa nafsu. Tetapi kau tidak melihat, bahwa itu hanya akibat panca
indera. Itu hanya impian yang sama sekali tidak mengandung kebenaran dan
sebentar lagi akan cepat lenyap. Gilalah orng yang terikat padanya. Saya tidak
merasa tertarik, tak sudi tersesat dalam kerajaan kematian, satu-satunya yang
ku usahakan ualah kembali kepada kehidupan.
060. Bukan kehendak, angan-angan, bukan ingatan, pikir atau
niat, hawa nafsupun bukan, bukan juga kekosongan atau kehampaan, penampilanku
bagai mayat baru, andai menjadi gusti jasadku dapat busuk bercampur debu, napsu
terhembus ke segala penjuru dunia, tanah, api, air kembali sebagai asalnya,
yaitu kembali menjadi baru.
061. Bumi, langit dan sebagainya adalah kepunyaan seluruh
manusia. Manusialah yang memberi nama. Buktinya sebelum saya lahir tidak ada.
062. Sesungguhnya pada hakikatnya tidak ada perbedaan antara
ajaran Islam dengan Syiwa Budha. Hanya nama, bahasa, serta tatanan yang
berbeda. Misalnya dalam Syiwa Budha dikenal Yang Maha Baik dan Pangkal
Keselamatan, sementara dalam Islam kita mengenal Allah al Jamal dan as Salam.
Jika Syiwa dkenal sebagai pangkal penciptaan yang dikenal dengan Brahmana maka
dalam Islam kita mengenal al Khaliq. Syiwa sebagai penguasa makhluk disebut
Prajapati, maka dalam Islam kita mengenal al Maliku al Mulki. Jika Syiwa Maha
Pemurah dan Pengasih disebut Sankara, maka dalam Islam kita mengena ar-Rahman
dan ar-Rahim.
063. Kehilangan adalah kepedihan. Berbahagialah engkau,
wahai musafir papa, yang tidak memiliki apa-apa maka tidak akan pernah
kehilangan apa-apa.
064. Jika engkau kagum kepada seseorang yang engkau anggap
Wali Allah, jangan engkau terpancang pada kekaguman akan sosok dan perilaku
yang diperbuatnya. Sebab saat seseorang berada pada tahap kewalian, maka
keberadaab dirinya sebagi manusia telah lenyap, tenggelam ke dalam al Waly.
065. Kewalian bersifat terus menerus, hanya saja saat
tenggelam dalam al Waly. Berlangsungnya Cuma beberapa saat. Dan saat tenggelam
ke dalam al Waly itulah sang wali benar-benar menjadi pengejawantahan al Waly.
Lanaran itu sang wali memiliki kekeramatan yang tidak bisa diukur dengan akal
pikiran manusia, dimana karamah itu sediri pada hakekatnya pengejawantahan al
Waly. Dan lantaran itu pila yang dinamakan karamah adalah sesuatu diluar
kehendak sang wali pribadi. Semua itu semata-mata kehendak-Nya mutlak.
066. Kekasih Allah itu ibarat cahaya. Jika ia berada di
kejahuan, kelihatan sekali terangnya. Namun jika cahaya itu didekatkan ke mata,
mata kita akan silau dan tidak bisa melihatnya dengan jelas. Semakin dekat
cahaya itu kemata maka kita akan semakin buta tidak bisa melihatnya.
067. Engkau bisa melihat cahaya kewalian pada diri seseorang
yang jauh darimu. Nemun engkau tidak bisa melihat cahaya kewalian yang memancar
dari diri orang-orang yang terdekat denganmu.
068. Saya hanya akan memberi sebuah petunjuk yang bisa
digunakan untuk meniti jembatam (shiratal mustaqim) ajaib ke arahnya. Saya
katakan ajaib karena jembatan itu bisa menjauhkan sekaligus mendekatkan jarak
mereka yang meniti dengan tujuan yang hendak dicapai.
069. Bagi kalangan awan, istighfar lazimnya dipahami ebagai
upaya memohon ampun kepada Allah sehingga mereka memperoleh pengampunan. Tetapi
bagi para salik, istighfar adalah upaya pembebasan dari belenggu kekakuan
kepada Allah sehingga memperoleh ampun yang menyingkap tabir ghaib yang
menyelubungi manusia. Sesungguhnya di dalam asma al Ghaffar terangkum makna
Maha Pengampun dan juga Maha menutupi, Maha Menyembunyikan dan Maha
Menyelubungi.
070. Semua itu terika itu benar, hanya nama dan caranya saja
yang berbeda. Justru ”cara” itu menjadi salah dan sesat ketika sang salik
melihat menilai terlalu tinggi ”cara” yang diikutinya sehinga menafikan ”cara”
yang lain.
071. Semua rintangan manusia itu berjumlah tujuh, karena
kita adalah makhluk yang hidup di atas permukaan bumi. Allah membentangkan
tujuh lapis langit yang kokoh di atas kita, sebagaimana bumipun berlapis tujuh,
dan samuderapun berlapis tujuh. Bahkan neraka berlapis tujuh. Tidakkah anda
ketahui bahwa suragapun berjumlah tujuh. Tidakkah Anda ketahui bahwa dalam
beribadaaah kepada Allah manusia diberi piranti tujuh ayat yang diulang-ulang
dari Al-Quran untuk menghubungkang dengan-Nya? Tidakkah Anda sadari bahwa saat
Anda sujud anggota badan Anda yang menjadi tumpuan?
072. Di dunia manusia mati. Siang malam manusia berpikir
dalam alam kematian, mengharap-harap akan permulaan hidupnya. Hal ini
mengherankan sekali. Tetapi sesungguhnya manusia di dunia ini dalam alam
kematian, sebab di dunia ini banyak neraka yang dialami. Kesengsaraan, panas,
dingin, kebingungan, kekacauan, dan kehidupan manusia dalam alam yang nyata.
073. Dalam alam ini manusia hidup mulia, mandiri diri
pribadi, tiada diperlukan lantaran ayah dan ibu. Ia beberbuat menurut
keingginan sendiri tiada berasal dari angin, air tanah, api, dan semua yang
serba jasad. Ia tidak menginginkan atau mengaharap-harapkan kerusakan apapun.
Maka apa yang disebut Allah ialah barang baru, direka-reka menurut pikiran dan
perbuatan.
074. Orang-orang muda dan bodoh banyak yang diikat oleh
budi, cipta iblis laknat, kafir, syetan, dan angan-angan yang muluk-muluk, yang
menuntun mereka ke yang bukan-bukan. Orang jatuh ke dalam neraka dunia karena
ditarik oleh panca indera, menuruti nafsu catur warna : hitam, merah, kuning,
serta putih, dalam jumlah yang besar sekali, yang masuk ke dalam jiwa raganya.
075. Saya merindukan hidup saya dulu, tatkala saya masih
suci tiada terbayangkang, tiada kenal arah, tiada kenal tempat, tiada tahu
hitam, merah, putih, hijau, biru dan kuning. Kapankah saya kembali ke kehidupan
saya yang dulu? Kelahiranku di dunia alam kematian itu demikian susah payahnya
karena saya memiliki hati sebagai orang yang mengandung sifat baru.
076. Kelahiranku di dunia kematian itu demikian susah
payahnya karena saya memiliki hati sebagai orang yang mengandung sifat baru.
077. Keinginan baru, kodrat, irodat, samak, basar dan
ngaliman )’aliman). Betul-betul terasa amat berat di alam kematian ini. Panca
pranawa kudus, yaitu lima penerangan suci, semua sifat saya, baik yang dalam
maupun yang luar, tidak ada yang saya semuanya iti berwujud najis, kotor dan
akan menjadi racun. Beraneka ragam terdapat tersebut dalam alam kematian ini.
Di dunia kematian, manusia terikat oleh panca indera, menggunakan keinginan
hidup, yang dua puluh sifatnya, sehingga saya hampir tergila-gila dalam dan
kematian ini.
078. Hidup itu bersifat baru dan dilengkapi dengan panca
indera. Panca indera ini merupakan barang pinjaman, yang jika sudah diminta
oleh yang mempunyai, akan menjadi tanah dan membusuk, hancur lebur bersifat
najis, oleh karena itu panca indera tidak dapat dipakai sebagai pedoman hidup.
Demikian pula budi, pikiran, angan-angan dan kesadaran, berasal dari panca
indera, tidak dapat dipakai sebagai pandangan hidup. Akal dapat menjadi gila,
sedih, bingung, lupa, tidur dan sering kali tidak jujur. Akal itu pula yang
siang malam mengajak kita berbuat dengki, bahkan merusak kebahagian orang lain.
Dengki juga akan menimbulkal kejahatan, kesombongan yang pada akhirnya membawa
manusia ke dalam kenistaan dan menodai citranya. Kalau sudah samapai sedemikian
parahnya manuasia biasanya baru menyesali perbuatannya.
079. Apakah tidak tahu bahwa penampilan bentuk daging, urat,
sungsum, bisa merusak dan bagaimana cara anda memperbaikinya. Biarpun
bersembahyang seribu kali tiap harinya akhirnya mati juga. Meskipun badan anda,
anda tutupi akhirnya kena debu juga. Tetapi jika penampilan bentuknya seperti
Tuhan, apakah para wali dapat membawa pulang dagingnya, saya rasa tidak dapat.
Alam semesta ini adalah baru. Tuhan tidak akan membentuk dunia ini dua kali dan
juga tidak akan membuat tatanan baru.
080. mayat-mayat berkeliaran kemana-mana, ke Utara dan ke
Timur, mencari makan dan sandang yang bagus dan permata serta perhiasan yang
berkilauan, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah mayat-mayat belaka. Yang naik
kereta, dokar atau bendi itu juga mayat, meskipun seringkali ia berwatak keji
terhadap sesamanya.
081. Orang yang dihadapi oleh hamba sahayanya, duduk di
kursi, kaya raya, mempunyai tanah dan rumah yang mewah, mereka sangat senang
dan bangga. Apakah ia tidak tahu, bahwa semua benda yang terdapat di dunia akan
musnah menjadi tanah. Meskipun demikia ia bersifat sombong lagi congkak. Oh,
berbelas kasihan saya kepadanya. Ia tidak tahu akan sifat-sifat dan citra
dirinya sebagai mayat. Ia merasa dirinya yang paling cukup pandai.
082. Di alam kematian ada surga dan neraka, dijumpai untung
serta sial. Keadaan di dunia seperti ini menurut Syekh Siti Jenar, sesuai
dengan dalil Samarakandi ”al mayit pikruhi fayajitu kabilahu” artinya
Sesungguhnya orang yang mati, menemukan jiwa raga dan memperoleh pahala surga
serta neraka.
083. ”Keadaan itulah yang dialami manusia sekarang” demikian
pendapat Syekh Siti Jenar, yang pada akhirnya Siti Jenar siang malam berusaha
untuk mensucikan budi serta menguasai ilmu luhur dengan kemuliaan jiwa.
084. Di alam kematian terdapat surga dan neraka, yakni
bertemu dengan kebahagian dan kecelakaan, dipenuhi oleh hamparan keduniawian.
Ini cocok dengan dalil Samarakandianalmayit pikutri, wayajidu katibahu.
Sesungguhnya orang mati itu akan mendapatkan raga bangkainya, terkena pahala
surga serta neraka.
085. Surga neraka tidaklah kekal dan dapat lebur, ataupun
letaknya hanya dalam rasa hati masing-masing pribadi, senang puas itulah surga,
adapun neraka ialah jengkel, kecewa dalam hati. Bahwa surga neraka terdapat dia
akhirat. Itulah hal yang semata khayal tidak termakan akal.
086. Sesungguhnya, meurut ajaran Islam pun, surga dan neraka
itu tidak kekal. Yang menganggap kekal surga neraka itu adalah kalangan awam.
Sesungguhnya mereka berdua wajib rusak dan binasa. Hanya Allah Dzat yang wajib
abadi, kekal, langgeng, dan azali.
087. Sesungguhnya, tempat kebahagian dan kemulian yang
disebut swarga oleh orang-orang Hindu-Budha, di dalam Islam disebut dengan nama
Jannah (taman), yang bermakna tempat sangat menyenangkan yang di dalamnya hanya
terdapat kebahagian dan kegembiraan. Hampir mirip dengan swarga yang dikenal di
dalam Syiwa-Budha, di dalam Islam dikenal ada tujuh surga besar yang disebut
’alailliyyin,al-Firdaus, al-Adn, an-Na’im, al-Khuld, al-Mawa, dan Darussalam.
Di surga-surga itulah amalan orang-orang yang baik ditempatkan sesuai amal
ibadahnya selam hidup di dunia.
088. Sementara itu, tidak berbeda dengan ajaran Syiwa-Budha
yang meyakini adanya Alam Bawah, yaitu neraka yang bertingkat-tingkat dan
jumlahnya sebanyak jenis siksaan, Islam pun mengajarkan demikian. Jika dalam ajaran
Syiwa-Budha dikenal ada tujuh neraka besar yaitu,Sutala, Wtala, Talata,
Mahatala, Satala, Atala, dan Patala. Maka dalam Islam juga dikenal tingkatan
neraka yaitu, Jahannam, Huthama, Hawiyah, Saqar, Jahim, dal Wail.
089. Sebetulnya yang disebut awal dan akhir itu berda dalam
cipta kita pribadi, seumpama jasad di dalam kehidupan ini sebelum dilengkapi
dengan perabot lengkap, seperti umur 60 tahun, disitu masih disebut sebagai
awal, maka disebut masyriq (timur) yang maknanya mengangkat atau awal penetapan
manusia, serta genapnya hidup.
090. Yang saya sebut Maghrib (Barat) itu penghabisan,
maksudnya saat penghabisan mendekati akhir, maksudnya setelah melali segala
hidup di dunia. Maka, sejatinya awal itu memulai, akhir mengakhiri. Jika memang
bukan adanya zaman alam dunia atau zaman akhirat, itu semua masih dalam keadaan
hidup semua.
091. Untuk keadaan kematian saya sebut akhirat, hanyalah
bentuk dari bergantinya keadaan saja. Adapun sesungguhnya mati itu juga kiamat.
Kiamat itu perkumpulan, mati itu roh, jadi semua roh itu kalau sudah menjadi
satu hanya tinggal kesempurnaannya saja.
092. Moksanya roh saya sebut mati, karena dari roh itu
terwujud keberadaan Dzat semua, letaknya kesempurnaan roh itu adalah musnahnya
Dzat. Akan tetapi bagi penerapan ma’rifat hanya yang waspada dan tepat yang
bisa menerapkan aturannya. Disamping semua itu, sesungguhnya semuanya juga
hanya akan kembali kepada asalnya masing-masing.
093. Ketahuilah, bahwa surga dan neraka itu dua wujud,
terjadinya dari keadaan, wujud makhluk itu dari kejadian. Surga dan neraka
sekarang sudah tampak, terbentuk oleh kejadian yang nyata.
094. Saya berikan kiasan sebagai tanda bukti adanya surga,
sekarang ini sama sekali berdasarkan wujud dan kejadian di dunia. Surga yang
luhur itu terletak dalam perasaan hati yang senang. Tidak kurang orang duduk
dalam kereta yang bagus merasa sedih bahkan menangis tersedu-sedu, sedang
seorang pedagang keliling berjalan kaki sambil memikul barang dangangannya
menyanyi sepanjang jalan. Ia menyanyikan berbagai macam lagu dengan suara yang
terdengar mengalun merdu, sekalipun ia memikul, menggendong, menjinjing atau
menyunggi barang dagangannya pergi ke Semarang. Ia itu menemukan surganya,
karena merasa senang dan bahagia. Ia tidur di rumah penginapan umum, berbantal kayu
sebagai kalang kepala, dikerumuni serangga penghisap darah, tetapi ia dapat
tidur nyenyak.
095. Orang disurga segala macam barang serba ada, kalau
ingin bepergian serba enak, karena kereta bendi tersedia untuk mondar-mandir
kemana saja. Tetapi apabila nerakanya datang, menangislah ia bersama istri atau
suaminya dan anak-anaknya.
096. Manusia yang sejati itu ialah yang mempunyai hak dan
kekuasaan Tuhan yang Maha Kuasa, serta mandiri diri pribadi. Sebagai hamba ia
menjadi sukma, sedang Hyang Sukma menjadi nyawa. Hilangnya nyawa bersatu padu
dengan hampa dan kehampaan ini meliputi alam semesta.
097. Adanya Allah karena dzikir, sebab dengan berdzikir
orang menjadi tidak tahu akan adanya Dzat dan sifat-sifatnya. Nama untuk
menyebut Hyang Manon, yaitu Yang Maha Tahu, menyatukan diri hingga lenyap dan
terasa dalam pribadi. Ya dia ya saya. Maka dalam hati timbul gagagasan, bahwa
ia yang berdzikir menjadi Dzat yang mulia. Dalam alam kelanggengan yang masih
di dunia ini, dimanapun sama saja, hanya manusia yang ada. Allah yang dirasakan
adanya waktu orang berdzikir, tidak ada, jadi gagasan yang palsu, sebab pada
hakikatnya adanya Allah yang demikian itu hanya karena nama saja.
098. Manusia yang melebihi sesamanya, memiliki dua puluh
sifat, sehingga dalam hal ini antara agama Hindu-Budha Jawa dan Islam sudah
campur. Di samping itu roh dan nama sudah bersatu. Jadi tiada kesukaran lagi
mengerti akan hal ini dan semua sangat mudah dipahami.
099. Manusia hidup dalam alam dunia ini hanya mengadapai dua
masalah yang saling berpasangan, yaitu baik buruk berpasangan dengan kamu,
hidup berjodoh dengan mati, Tuhan berhadapan dengan hambanya.
100. Orang hidup tiada mersakan ajal, orang berbuat baik
tiada merasakan berbuat buruk dan jiwa luhur tiada bertempat tinggal.
Demikianlah pengetahuan yang bijaksana, yang meliputi cakrawala kehidupan, yang
tiada berusaha mencari kemuliaan kematian, hidup terserah kehendak
masing-masing.
101. Keadaan hidup itu berupa bumi, angkasa, samudra dan
gunung seisinya, semua yang tumbuh di dunia, udara dan angin yang tersebar di
mana-mana, matahari dan bulan menyusup di langit dan keberadaan manusia sebagai
yang terutama.
102. Allah bukan johor manik, yaitu ratna mutu manikam,
bukan jenazah dan rahasia yang gaib. Syahadat itu kepalsuan.
103. akhirat di dunia ini tempatnya. Hidup dan matipun hanya
didunia ini.
104. Bayi itu berasal dari desakan. Setelah menjadi tua
menuruti kawan. Karena terbiasa waktu kanak-kanak berkumpul dengan anak,
setelah tua berkumpul dengan orang tua. Berbincang-bincanglah mereka tentang
nama sunyi hampa, saling bohong membohongi, meskipun sifat-sifat dan wujud
mereka tidak diketahui.
105. Takdir itu tiada kenal mundur, sebab semuanya itu ada
dalam kekuasaan Yang Murba Wasesa yang menguasai segala kejadian.
106. Orang mati tidak akan merasakan sakit, yang merasakan
sakit itu hidup yang masih mandiri dalam raga. Apabila jiwa saya telah melakukan
tugasnya, maka dia akan kembali ke alam aning anung, alam yang tentram bahagia,
aman damai dan abadi. Oleh karena itu saya tidak takut akan bahaya apapun.
107. Menurut pendapat saya. Yang disebut ilmu itu ialah
segala sesuatu yang tidak kelihatan oleh mata.
108. Mana ada Hyang Maha Suci? Baik di dunia maupun di
akhirat sunyi. Yang ada saya pribadi. Sesungguhnya besok saya hidup seorang
diri tanpa kawan yang menemani. Disitulah Dzatullah mesra bersatu menjadi saya.
109. Karena saya di dunia ini mati, luar dlam saya sekarang
ini, yang di dalam hidupku besok, yang di luar kematianku sekarang.
111. Tiada bimbang akan manunggalnya sukma, sukma dalam
kehingan, tersimpan dati sanubari, terbukalah tirai, tak lain antara sadar dan
tidur, ibarat kaluar dari mimpi, menyusupi rasa jati.
112. Manusia tidak boleh memiliki daya atau keinginan yang
buruk dan jelek.
113. Manusia tidak boleh berbohong.
114. Manusia tidak boleh mengeluarkan suara yang jorok,
buruk, saru, tidak enak didengar, dan menyakiti orang lain.
115. Manusia tidak boleh memakan daging (hewan darat, udara
ataupun air).
116. Manusia tidak boleh memakan nasi kecuali yang terbuat
dari bahan jagung.
117. Manusia tidak boleh mengkhianati terhadap sesama
manusia.
118. manusia tidak boleh meminum air yang tidak mengalir.
119. Manusia tidak boleh membuat dengki dan iri hari.
120. Manusia tidak boleh membuat fitnah.
121. Manusia tidak boleh membunuh seluruh isi jagad.
122. manusia tidak boleh memakan ikan atau daging dari hewan
yang rusuh, tidak patut, tidak bersisik, atau tidak berbulu.
123. Bila jiwa badan lenyap, orang menemukan kehidupan dalam
sukma yang sungguh nyata dan tanpa bandingan. Ia dapat diumpamakan dengan
isinya buah kamumu. Pramana menampilkannya manunggal dengan asalnya dan
dilahirkan olehnya.
124. tetapi yang kau lihat, yang nampaknya sebagai sebuah
boneka penuh mutiara bercahaya indah, yang memancarkan sinar-sinar
bernyala-nyala, itu dinamakan pramana. Pramana itu kehidupan badan. Ia
manunggal dengan badan, tetapi tidak ambail bagian dalam suka dan dukanya. Ia
berada di dalam badan.
125. Tanpa turut tidur dan makan tanpa menderita kesakitan
atau kelaparan. Bila ia terpisah dari badan, maka badan ikut tertinggal tanpa
daya, lemah. Pramana itulah yang mampu mengemban rasa, karena ia dihidupi oleh
sukma. Kepadanya diberi anugrah mengemban kehidupan yang dipandang sebagai
rahasia rasa nya Dzat.
126. Penggosokan terjadi karena digerakkan oleh agin. Dari
kayu yang menjadi panas muncullah asap, kemudian api. Api maupun asap keluar
dari kayu. Perhatikanlah saat permulaan segala sesuatu, segala yang dapat
diraba dengan panca indera, keluar dari yang tidak kelihatan tersembunya…..
127. Ada orang yang menyepi dipantai. Mereka melakukan
konsentrasi di tepi laut. Buka dua hal yang mereka pikirkan. Hanya Pencipta
semesta alam yang menjdai pusat perhatiannya. Karena kecewa belum dapat
berjumpa dengan-Nya, maka mereka lupa makan dan tidur.
128. Badan jasmani disebut cermin lahir, karena merupakan
cermin jauh dari apa yang dicari dalam mencerminkan wajah dia yan ber-paes.
Cermin batin jauh lebih dekat.
129. Siang malam terus menerus mereka lakukan shalat. Dengan
tiada hentinya terdengarlah pujian dan dzikir mereka. Dan kadang mereka mencari
tempat lain dan melakukan konsentrasi di kesunyian hutan. Luar biasalah usaha
mereka, hanya Penciptalahyang menjadi pusat pandangannya.
130. Badan cacat kita cela, keutamaan kerendahan hati kita
puji, tetapi keadaan kita ialah digerakkan dan didorong olek sukma. Tetapi
sukma tidak tampak, yang nampak hanya adan.
131. Cermin batin itu bukanlah cermin yang dipakai
orang-orang biasa. Cermin ini sangat istemewa, karena mendekati kenyataan. Bila
kau mengetahui badan yang sejati itulah yang dinamakan kematian terpilih.
132. Bila engkau melihat badanmu, Aku turut dilihat … Bila
kau tidak memandang dirimu begitu, kau sungguh tersesat.
133. Sukma tidak jauh dari pribadi. Ia tinggal di tempat itu
jua. Ia jauh kalau dipandang jauh, tetapi dekat kalau dianggap dekat. Ia tidak
kelihatan, karean antara Dia dan manusia terdapat kekuadaan-Nya yang meresapi
segala-galanya.
134. Hyang Sukma Purba menyembunyikan Diri terhadap
peglihatan, sehingga ia lenyap sama sekali dan tak dapat dilihat. Kontemplasi
terhadap Dia yang benar lenyap dan berhenti. Jalan untuk menemukan-Nya dilacak
kembali dari puncak gunung.
135. Tetapi Hyang Sukma sendiri tidak dapat dilihat. Cepat
orang turun dari gunung dan dengan seksama orang melihat ke kiri ke kanan.
Namun Dia tidak ditemukan, hati orang itu berlalu penuh duka cita dan
kerinduan.
136. Hendaklah waspada terhadap penghayatan roroning
atunggil agar tiada ragu terhadap bersatunya sukma, pengahayatan ini terbuka di
dalam penyepian, tersimpan di dalam kalbu. Adapun proses terungkapnya tabir
penutup alam gaib, laksana terlintasnya dlam kantuk bagi orang yang sedang
mengantuk. Penghayatan gaib itu datang laksana lintasan mimpi. Sesungguhnya
orang yang telah menghayati semacam itu berarti telah menerima anugrah Tuhan.
Kembali ke alam sunyi. Tiada menghiraukan kesenangan duniawi. Yang Maha Kuasa
telah mencakup pada dirinya. Dia telah kembali ke asal mulanya…..
137. Mati raga orang-orang ulama yang mengundurkan diri di
dalam kesunyian hutan ialah hanya memperhatikan yang satu itu tanpa membiarkan
pandangan mereka menyinpang. Mereka tidak menghiraukan kesukaran tempat tinggal
mereka hanya Dialah yang melindungi badan hidup mereka yang diperlihatkan. Tak
ada sesuatu yang lain yang mereka pandang, hanya Sang Penciptalah yang mereka
perhatikan.
138. Yang menciptakan mengemudi dunia adalah tanpa rupa atau
suara. Kalbu manusia yang dipandang sebagai wisma-Nya. Carilah Dia dengan
sungguh-sungguh, jangan sampai pandanganmu terbelah menjadi dua. Peliharalah
baik-baik iman kepercayaanmu dan tolaklah hawa nafsumu.
139. Bila kau masih menyembah dan memuji Tuhan dengan cara
biasa, kau baru memiliki pengetahuan yang kurang sempurna. Jangan terseyum
seolah-olah kau sudah mengerti, bila kau belum mengetahui ilmu sejati. Itu
semua hanya berupa tutur kata. Adapun kebenaran sejati ialah meninggalkan
sembah dan pujian yang diungkapkan dengan kata-kata.
140. Sembah dan puji sempurna ialah tidak memandang lagi
adanya Tuhan, serta mengenai adanya sendiri tidak lagi dipandang. Papan tulis
dan tulisan sudah lebur, kualitas tak ada lagi. Adamu tak dapat diubah. Lalu
apa yang masih mau dipandang. Tiadak ada lagi sesuatu. Maklumilah.
Petuah kuno tentang “ilmu”
Pupuh Sinom yang diambil dari serat Wédhatama karya KGPA
Mangkunegara IV sebuah petuah tentang ilmu…… (nanti secara lengkap dan bertahap
akan saya lengkapi dengan pupuh yang lain), petuah tentang ilmu tersebut
dituliskan bersama terjemahan bebasnya kurang lebih berbunyi seperti ini :
Pupuh Pucung
1.
Ngelmu iku
Kalakone kanthi laku
Lekase lawan kas
Tegese kas nyantosani
Setya budya pangekese dur angkara
…………. diartikan secara bebas
Ilmu itu didapatnya berdasarkan mencari dan berusaha,
Karena sebuah proses itu yang menciptakan kekuatan dari
ilmu….
Sebab sebuah proses itu dapat menghilangkan keangkara
murkaan terhadap penguasaan ilmu tersebut
2.
Angkara gung
Neng angga-anggung gumulung
Gogolonganira
Tri loka lekere kongsi
Yen den umbar ambabar dadi rubeda
…………. diartikan secara bebas
Sebuah keserakahan itu sifatnya merasa selalu kurang, sekali
terlibat akan terus membesar sampai sampai menutup semua hal… pikiran, perasaan
dan harapan tertutupi dengan keserakahan, apabila diterus teruskan akan
menyebabkan sebuah permasalahan yang sangat besar
3.
Beda lamun
Wus sengsem rehing asamun
Semune ngaksama
Sesamane bangsa sisip
Sarwa sareh saking mardi martotama
…………. diartikan secara bebas
Berbeda dengan yang telah berpengalaman dalam hal proses…
Selalu memahami dan menimbang nimbang segala hal dengan
baik, selalu memperhatikan dengan seksama tentang segala hal, selalu sabar dan
menjaga agar tidak lepas dari sebuah jalan keutamaan
4.
Taman limut
Durgameng tyas kang weh limput
Kerem ing karamat
Karana karoban ing sih
Sihing suksma ngrebda saardi gengira
…………. diartikan secara bebas
Bila terkena sebuah perasaan senang yang berlebihan, kadang
mengalami perasaan lupa, sebab sebuah ilmu itu pada dasarnya menyenangkan
(dapat mempermudah segala hal)
Akan tetapi karena memperhatikan dengan seksama, cermat
disertai rasa cinta pada sesama mahluk, maka perasaan senang yang berlebihan
itu dapat dikendalikan
5.
Yeku patut
Timulad-tulad timurut
Sapituduhira
Aja kaya jaman mangkin
Keh pra mudha mundhi dhiri rapal makna
…………. diartikan secara bebas
Yaitu yang harus dijadikan contoh dan ditiru semua orang
yang mempelajari ilmu seperti anda, jangan seperti jaman sekarang… banyak
pemuda pemudi yang hanya membaca segala hal kemudian tanpa diselami dan
dipahami tetapi sudah dipercaya (bahasa keren nya “textbooks thinking” gituu
hlo…)
6.
Nora weruh
Rosing rasa kang rinuruh
Lumeketing angga
Anggere padha marsudi
Kana-kene kahanane nora beda
…………. diartikan secara bebas
Tidak pernah tau sebuah perasaan rasa yang tenang (suci atau
damai) yang selalu ada dalam tubuh manusia……
Padahal, apabila mau berusaha untuk mencari, dimana saja
tetap sama tidak peduli dimana pun tempatnya…
7.
Uger lugu
Denta mrih pralebdeng kalbu
Yen Kabul kabuki
Ing drajad kajating urip
Kaya kang wus winahya sekar Sri Nata
Ada-Ada
…………. diartikan secara bebas
Asal dengan kejujuran dan ketulusan, dan niat serta semangat
yang menggelora dalam “hati” (perasaan atau jiwa)
Jika terlaksana harapan nya, ia bakalan ditinggikan drajat
hidupnya, bagai seorang raja besar yang mempunyai nama harum keseluruh penjuru
dunia
8.
Basa ngelmu
Mupakate lan panemu
Pasahe lan tapa
Yen satriya tanah Jawi
Kuna-kuna kang ginilut triprakara
…………. diartikan secara bebas
Arti kata “ngelmu” adalah keselarasan dan akal pikiran (yang
tajam)
Diperoleh dengan jalan berusaha dengan tekun dan selalu
berusaha…
Kalau manusia utama di tanah jawa di jaman kuno kuno dahulu
yang dipelajari secara terus menerus adalah tiga hal (tekad, perasaan dan
pikiran)
9.
Lila lamun
Kelangan nora gegetun
Trima yen kataman
Sak serik sameng dumadi
Tri legawa nalangsa srah ing Bathara
…………. diartikan secara bebas
Selalu iklas dikala kehilangan… kalau pun kehilangan selalu
merasa pasrah tanpa perasaan menyesal, dan tidak pernah menyesal kepada apa
yang telah terjadi…
Tidak pernah merasa benci kepada semua hal, apa pun itu….
Harus benar benar rela dan dikembalikan kepada kuasa Sang
Semesta
10.
Bathara gung
Inguger graning jajantung
Jenek Hyang Wisesa
Sana Pesenetan suci
Nora kaya si mudha mudhar angkara
…………. diartikan secara bebas
Sang Semesta yang maha segalanya, memberikan berkahnya di
dalam jantung (perasaan/hati nurani) yang benama “Hyang Wisesa” yang bercirikan
selalu suci dan selalu memberikan pertimbangan baiknya kepada manusia.
Tidak seperti yang selalu membesar besarkan segala macam
masalah
11.
Nora uwus
Karema anguwus-uwus
Uwose tan ana
Mung janjine muring-muring
Kaya buta buteng betah nganiaya
…………. diartikan secara bebas
Tidak seperti yang selalu yang berbicara tidak benar dan
tidak terbukti, selalu mengumbar janji kosong dan selalu marah marah seperti
raksasa (ke-angkara murkaan) ngawur yang selalu menyiksa…
12.
Sakeh luput
Ing angga tansah linimput
Linimpet ing sabda
Narka tan ana udani
Lumuh ala hardane ginawe gada
…………. diartikan secara bebas
Semua kesalahan dalam seluruh tubuh dijadikan satu, di
utarakan lewat kata kata dengan harapan tidak akan bisa dibantah, semua
kesalahan lawan bicara di jadikan senjata balik memukul lawan.
13.
Durung punjul
Kasusu kaselak jujul
Kaseselan hawa
Cupet kapepetan pamrih
Tangeh nedya anggambuh mring Hyang Wisesa
…………. diartikan secara bebas
Belum cukup kemampuan, ingin cepat cepat terlihat pandai,
terdorong hawa napsu menjadikan sempit pemikiran, hanya karena terdorong
keinginan disanjung (pamrih).. yang seperti itu tidak akan mungkin dekat dengan
Sang Semesta.
He he he . . . Edan Tenan.
Muga Bermanfa’at.
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
Tukmudal Suber Cirebon Rabu tgl: 02/05/2012
http://putraramasejati.wordpress.com
http://wongedanbagu.blogspot.com
Post a Comment